• Opini
  • Lebih Baik Mengakses Tol Cileunyi daripada Tol Jatinangor

Lebih Baik Mengakses Tol Cileunyi daripada Tol Jatinangor

Pembebasan lahan milik masyarakat Jatinangor akibat pembangunan jalan tol Cisumdawu masih menjadi masalah serius. Warga mendapatkan uang ganti rugi yang tidak adil.

Rafi Indra Jaya Putra

Kuliah di Jatinangor, akun Instagram: Rafijep.

Pintu tol Cileunyi Ciumdawu, Kabupaten Bandung, 24 Januari 2022. Tol Cisumdawu dibangun untuk menghindari kemacetan di jalan nasional Jatinangor Tanjungsari. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

26 Januari 2023


BandungBergerak.idMelanjutkan studi pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad) memberikan rasa bangga tersendiri bagi saya seorang pendatang dari Jakarta. Unpad acap kali disebut sebagai kampus yang berlokasi di Kota Bandung. Sebenarnya pernyatan tersebut tepat, tetapi yang berlokasi di Bandung merupakan Unpad program pascasarjana untuk mereka yang melanjutkan studi magister. Kampus Unpad yang utama sejatinya terletak di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Jaraknya cukup jauh sekitar 30 kilometer dari kampus Unpad yang berada di Bandung.

Kecamatan Jatinangor yang terletak di Kabupaten Sumedang mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia kecuali mereka yang tinggal di Bandung dan sekitarnya atau mereka yang berkuliah di kampus daerah Jatinangor. Daerah ini lebih dikenal sebagai kawasan pendidikan. Selain Unpad, di sana berdiri Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), dan Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin). Mungkin kawasan Jatinangor tidak akan seeksis hari ini apabila tidak menjadi kawasan pendidikan.

Sebagai daerah kawasan pendidikan, pembangunan-pembangunan infrastruktur di Jatinangor menjadi penting guna menopang pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat 5 apartemen, ratusan kosan, dan ratusan tempat makan di Jatinangor yang tentu telah membuka lapangan pekerjaan bagi warganya. Kawasan pendidikan menjadi alasan utama kedatangan masyarakat untuk datang dan tinggal di Jatinangor. Meskipun demikian, Perkemahan Kiara Payung, Bandung Giri Gahana, serta Jatinangor Flower Park menjadi alasan berikutnya kedatangan masyarakat ke Jatinangor. Kegiatan-kegiatan oleh mahasiswa seperti konser musik atau perlombaan olahraga yang mengundang masyarakat umum juga turut menjadi daya tarik Jatinangor.

Kini Pemerintah Jawa Barat tengah memfokuskan diri untuk melakukan pembangunan ekonomi yang salah satunya dengan membangun jalur Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu). Pembangunan jalur tol Cisumdawu niscaya akan menghubungan Bandung sebagai kota besar dengan kota-kota kecil lain di Jawa Barat serta mempersingkat durasi perjalanan menuju Bandara Kertajati di Majalengka. Jatinangor menjadi daerah yang turut disertakan dalam pembangunan jalan tol tersebut melalui pembukaan pintu tol Jatinangor yang terletak di dekat Unpad dan Perkemahan Kiara Payung.

Apabila ingin mengunjungi daerah Jatinangor menggunakan jalur tol, pintu Cileunyi dahulu menjadi pintu tol utama untuk menuju Jatinangor. Namun, saat ini pintu tol Jatinangor telah hadir sebagai alternatif lain. Kehadiran pintu tol tersebut merupakan bagian dari pembangunan tol Cisumdawu. Mungkin apa yang menjadi tujuan pemerintah melalui pembangunan jalur tol Cisumdawu bisa dikatakan tepat, tetapi satu hal yang sekiranya saya cermati lebih dalam, yakni hadirnya pintu tol Jatinangor. Saya akan mencoba membandingkan antara pintu tol Cileunyi dan pintu tol Jatinangor untuk membuktikan pintu tol mana yang sebenarnya lebih efektif dari aspek jarak tempuh, waktu, dan biaya perjalanan.

Sepengamatan saya sebagai mahasiswa yang tinggal di Jatinangor selama kurang lebih lima semester, kehadiran pintu tol Jatinangor tidak begitu penting untuk masyarakat yang ingin menuju Jatinangor. Pendapat ini saya kemukakan berdasarkan perhitungan melalui aplikasi Google Maps serta perhitungan mandiri menggunakan kendaraan roda empat, di mana pintu tol Jatinangor jaraknya terlalu jauh dari pintu tol sebelumnya, yakni pintu tol Cileunyi.

Saya menjadikan Unpad sebagai lokasi patokan untuk membandingkan jarak tempuh dari pintu tol Cileunyi dan pintu tol Jatinangor. Sebelumnya perlu diketahui bahwa pintu tol Cileunyi berada di kilometer 154 dan pintu tol Jatinangor di kilometer 160. Hasilnya menunjukan 4,5 kilometer dari pintu tol Cileunyi menuju Unpad dan 3 kilometer dari pintu tol Jatinangor menuju Unpad. Namun, 3 kilometer tersebut perlu ditambah 6 kilometer lagi dari jarak pintu tol Cileunyi menuju pintu tol Jatinangor. Dapat disimpulkan, untuk menuju Unpad melalui tol Cileunyi hanya membutuhkan jarak tempuh 4,5 kilometer dan melalui pintu tol Jatinangor 9 kilometer, dua kali lipat lebih jauh.

Tak hanya itu, berdasarkan tarifnya menggunakan kendaraan golongan satu dari tol Pasir Koja, Mohammad Toha, dan Buah Batu, tol Cileunyi hanya berkisar lima ribu rupiah dan dari pintu tol Pasteur senilai sepuluh ribu rupiah. Sementara itu, tarif tol Jatinangor senilai sepuluh ribu rupiah dari tol Pasir Koja, Mohammad Toha, Buah Batu, dan dari tol Pasteur lima belas ribu rupiah. Belum lagi bensin akan lebih banyak dikeluarkan akibat dari jaraknya yang jauh. Dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa untuk menuju Unpad, pintu tol Cileunyi masih terbilang lebih cepat dan lebih murah.

Baca Juga: Situ Patenggang dan Segala Romansanya
Kemacetan dan Krisis Lingkungan di Balik Pembangunan Tol Gedebage (Cigatas)
Rencana Pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Mengancam Cekungan Bandung

Masalah Pembebasan Lahan

Selain itu, masih ada masalah serius yang tak kunjung usai mengenai pembebasan lahan masyarakat Jatinangor akibat pembangunan jalan tol Cisumdawu. Desa Cilayung, Cileles, Cibeusi, dan Cipacing adalah empat desa yang paling merasakan dampak dari pembangunan tol Cisumdawu yang problematik. Masyarakat yang terdampak mendapatkan uang ganti rugi yang tidak sesuai dan adil, sampai saat ini masih terus berupaya untuk mendapatkan ganti rugi yang layak. Selain itu, masih banyak makam di desa tersebut yang belum dipindahkan dengan benar.

Hal paling ditakuti saya adalah tulisan pintu tol Jatinangor yang akan mengecoh masyarakat yang baru pertama kali berkunjung ke Jatinangor atau mereka yang belum mengetahui keefektifan pintu tol Cileunyi. Mereka yang  belum mengetahuinya akan berpikir bahwa keluar dari pintu tol Jatinangor lebih tepat dan cepat ketimbang pintu tol Cileunyi. Sebagai mahasiswa yang sudah sering keluar masuk daerah Jatinangor, saya menyarankan kepada masyarakat yang baru atau masih jarang ke Jatinangor, entah ingin menuju Unpad, ITB, maupun Jatinangor Flower Park agar tetap keluar di pintu tol Cileunyi. Tenang, Cileunyi dan Jatinangor itu bersebelahan jaraknya hanya 4,5 kilometer.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//