• Berita
  • Jalan Dago Bersolek (lagi)

Jalan Dago Bersolek (lagi)

Bulan ini kabel-kabel udara di kawasan Dago ditargetkan sudah selesai ditanam di bawah tanah.

Jalur sepeda di Dago (Ir. H. Djuanda), Bandung, Selasa (14/12/2021)). Dago merupakan kawasan yang terus bersolek, miliaran APBD mengalir di jalur wisata ini. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana22 Februari 2022


BandungBergerak.idPemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperindah Jalan Ir H Djuanda atau Jalan Dago. Yang terbaru, jalur parisiwasa ini ditargetkan tidak akan memiliki kabel-kabel yang melintang di udara. Sasaran pertama adalah kabel-kabel telekomunikasi atau fiber optic. Ke depan, kabel-kabel listrik PLN pun inginnya ditanam di bawah tanah.

Sebelumnya, kawasan Dago banyak mengalami proyek penataan atau pemeliharaan. Menurut Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung, sedikitnya Jalan Dago sudah mengalami 17 kali lelang pemeliharaan antara 2013 hingga 2021 dengan nilai ratusan juta Rupiah hingga miliaran Rupiah.

Mengenai proyek penataan kabel udara, ke depannya tidak hanya untuk kawasan Dago semata. Pemkot Bandung menargetkan 13 ruas jalan di Kota Bandung yang kabel-kabel udaranya akan dibenahi. Khusus Jalan Dago, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, memastikan tidak ada kabel melintang pada Februari 2022 ini.

"Ini (kabel) masuk kepada fasilitas mainhole yang sudah disiapkan. Kita 25 Februari nanti penanganan penurunan kabel tiang. Mulai dari Simpang Dago sampai perempatan Jalan Martadinata (Jalan Riau) harus selesai," kata, Ema Sumarna, dalam siaran pers Jumat (18/2/2022).

Menurut Ema, pemindahan kabel udara ke bawah tanah merupakan bagian dari memberikan rasa aman kepada warga. Selain itu, pemindahan kabel merupakan upaya Pemkot Bandung mempercantik kota.

Penataan kabel di kawasan Dago secara simbolis dilakukan oleh Plt. Wali Kota Bandung Yana Mulyana, tepatnya di depan Taman Radio dan Taman Cikapayang. Selanjutnya, penataan akan dilakukan di ruas Jalan Riau atau Jalan LLRE Martadinata sampai Jalan Ahmad Yani.

Menyusul kemudian ruas jalan lain yaitu Jalan Sudirman, Wastukencana, jalan Purnawarman ke Jalan Sumatera, daerah Cibaduyut, Jalan Otista dan juga Jalan Soekarno Hatta.

“Yang jelas ada 13 ruas jalan. Sesuai arahan Pak Plt. Wali Kota, tentunya kami akan melanjutkan perpanjangan pembangunan manhole, di antaranya Jalan Merdeka ke Jalan Tamblong. Sudah ada Perwal penugasan ke PT. BII, apakah nanti akan ditindaklanjuti,” jelas Ema.

Ditargetkan pada 2023, Pemkot Bandung akan mengupayakan pembangunan jalur kabel bawah tanah lebih banyak lagi di ruas jalan di Kota Bandung.

“Harapannya dalam kondisi yang ideal, seluruh wilayah Kota Bandung sudah tidak ada lagi kabel-kabel yang berseliweran. Karena semua sudah masuk ke dalam manhole. Sehingga ini akan menambah estetika keindahan kota,” ucapnya.

Baca Juga: Jalan Dago Kembali Bertabur APBD, Sementara Jalur Sepeda Menghilang
Di Puncak Pandemi, Pemkot Bandung Gulirkan Lelang Smart Camera Senilai 3 Miliar Rupiah
Seribu Proyek di Jalan Dago

Jalan Dago

Bukan kali ini saja Jalan Dago mendapatkan penataan. Jika menengok situs LPSE Kota Bandung, untaian proyek penataan dan pemeliharaan dengan dana bersumber dari APBD Kota Bandung mengalir di jalan yang menghubungkan Kota Bandung dan Kawasan Bandung Utara itu.

Sebelum mengalami penataan kabel, Pemkot Bandung telah melakukan sejumlah pemeliharaan di kawasan Dago. Misalnya pada 30 April 2021, LPSE Kota Bandung mencatat nilai proyek pemeliharaan Jalan Dago segmen Cikapayang hingga Simpang Dago senilai 5,37 miliar Rupiah. LPSE Kota Bandung juga mencatat tiga tender serupa pada tanggal yang sama, yakni proyek perbaikan dengan nilai kontrak sekitar 824 juta Rupiah.

Bahkan pemeliharan jalan yang dilakukan pada awal Desember 2021 telah menghilangkan jalur khusus sepeda. Pada masanya, pembuatan jalur sepeda di beberapa ruas jalan sempat menjadi kebanggaan Pemkot Bandung dalam mendukung pengurangan kendaraan dengan bahan bakar BBM yang tidak ramah lingkungan.

Sementara itu, banyak jalan lain di Bandung yang membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan, entah itu PJU atau sistem penerangannya, jalan berlubang, drainase, dan sebagainya. Walaupun jalan-jalan tersebut bukan jalur wisata seperti Jalan Dago.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//