• Buku
  • BUKU BANDUNG #42: Komik Katumbiri Regenboog (Jilid I)

BUKU BANDUNG #42: Komik Katumbiri Regenboog (Jilid I)

Di Belanda, Ganesha bertemu dengan Amelia. Ia disuruh profesor meneliti suatu jembatan di Dago. Dari situ, ia terlempar ke masa lalu di zaman kompeni Belanda.

Komik Katumbiri Regenboog (jilid-1), karya Yaya Riyadin (Penerbit Grafiti Indah Karya, Februari 2022). Komik Katumbiri menceritakan sejarah bandung versi komik. (Foto: Hernadi Tanzil )

Penulis Hernadi Tanzil5 Juni 2022


BandungBergerak.idBuku ini adalah sebuah novel grafis/komik berlatar Bandung di masa kini dan di awal abad ke 20. Berkisah tentang seorang tokoh bernama Ganesha, lulusan ITB yang kemudian meneruskan studi Hidrologi (ilmu tentang air) di Ihe-Delf, Belanda. 

Di Belanda Ganesha bertemu dengan Amelia yang berasal dari Bandung juga. Saat bersepeda bersama Amelia untuk berkunjung ke rumah seorang profesor yang mendalami sejarah Bandung mereka diserang oleh komplotan Laurens van Hauvel yang sangat terobsesi dengan Amelia. Obsesi terhadap wanita Indonesia yang diwariskan kakek buyutnya yang pernah tinggal di Priangan di zaman pemerintahan kolonial Belanda.

Berkat keahliannya dalam ilmu bela diri pencak silat, Ganesha berhasil mengalahkan komplotan Laurens van Hauvell. Ganesha dan Amelia melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan sang profesor. Di rumah sang profesor, Ganesha mendapat tugas untuk meneliti jembatan Cimalati di kampung Pasirmelati, wilayah Ciburial, yang dibangun pada awal abad 20 yang secara teknis melebihi zamannya.

Sejarah mencatat jembatan tersebut dibuat oleh seorang pribumi muda bernama Putra Martanegara. Dari mana sang insinyur bumiputra memiliki keahlian seperti itu? Pertanyaan besar karena di masa itu di Hindia belum ada sekolah teknik. Techinische Hoogeschool/ITB baru diresmikan tahun 1920.

Saat pulang ke Bandung, Ganesha segera mencari data tentang jembatan Cimalati di Dago Pakar. Saat itulah Ganesha terlempar ke masa lalu, ke zaman Kolonial Belanda tahun 1915, terlibat konflik dan asmara dengan gadis setempat. 

Komik berlatar sejarah ini dibuat dengan sangat menarik, lewat panel-panel gambarnya pembaca diajak bertamasya mulai dari suasana kota Delf, Belanda, Bandung masa kini hingga wilayah Bandung utara di tahun 1915 yang di masa itu masih berupa desa kecil dengan hutan-hutannya yang rimbun. 

Untuk mengurangi ketegangan dari kisahnya, penulis menghadirkan sosok-sosok wajah yang mirip dengan aktor terkenal, setidaknya saya menemukan wajah Chou Yun Fat, Klaus Kinsky, Leonardo de Caprio, dll, di komik ini.

Baca Juga: BUKU BANDUNG #39: Pernak-pernik Ramadan dalam Ingatan Haryoto Kunto
BUKU BANDUNG #40: Riwayat Sarekat Islam Bandung 1912-1916
BUKU BANDUNG #41: Bandoeng Waktoe Itoe

Komik Katumbiri Regenboog (jilid-1), karya Yaya Riyadin (Penerbit Grafiti Indah Karya, Februari 2022).  Komik Katumbiri menceritakan sejarah bandung versi komik. (Foto: Hernadi Tanzil )
Komik Katumbiri Regenboog (jilid-1), karya Yaya Riyadin (Penerbit Grafiti Indah Karya, Februari 2022). Komik Katumbiri menceritakan sejarah bandung versi komik. (Foto: Hernadi Tanzil )

Menghadirkan Sejarah Bandung

Dari segi gambar, sebagai orang yang jarang membaca komik dan bukan pemerhati komik saya sangat puas menikmatinya. Gambar dan arsiran hitam putih dalam komik ini begitu memukau dan hidup. Setiap gambar dibuat dengan sangat detail sehingga pembaca dapat lebih menjiwai keseruan kisah dalam komik ini. Cukup bagi saya untuk menikmati gambar-gambarnya dalam sekali baca. Ketika saya menyelesaikan buku ini saya langsung tergerak untuk membaca ulang sambil mengamati gambar-gambarnya satu persatu dengan lebih detail lagi. Semakin saya amati semakin kagum saya dibuatnya.

Dari segi alur kisah, komik ini menarik bagi yang suka sejarah karena penulis melatarkan kisahnya dalam balutan sejarah Bandung di masa kolonial yang dihiasi dengan kisah seru petualangan Gansesha baik di masa kini maupun di masa lalu, menghadapi orang-orang yang tidak senang dengan pertemanannya dengan teman wanitanya. Selain itu kisah dalam komik ini juga beririsan dengan kisah tenggelamnya kapal Titanic dan Mata Hari, mata-mata lagendaris Belanda yang pernah tinggal di Jawa di masa kolonial.

Satu hal yang agak mengganjal bagi saya adalah ketika Ganesha terlempar ke masa lalu. Dikisahkan Ganesha saat berada di Dago Pakar ia tertidur dan ketika ia terbangun dari tidurnya ia telah berada di masa lalu. Anehnya Ganesha merasa biasa-biasa saja ketika bangun. Tidak tergambarkan/terkisahkan keheranan Ganesha ketika ternyata dia sudah berada di satu abad yang lampau, semua terjadi dengan begitu saja. Orang-orang yang ia temui di masa lalu itu pun tidak merasa heran bertemu seorang pemuda yang berpakaian tidak seperti kebanyakan orang-orang di masa itu. 

Terlepas dari hal di atas, kehadiran komik Katumbiri ini perlu diapresiasi setinggi-tingginya dan dapat dijadikan momentum baik untuk membangkitkan kembali dunia komik tanah air.

Di laman Facebook ada banyak komentar-komentar positif terhadap komik ini. Hal ini sejalan dengan larisnya komik ini terjual. Ketika tulisan ini dibuat, saya mendapat kabar bahwa stock buku yang dicetak sebanyak 500 eks ini tinggal beberapa buah saja. Sedangkan di sebuah marketpalace di mana komik ini dijual, Katumbiri menduduki peringkat ke-4 kategori komik dewasa terlaris di mana urutan 1-3 nya adalah komik remastering Godam.

Kabarnya, jilid-2 dari komik ini akan terbit di tahun ini juga. Sepertinya di jilid-2 akan banyak menghadirkan suasana Kota Bandung di awal abad ke-20 beserta keindahan bangungan-bangunan klasiknya beserta kisah seru bagaimana akhirnya nasib Ganesha, dan apakah dia akan mengungkapkan misteri siapa Putra Martanegara sang pembangun Jembatan Cimalati yang kepintarannya dan hasil pembangunannya melebihi zamannya.

Informasi Buku

Judul: Katumbiri Regenboog (jilid-1)
Cerita & Gambar: Yaya Riyadin
Penerbit: Grafiti Indah Karya
Cetakan: I, Februari 2022
Tebal: 100 hlm, bw mate paper 120 gr
ISBN: 978-623-99414-0-6

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//