Klaim 20 Sungai di Kota Bandung Membaik ketika Sungai Cikapundung Pernah Tercemar Logam Berat
Kota Bandung memiliki sekitar 40 sungai, salah satunya Sungai Cikapundung yang pernah mengalami pencemaran logam berat.
Penulis Iman Herdiana8 Maret 2023
BandungBergerak.id - Kota Bandung memiliki sekitar 40 sungai yang semuanya tercemar. Dari jumlah sungai tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung mengklaim 20 sungai di antaranya membaik, empat sungai berkategori tercemar sedang, dan sisanya tercemar ringan. Bagaimana dengan kondisi Sungai Cikapundung yang pernah mengalami pencemaran parah?
Menurut penelitian, Sungai Cikapundung, sungai terbesar dan terpanjang di Kota Bandung, pernah mengalami pencemaran logam berat terutama semakin ke hilir.
Penelitian termutakhir terhadap Sungai Cikapundung dilakukan Rendi Ermansyah Putra, Anggi Rustini, Abie Badhurahman (Rendi dkk) dalam makalah ilmiah Persebaran Kualitas Air Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung Hilir. Pengambilan sampel dilakukan 7 April 2018.
Peneliti dari Program Studi Magister Teknik Air Tanah dan Magister Rekayasa Pertambangan ITB itu mengambil sampel air di 9 lokasi, mulai dari Sungai Cikapundung Hilir, Teras Cikapundung, hingga sampel di pertemuan sungai Cikapundung-Sungai Citarum. Perlu diketahui bahwa Sungai Cikapundung merupakan anak Sungai Citarum.
Para peneliti menemukan elemen Besi (Fe) dan Mangan (Mn) pada sampel yang mereka teliti dengan kadar bervariasi. Semakin ke hilir, konsentrasi Fe dan Mn semakin meningkat. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan meningkatnya nilai keasaman (pH) air.
“Semakin ke hilir, konsentrasi Fe dan Mn semakin meningkat. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan meningkatnya nilai pH air dalam arti semakin hilir maka kualitas air semakin buruk,” demikian analisa para peneliti, pada jurnal yang diakses Rabu (8/3/2023).
Peneliti juga menemukan logam berat pada air Sungai Cikapundung, yakni arsenik (As), timbal (Pb), dan kadmium (Cd). Konsentrasi logam berat ini tersebar di sejumlah lokasi penelitian dan semakin hilir konsentrasi logam berat semakin tinggi.
“Berdasarkan hasil pengujian, semakin hilir terdapat peningkatan konsentrasi logam berat di Sungai Cikapundung, namun nilainya masih berada di bawah baku mutu yang dikeluarkan pemerintah,” kata para peneliti.
Sungai Cikapundung sebagi Sumber Air PDAM
Pencemaran Sungai Cikapundung erat kaitannya dengan pertumbuhan pembangunan dan penduduk Kota Bandung. Menurut BPS, pada 2021 jumlah penduduk Kota Bandung sebanyak 2.452.943 jiwa.
Rendi dkk menyatakan, sebagian besar wilayah Kota Bandung masuk ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung. Sungai Cikapundung melintasi Kota Bandung sepanjang 15,50 kilometer dengan 10,57 kilometer di antaranya (68,20 persen) dari panjang total merupakan daerah permukiman padat penduduk yang dipenuhi bangunan.
“Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai stategis di Jawa Barat dengan populasi penduduk tertinggi di Indonesia,” tulis Rendi dkk.
Nilai strategis tersebut salah satunya sebagai penyedia air baku bagi PDAM Kota Bandung. DAS Cikapundung merupakan sungai yang berfungsi sebagai drainase utama di pusat Kota Bandung. Hingga saat ini, DAS ini masih sangat potensial bagi penyedia air baku untuk kebutuhan penduduk meskipun debit air bulanannya mengalami penurunan hingga 20-30 persen dari normal.
Peneliti menyatakan, kontribusi air tanah utuk kebutuhan baku nyatanya makin lama semakin menurun kuantitasnya sehingga mendorong migrasi dari penggunaan air tanah ke air permukaan salah satunya air dari Sungai Cikapundung.
“Di satu sisi, Sungai Cikapundung merupakan sumberdaya air bagi PDAM Kota Bandung. Namun di sisi lain, aktivitas manusia menjadikan sungai sebagai tempat penggelontoran kotoran dan pembuangan limbah domestik maupun sampah kota,” demikian tulis para peneliti.
Baca Juga: Memintal Solidaritas Melawan Perampasan Tanah
IWD 2023: Perlindungan, Inklusivitas, dan Aksesibilitas Masih Menjadi Persoalan Perempuan
Kisah Eva, ODHA yang Melawan Stigma
Klaim DLHK Kota Bandung
Tingginya arus pembangunan di Kota Bandung membuat penelitian terhadap pencemaran sungai mendesak dilakukan. Klaim Pemkot Bandung melalui DLHK Kota Bandung tentang membaiknya 20 sungai di Kota Bandung sebaiknya diperkuat dengan data hasil penelitian ini.
Sebelumnya, DLHK Kota Bandung menyatakan pada tahun 2022, dari 24 sungai di Kota Bandung, kualitas 20 sungai di antaranya sudah membaik. Sedangkan sisanya, masuk kategori cemar sedang.
"Ada beberapa lainnya memang masih masuk tercemar ringan. Maka dari itu, kita membuat kajian mengenai penyebab terjadinya pencemaran sedang pada empat sungai tersebut. Selanjutnya kita akan turun ke lapangan untuk tindak lanjut terhadap penyebab pencemaran," ujar Kepala DLHK Kota Bandung, Dudy Prayudi, dalam siaran pers Senin (6/3/2023).
Namun klaim tersebut tidak disertai perincian hasil penelitian. Dudy hanya menyebut beberapa faktor yang menjadi penyebab pencemaran sungai, yaitu limbah domestik akibat buang air besar sembarangan Open Defecation Free (ODF) dan sampah.
"Salah satu upaya yang bisa kita optimalkan yakni dengan 100 persen Open Defecation Free (ODF) untuk meningkatkan kualitas air sungai yang dari cemar sedang ke cemar ringan," jelasnya.