AGENDA BANDUNG: Membedah Pemikiran Asmara Hadi, Rabu, 20 April 2022
Asmara Hadi merupakan sosok yang dekat dengan Sukarno selama dibuang ke Ende, Bengkulu. Ia yang menulis Pancasila.
Penulis Iman Herdiana14 April 2022
BandungBergerak.id - Bagi sebagian orang, Asmara Hadi seperti tokoh tersembunyi yang tiba-tiba saja muncul sebagai penggali nilai-nilai Pancasila. Namanya terasa asing dibandingkan tokoh perjuangan kemerdekaan lainnya. Padahal Asmara Hadi merupakan murid Sukarno dan turut berjuang merintis kemerdekaan Indonesia.
Untuk mengenal sosok dan pemikiran Asmara Hadi ini, Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Katolik Parahyangan bersama Yayasan Ibu Inggit Garnasih Bandung dan Bandung Bergerak menggelar Sekolah Pancasila 1: Menggali Pemikiran Asmara Hadi tentang Pancasila, Rabu, 20 April, mendatang.
Kelas ini menghadirkan pembicara Tito Zeni Asmara Hadi (anak Asmara Hadi atau cucu Inggit Garnasih) dari Yayasan Ibu Inggit Garnasih, Sylvester Kanisus Laku (dosen Unpar), Tri Joko Her Riadi (BandungBergerak.id), dengan moderator Edy Syah Putra Sihombing (dosen Unpar).
Acara akan berlangsung luring dan daring pukul 15.00-19.00 WIB di Ruang Mgr. Geisse Lecture Theater FISIP Unpar. Link pendaftaran Sekolah Pancasila dapat diakses melalui http://bitly.ws/pLDf. Sementara peserta online bisa mengakses Zoom Meeting http://bitly.ws/pZ6n.
Baca Juga: Wolff Schoemaker Perias Wajah Kota Bandung
DATA BICARA: Kota Bandung Semakin Panas, Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sulit Ditambah
Mahasiswa Bandung Kembali Turun ke Jalan
Pemikiran Asmara Hadi Belum Banyak Terungkap
Diskusi Sekolah Pancasila sebagai respons terhadap terbitnya buku Asmara Hadi bertajuk Tentang Pancasila yang diterbitkan Yayasan Ibu Inggit Garnasih. Gatot Gunawan, salah satu pegiat sejarah yang turut mendukung lahirnya buku Asmara Hadi, mengatakan bahwa buku ini menjadi referensi penting tentang Pancasila.
Terbitnya buku Tentang Pancasila diharapkan semakin mengenalkan nama Asmara Hadi yang berjasa dalam penggalian dan perumusan nilai-nilai Pancasila. Selama ini, kata Gatot, belum banyak pihak yang memperkenalkan sosok Asmara Hadi maupun pemikirannya. Karya-karya tulis Asmara Hadi juga belum banyak dipublikasikan.
“Ketika saya bertemu dan ngobrol dengan keluarga, mereka belum pernah menerbitkan karya Asmara Hadi. Jadi buku ini kesempatan bagus buat referensi masyarakat maupun mahasiswa yang ingin menggali Pancasila berdasarkan pemikiran Asmara Hadi,” terang Gatot.
Gatot menyebut Asmara Hadi ibarat tokoh sejarah yang tersembunyi. Namun banyak tokoh sejarah yang mengakui peran Asmara Hadi dalam penggalian Pancasila, seperti Ki Hadjar Dewantara, Mr Sunaryo, Mr. Sumanang, dan Soediro, Anwar Tjokroaminoto, dan sebagainya.
Tokoh-tokoh tersebut mempercayakan kepada Asmara Hadi untuk menggali nilai-nilai Pancasila. Menurut keluarga, kata Gatot, kepercayaan itu diberikan karena secara historis Asmara Hadi punya kedekatan emosional dengan Sukarno.
“Asmara Hadi ikut ke Ende, Bengkulu, ketika Sukarno diasingkan. Menjadi partner diskusi Sukarno di Ende tentang Pancasila itu. Akhirnya tokoh-tokoh tersebut mempercayakan penulisan Pancasila kepada Asmara Hadi,” terang Gatot.