Unpad Sediakan Beasiswa Doktor dan Fast Track Magister-Doktor
Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan (FK Unpas) membekali mahasiswa calon dokter dengan muatan lokal Islam dan Sunda.
Penulis Iman Herdiana17 Mei 2021
BandungBergerak.id - Universitas Padjadjaran (Unpad) menyediakan beasiswa pascasarjana bagi calon mahasiswa unggul yang ingin melanjutkan studi ke Program Doktor (S3) atau Program Fast Track Magister-Doktor (S2-S3). Ada dua skema beasiswa yang ditawarkan, yaitu Beasiswa Program Doktoral Padjadjaran untuk program S3, dan Beasiswa Unggulan Pascasarjana Padjadjaran untuk program fast track Magister-Doktor.
“Kedua program ini merupakan salah satu kontribusi nyata Unpad dalam mendukung program prioritas pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia,” kata
Rektor Unpad Rina Indiastuti, melalui keterangan resminya, Senin (17/5/2021).
Pendaftaran dua program beasiswa ini dapat dilakukan melalui jalur pendaftaran Pascasarjana reguler di laman SMUP Unpad. "Calon mahasiswa nanti dapat memilih apakah akan mendaftar ke program melalui penawaran beasiswa ini atau tidak,” jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad tersebut.
Secara teknis, dua program beasiswa ini diarahkan pada pembelajaran berbasis riset. Program ini diintegrasikan dengan hibah riset internal Unpad yang diperoleh para calon promotor.
Pada tahun 2021 ini, melalui hibah riset yang dikelola Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Unpad, sebanyak 13 dosen terpilih akan menjadi promotor untuk mahasiswa penerima Beasiswa Program Doktoral Padjadjaran, serta 14 dosen terpilih akan bertindak sebagai promotor untuk mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan Pascasarjana Padjadjaran.
Beasiswa Unggulan Pascasarjana Padjadjaran sendiri mengadaptasi Program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Ditjen Dikti. Penerima beasiswa akan mendapatkan beasiswa untuk biaya pendidikan dan riset, serta biaya hidup per bulan selama satu tahun mengikuti pendidikan Magister yang dilanjutkan dengan tiga tahun pendidikan Doktor.
Selama empat tahun mengikuti program fast track Magister-Doktor tersebut, mahasiswa akan disupervisi dosen promotor untuk melakukan riset dan publikasi bersama.
“Diharapkan dalam waktu 4 tahun, penerima beasiswa dapat menyelesaikan studinya hingga program Doktor,” kata Rektor.
Untuk Beasiswa Program Doktoral Padjadjaran, mahasiswa akan mendapatkan beasiswa untuk biaya pendidikan dan riset selama tiga tahun menempuh pendidikan S3 dan melakukan riset bersama dosen promotor. Luaran dari program beasiswa ini berupa satu publikasi artikel ilmiah dalam jurnal internasional bereputasi per tahunnya.
Baca Juga: Fesyen Ramah Lingkungan versus Baju Lebaran
Peneliti UI Temukan Bukti Pelaut Indonesia Sudah Berlayar Sebelum Eropa
Pelibatan Iptek dalam Perencanaan Pembangunan Masih Minim
Mencermati Teknologi Robot yang Semakin Dekat dengan Manusia
FKUI Teliti Kesediaan Mahasiswa Kedokteran Menjadi Relawan Pandemi Covid-19
Calon Dikter Unpas Dibekali Muatan Lokal Islam dan Sunda
Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan (FK Unpas) membekali mahasiswa calon dokter dengan muatan lokal Islam dan Sunda. Diharapan muatan lokal ini menjadi pembeda dengan lulusan dokter kampus lain. Wakil Dekan III FK Unpas, Trias Nugrahadi, mengatakan melalui muatan lokal tersebut FK Unpas tidak hanya membentuk dan mengarahkan calon dokter yang mempunyai pengetahuan luas, namun juga bernilai SAHAM (Someah, Akhlakul Karimah, Handap Asor, Asah Asih Asuh, dan Motekar). Ia menegaskan, kapabilitas keilmuan harus dibarengi dengan adab.
“Kami menekankan hal itu untuk melahirkan dokter yang masagi. Mereka paripurna secara keilmuan, akhlak, dan secara komprehensif merupakan dokter yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar Trias Nugrahadi, Senin (17/4/2021).
Selain implementasi nilai Islam dan Sunda, FK unpas juga memiliki Public Health Empowerement Program (PHEP). Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat agar bisa menjadi bagian dari peningkatan derajat kesehatan. “PHEP akan memperkuat dokter untuk bersatu dengan masyarakat, terlebih didukung pendekatan budaya dan religius. Walaupun bungsu, FK Unpas bisa jadi yang terdepan,” katanya.
Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi, FK Unpas juga membekali mahasiswanya dengan perangkat iPad untuk mendukung proses transfer of knowledge, sehingga pada situasi pandemi bisa mudah beradaptasi.
“Melalui dukungan perangkat tersebut, bahan dan metode ajar yang mempercepat pemahaman pengetahuan sudah kita lakukan, bahkan dari sebelum pandemi. Ditambah, FK Unpas menggunakan metode Student Centered Learning (SCL), jadi mahasiswa yang menjadi pusat pembelajaran,” sambungnya.
Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk aktif berdiskusi. Dengan diskusi, maka akan terwujud calon dokter yang mampu bekerja sama, saling menghargai, dan menghormati.
“Aspek-aspek itu penting untuk menghasilkan dokter yang berkualitas dan dipercaya masyarakat. Kapan pun, adab senantiasa beriringan dengan pengetahuan yang diperoleh. Ini menjadi bekal mereka untuk melayani masyarakat,” tutupnya.