• Komunitas
  • PROFIL KOMUNITAS MASYARAKAT KREATIF KAMPOENG TJIBARANI: Melihat Citra Bandung dari Pinggiran Cikapundung

PROFIL KOMUNITAS MASYARAKAT KREATIF KAMPOENG TJIBARANI: Melihat Citra Bandung dari Pinggiran Cikapundung

Bandung memiliki masalah lingkungan yang kronis. Sungai-sungai yang melintasi Bandung mengalami pencemaran.

Kampoeng Tjibarani, Bandung, saat menggelar local product awareness social project, 6 November 2022. Salah satu yang ditonjolkan dari program pemberdayaan warga kampung ini adalah dengan penataan ekowisata sebagai kampung edukasi bersama masyarakat lokal. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Allaida Az Zahra13 Desember 2022


BandungBergerak.id"Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum," kata pastor Martinus Anthonius Weselinus Brouwer saat memuji keindahan negeri Priangan. Kutipan tersebut menempel di dinding jembatan penyeberangan Jalan Asia Afrika, dan kerap menjadi latar orang-orang untuk berswafoto.

Penempatan kutipan bersejarah di jantung Kota Bandung itu tentu ingin mencitrakan bahwa kota ini menarik. Udaranya sejuk, pemandangan yang asri, penduduknya ramah. Singkatnya, Bandung dicitrakan sebagai kota yang dicintai dan memberikan senyuman pada siapa pun yang menginjakan kakinya.

Namun, kutipan bijak tersebut berbeda dengan realitas yang terjadi kini. Bandung memiliki masalah lingkungan yang kronis. Sungai-sungai yang melintasi Bandung mengalami pencemaran. Semua sungai tersebut bermuara ke Sungai Citarum yang juga tercemar.

Sungai Citarum sebagai sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat sempat dinobatkan oleh World Bank sebagai sungai terkotor di dunia. Pemanasan global yang sebagian besar disebabkan ulah manusia, membikin suhu Kota Bandung terus meningkat.

Bahkan dalam dua tahun terakhir, suhu rata-rata di Kota Bandung mengalami tren kenaikan signifikan. Pada 2019, suhu rata-rata tercatat di angka 22,87 derajat celcius, lalu melonjak menjadi 25,69 derajat celcius pada tahun 2020.

Permasalahan sampah juga tidak luput dari pencemaran lingkungan Bandung, ratusan ton sampah dihasilkan harinya. Belum lagi dengan banjir yang kerap terjadi di kala musim hujan.

Isu lingkungan tersebut ternyata membuat keresahan terhadap berlangsungnya kehidupan di Kota Bandung. Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani menjadi salah satu gerakan dari hasil setiap keresahan lingkungan di Bandung, khususnya terkait isu sungai dan pemberdayaan lingkungan.

Seutas Komunitas, Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani

Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani berada di tengah Kota Bandung. Mereka hidup berdampingan dengan Sungai Cikapudung, tepatnya di Jalan Bukit Jarian IV, 55/165D, Kel, RT.04/RW.11, Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.

Untuk mencapai Cibarani memang tidaklah mudah, perlu upaya untuk menemukan tempat ini. Jalan setapak yang berada dari ujung jalan besar menghasilkan kesan perjalanan panjang. Namun, semua itu akan terbayarkan sesaat setelah merasakan keadaan kampung tersebut. Udara yang sejuk, pepohonan yang rindang, suara derasnya air sungai menjadi penenang serta pengingat untuk menjaga alam yang asri.

Penamaan Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani sejatinya tidak lepas dari makna filosofis dan historis terkait harapan yang dicita-citakan. Nanang Irsan Ismail atau yang sering disebut Kang Irsan menjelaskan bahwa istilah Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani dengan ejaan lampau dimaksudkan dalam rangka mengingat Bandung yang masih sejuk dan asri akan lingkungan hijaunya.

“Sebenarnya untuk secara historical-nya dari tulisan untuk mengingatkan zaman dahulu itu seperti apa, sebelum Indonesia merdeka, saat Bandung masih asri dan hijau,” ucap Irsan, Desember 2022.

Berdasarkan pada keinginan untuk mengembalikan keadaan asri tersebut, Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani bergerak di bidang perbaikan lingkungan. Fokus gerakan komunitas ini utamanya pada orientasi pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan. Hal tersebut juga dijelaskan lebih lanjut oleh Aqli Syahbana atau yang biasa di panggil Mang Aqil mengenai keresahan kondisi lingkungan saat ini.

“Berangkat dari kekhawatiran hari ke hari terkait kondisi lingkungan, kami bergerak mengkritisi kondisi lingkungan yang melibatkan multipihak untuk menjaga keanekaragaman hayati, kualitas air, dan tanah sekitar sungai,” ujar Mang Aqli.

Satu perubahan dari keberadaan Komunitas Masyarakat Kampoeng Tjibarani adalah dampak positif yang hadir untuk masyarakat sekitar. Teh Ani, sebagai salah satu masyarakat daerah tersebut mengemukakan bahwa Komunitas Masyarakat Kampoeng Tjibarani membuat kemajuan untuk kehidupan masyarakat di sana.

Program yang dilaksanakan oleh komunitas ini dirasakan dampaknya oleh Ani. “Semenjak buka Kampoeng Tjibarani, banyak yang jualan, ada yang sayuran, makanan jadul. Ngan, semenjak pandemi sempet selesai, ada lagi teh sekarang yang UMKM kaya punya saya Cireng Rainbow,” ucap Ani.

Disebutkan juga, bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Masyarakat Kampoeng Tjibarani ini mendorong ekonomi daerah dengan membuat peningkatan kunjungan serta daya beli pengunjung.

Selain dari sisi ekonomi, dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan komunitas adalah terjalinnya kerja sama untuk pengairan dari Sungai Cikapundung. Dinas Pekerja Umum Kota Bandung melibatkan masyarakat kampung Cibarani untuk program irigasi kebun.

“Iya kalo buat urusan sungai, itu saya sama keluarga ngerjain irigasi buat ngatur keluar masuk air dari DPU juga buat pengairannya,” ujar Ani.

Berdiri sejak sebelum pandemi, Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani telah bergerak menyuarakan isu terkait lingkungan serta membawa kebudayaan dengan berbagai strategi lokal hingga internasional.

Baca Juga: Bandung (Mendaku) Ramah Anak, tapi Pernikahan Anak Masih Marak
Konsolidasi Perempuan Bandung Kampanyekan Ruang Aman
Remy Sylado, Berpulangnya Sastrawan Besar yang Dekat dengan Komunitas Kecil

Permukiman padat penduduk di Bandung, 6 November 2022. Bandung memiliki masalah lingkungan yang serius. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Permukiman padat penduduk di Bandung, 6 November 2022. Bandung memiliki masalah lingkungan yang serius. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Menilik Strategi Pergerakan Komunitas Lewat Jejaring Lokal dan Internasional

Sebagai salah satu komunitas yang berfokus terhadap isu lingkungan, Masyarakat Kampoeng Tjibarani memiliki strategi dalam pembawaan upaya pemberdayaan lingkungan. Berbagai program dilaksanakan oleh Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan menjaga lingkungan.

Seperti program Kampung Edukasi Wisata yang berfokus pada bentuk pengembangan edukasi mengenai sumber daya alam, teknologi, dan manusia untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan alam dan budaya di lingkungan bantaran Sungai Cikapundung.

Ada pula Sustainable Cikapundung di mana pemberdayaan kebersihan Sungai Cikapundung melalui perencanaan strategis untuk peningkatan ekosistem air serta kualitas dan kuantitas air sungai yang lebih baik. Program unggulan lainnya adalah Urban Farming (Buruan SAE & Weekly Organic Market) yang tujuannya untuk menciptakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan kombinasi upaya pemberdayaan masyarakat.

Keterlibatan multipihak juga tidak lepas dari keberhasilan upaya program Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani. Mang Aqil menjelaskan bahwa terdapat lima (pentahelix) sektor utama kerja sama Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani yaitu ABCGM.

“Strategi pentahelix ini yang kami gunakan sebagai suatu metode pendekatan komunikasi dan jejaring barangkali itu semuanya secara prinsip sudah terbangun, hanya mungkin dari segi eksposure dari masing-masing mempunyai kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda,” ujar Mang Aqli.

Lebih lanjut dijelaskan oleh mang Aqli, ABCGM bermakna A sebagai Akademisi, B untuk Bisnis, C berarti Community bermakna masyarakat, G sebagai Government dari Pemerintahan, serta M untuk Media.

Selain berfokus pada isu lingkungan tingkat lokal dan nasional, Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani juga berdayakan budaya lokal ke kancah internasional.

Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani telah membawa kesenian Tarawangsa ke New York Indonesia Fashion Week - 2021 dengan tujuan memperkenalkan budaya Indonesia. Nanang Irsan Ismail menyebutkan bahwa hal ini diharapkan dapat membawa para pelaku seni, budaya yang ada di Indonesia bisa memperkenalkannya di dunia internasional dengan segala kearifan lokalnya. Termasuk pula pesan-pesan dari apa yang leluhur kita lakukan di masa lampau.

Peran Pemuda dan Keberlanjutan Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani

Dengan kesadaran akan peran aktif masyarakat dalam bela negara, Kang Irsan sebagai pendiri Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani menyampaikan pesan bahwasanya kejayaan masa lampau perlu dirawat oleh generasi muda. Hal ini yang menjadi dasar paradigma dari bela negara tidak hanya sekedar angkat senjata, namun juga berperan memberdayakan masyarakat sekitar termasuk dalam kegiatan bela negara.

Irsan tak memungkiri adanya stigma terhadap warga yang tinggal di kawasan bantaran sungai. Mereka dicap sebagai orang jorok dan buang sampah sembarang. Padahal, tidak adanya aksesibilitas yang disediakan pemerintah dalam memberikan edukasi serta fasilitas pembuangan sampah ataupun jalan yang baik menjadi permasalahan utama dari stigma tersebut.

Maka dari itu, Kang Irsan mendorong peran aktif dari pemuda untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik.

“Yang kami minta bukan apa-apa, tapi peran aktif dari mahasiswa dari berbagai jurusannya untuk mengimplementasikan keberdayaannya, kesadarannya untuk bersama membangun lingkungan yang baik,” ujar Irsan.

Keberlanjutan generasi muda ini juga menjadi harapan dari Irsan agar generasi selanjutnya masih bisa merasakan keberadaan lingkungan yang asri.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//