• Kampus
  • Problem Hiliriasi Hasil Riset Perguruan Tinggi, UPI Bangun TVUPI

Problem Hiliriasi Hasil Riset Perguruan Tinggi, UPI Bangun TVUPI

Di masa pagbluk Covid-19, hiliriasi hasil riset perguruan tinggi semakin mendesak.

Webinar TVUPI-Android-IOS Sebagai Layanan PJJ, E-Learning-Blended melalui Multiplatform Mitra Industri dalam Bentuk VCDLN di Ruang Rapat Gedung University Center Jalan Dr. Setiabudi No.229, Kota Bandung, Senin (10/5/2021). (Dok. UPI)

Penulis Iman Herdiana14 Mei 2021


BandungBergerak.idBanyak hasil riset universitas yang berakhir di laci arsip. Tidak terserap masyarakat, tak dimanfaatkan industri. Masalah hilirisasi hasil riset ini menjadi problem umum di kampus-kampus Indonesia. Di masa pandemi Covid-19, hiliriasi hasil riset justru semakin mendesak, di antaranya untuk menjawab kebutuhan pembelajaran jarak jauh.

Dengan latar belakang itu, saat ini Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, telah membangun TVUPI yang berusaha menyuguhkan ragam materi pembelajaran jarak jauh melalui program siarannya. Televisi belajar versi UPI ini hasil kerja sama riset dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), yaitu PT. Borsya Digital Smartindo (Bandung), PT. MSN Group (Jakarta) dan PT. Lapak Musik (Jakarta).

Deni Darmawan, Ketua Pelaksana Riset TVUPI mengatakan melalui kerja sama dengan tiga mitra DUDI ragam program telah dikembangkan dan diciptakaan dalam mendukung layanan pendidikan yang adaptif. Terutama dalam mencari solusi pembelajaran di tengah pandemi Covid-19, seperti dibahas dalam webinar Verifikasi Kelayakan Program Matching Fund atas riset dengan tema TVUPI-Android-IOS Sebagai Layanan PJJ, E-Learning-Blended melalui Multiplatform Mitra Industri dalam Bentuk VCDLN di Ruang Rapat Gedung University Center Jalan Dr. Setiabudi No.229, Kota Bandung, Senin (10/5/2021), dikutip dari laman resmi UPI, Jumat (14/5/2021).

Program TVUPI menggunakan pendekatan atau inovasi yang lahir di masa pandemi, yakni Virtual Digital Learning Nusantara (VCDLN). Deni menjelaskan, pendekatan tersebut hasil kolaborasi banyak pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, industri, perguruan tinggi, dinas pendidikan, sekolah, dosen, guru, mahasiswa dan siswa sebagai Community Digital Learning yang kreatif dan inovatif, baik sebagai pengembang konten (content developers) yang berkualitas maupun sebagai pengguna (users) dalam layanan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Televisi dipilih sebagai media utama karena teknologinya dinilai murah, dengan jangkauan yang luas dan tidak membutuhkan kuota yang mahal. Teknologi ini tinggal dibaurkan dengan teknologi virtual atau VCDLN.

"Maka TVUPI sebagai bentuk VCDLN dalam Inovasi Reka Cipta ini menjanjikan dikembangkannya layanan PJJ, e-learning, blended learning yang dapat diakses melalui Android, IOS, Streaming, Channel Satellite," terang Deni Darmawan.

Dengan demikian, tegas Deni Darmawan, diyakini program VCDLN yang dikembangkan TVUPI dapat memberi konstribusi dalam upaya memecahkan persoalan pembelajaran dan mengatasi kehilangan kesempatan belajar (learning loss) dan kecenderungan menurunnya kompetensi (deficit competencies) sebagai akibat belajar di rumah (learning from home) akibat pandemi Covid-19 yang mendera selama setahun ini.

"Sehingga tingkat akses pembelajaran bisa ditingkatkan, dan kesulitan belajar siswa, terutama jenjang Pendidikan dasar dan menengah, dapat diatasi secara sistemik melalui layanan VCDL yang dikembangkan," katanya.

Hiliriasi TVUPI diharapkan menjadi bentuk jawaban dari isu hiliriasi yang dialami perguruan tinggi. Sehingga riset-riset tidak hanya berakhir sebagai karya ilmiah dan tidak berhasil masuk ke dalam dunia industri. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Solehuddin mengatakan, UPI sejak awal sudah bergandengan tangan dengan pihak perusahaan.

"Jadi apa pun yang kita lakukan, sudah betul-betul diperhitungkan, bukan hanya hasil risetnya tetapi permasalahan hasil risetnya juga sudah dikaji bersama dengan dunia industri, akhirnya semua pihak diuntungkan, termasuk masyarakat," kata Rektor, pada kesempatan webinar tersebut.

Menurutnya, riset TVUPI yang diinisiasi oleh Deni Darmawan, Dinn Wahyudin, Yana Setiawan, Andri Suryadi, Dian Rahadian, tersebut merupakan sebuah riset yang relevan dan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) UPI 2021-2025. Hal itu bisa dilihat dari visi UPI sebagai perguruan tinggi yang berjati diri pendidikan.

Diharapkan, keberhasilan riset ini menjadi salah satu penguat eksistensi UPI dalam bidang pendidikan. Terkait inovasi, Rektor menyatakan UPI mempunyai kewajiban untuk melangkah ke depan sekalipun dalam kondisi pandemi. Pembelajaran harus tetap dilakukan sekalipun dengan menggunakan strategi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Riset ini merupakan langkah pengembangan dan penyempurnaan dari apa-apa yang universitas rencanakan dan alami.

Deni Darmawan menambahkan, di tengah kondisi pandemik Covid-19 memaksa semua pihak berusaha mencari solusi terbaik, khususnya dalam sistem layanan pembelajaran yang lebih optimal. Berbagai kebijakan, regulasi, teknologi dan strategi adaptif terus digulirkan. Ragam inovasi terus ditantang untuk mampu menghadirkan terobosan baru, tidak terkecuali dari para peneliti insan Dikti termasuk dari UPI.

Baca Juga: Peneliti UI Temukan Bukti Pelaut Indonesia Sudah Berlayar Sebelum Eropa
Pelibatan Iptek dalam Perencanaan Pembangunan Masih Minim
Mencermati Teknologi Robot yang Semakin Dekat dengan Manusia
FKUI Teliti Kesediaan Mahasiswa Kedokteran Menjadi Relawan Pandemi Covid-19
ITB Bebaskan UKT Seleksi Mandiri bagi Mahasiswa Kurang Mampu

Hasil Riset agar Dirasakan Masyarakat

Universitas Katolok Parahyangan (Unpar) mengatasi masalah hiliriasi hasil riset dengan memaksimalkan konsep pentahelix melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM). Rektor Unpar Mangadar Situmorang, mengungkapkan Unpar memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai untuk menjawab kebutuhan dan masalah yang terjadi di masyarakat.

"Kehadiran perguruan tinggi patut dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tak sekadar sebagai lembaga pendidikan tinggi. Lebih dari itu,
kontribusi UNPAR melalui jalan pentahelix diharapkan membawa dampak signifikan untuk masyarakat, khususnya di Kota Bandung dalam lingkup terdekat," kata Mangandar, saat membahas isu hiliriasi riset pendidikan tinggi di sela menerima kunjungan jajaran Harian Umum Pikiran Rakyat (PR), baru-baru ini, dikutip dari laman resmi Unpar, Jumat (14/5/2021).

Pemred Pikiran Rakyat II Hazmirullah mengungkapkan kekuatan pembangunan suatu wilayah perlu didukung oleh semua elemen. Maka konsep pentahelix, di mana unsur perguruan tinggi termasuk di dalamnya bersama media massa perlu bersatu membangun kebersamaan sesuai dengan prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjabarkan soal pentingnya pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dinilai bisa dilakukan secara pentahelix. Para akademisi melalui bidang keahliannya masing-masing dapat mengajak dan membantu masyarakat bertransformasi untuk kehidupan yang lebih baik dan berkualitas. Sinergi bersama media massa diharapkan dapat membawa hasil pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan Unpar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dihasilkan tidak hanya tertuang dalam publikasi ilmiah, hak paten, dan
sebagainya. Sudah sewajarnya hasil penelitian di Unpar dihilirisasi dan dimanfaatkan demi kepentingan publik," katanya.

Salah satu hasil penelitian yang menarik perhatian di antaranya adalah Bandung Food Smart City. Dalam penelitian tersebut dibahas soal kebijakan dan pengurangan sampah pangan hingga waste recovery sebagai upaya mengurangi sampah pangan. Menurut dia, penelitian tersebut jika dihilirisasi maka dampaknya tak hanya kepada masyarakat, tapi semua elemen yang terjalin dalam pentahelix akan menerima manfaatnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//