• Kampus
  • Dies Natalis UPI Gaungkan Pendidikan Berkeadilan untuk Semua

Dies Natalis UPI Gaungkan Pendidikan Berkeadilan untuk Semua

Pendidikan masih dirasakan oleh orang per orang, bukan sebagai fasilitas yang bisa dinikmati secara kolektif atau oleh semua orang.

Pagelaran Seni Virtual rangkaian Dies Natalis UPI di Gedung Kebudayaan (Amphitheater), UPI, Selasa (19/10/2021). (Foto: UPI)

Penulis Iman Herdiana23 Oktober 2021


BandungBergerak.idPendidikan di Indonesia saat ini dinilai belum berkeadilan. Pendidikan masih dirasakan oleh orang per orang, bukan sebagai fasilitas yang bisa dinikmati secara kolektif atau oleh semua orang. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai kampus berbasis pendidikan, diharapkan semakin berkontribusi dalam membangun pendidikan berkeadilan untuk Indonesia.

Ketua Senat Akademik UPI, Didi Suryadi, meyakini bahwa pendidikan akan berjalan secara merata dan berkeadilan. Ia berharap UPI di usianya yang genap 67 tahun ini dapat semakin berkontribusi dalam membangun pendidikan berkeadilan itu. Menurut Didi, diperlukan kesadaran kolektif dalam mewujudkan pendidikan yang berkeadilan.

“Eksistensi pendidikan yang berkeadilan perlu diwujudkan melalui kesadaran secara kolektif, dan bukan orang per orang,” tegas Didi Suryadi, mengutip laman resmi UPI, pada saat puncak acara Dies Natalies UPI, Kamis (21/10/2021).

Didi mengingatkan, manusia pada hakikatnya dilahirkan secara berbeda-beda. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Namun demikian, tidak ada orang yang lebih unggul maupun sebaliknya.

Guru Besar Pendidikan Matematika tersebut menerangkan, kesadaran kolektif, merupakan suatu hal yang perlu dicapai untuk dapat mewujudkan pendidikan yang berkeadilan. Pada kenyataannya, hal tersebut belumlah terjadi karena dirinya menyayangkan bahwa pendidikan masih kerap digunakan melalui paradigma “one size for all”.

“Cara yang sama dilakukan untuk setiap orang,” ujarnya.

Menurutnya, di sinilah kesadaran kolektif memiliki peran yang sangat penting. Melalui hal tersebut, pendidikan akan berlangsung secara lebih optimal karena setiap orang akan menerima pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kapasitas, keadaan, kemampuan, dan pengalamannya masing-masing.

Rangkaian Dies Natalis ke-67 UPI diselenggarakan di Gedung Ahmad Sanusi, UPI, Bandung. Acara diwarnai penayangan berbagai inovasi UPI oleh Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan Universitas (DIPUU) UPI.

Direktur DIPUU UPI, Yadi Ruyadi, menyampaikan bahwa inovasi merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. UPI berupaya untuk memperkuat ekosistem inovasinya agar dapat melahirkan inovasi-inovasi unggulan.

“Inovasi UPI untuk membangun negeri,” ujar Yadi.

Inovasi-inovasi yang dilahirkan oleh UPI merupakan wujud dari tugas perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Sementara Rektor UPI, Solehuddin, mengatakan bahwa UPI berupaya keras untuk menopang dan mendorong industrialisasi inovasi dalam mendukung Indonesia maju.

Menurut Solehuddin, perguruan tinggi sudah seharusnya menjadi tulang punggung inovasi. Inovasi sebagai realisasi pengembangan keilmuan, akan menjawab berbagai tantangan serta peluang, khususnya pada era reformasi industri seperti saat ini.

“Karena bagi UPI, inovasi harga mati,” kata Rektor.

Baca Juga: Mati Suri Kelas Tatap Muka, Pendidikan Karakter Terancam Hilang
Panduan Mendampingi Anak selama Belajar Daring dari Pakar Pendidikan UPI
Galau Pendidikan Taman Kanak-kanak di Era Pandemi
Ada Celah Risiko Penularan Covid-19 di Uji Coba Pendidikan Tatap Muka Bandung
Kebut PTM di saat Jangkauan Vaksinasi Covid-19 pada Sektor Pendidikan masih Rendah

Rektor Bernyanyi 

Pagelaran Seni Virtual menjadi salah satu rangkaian Dies Natalis UPI yang mengusung tema “Membangun Pendidikan Bermutu dan Berkeadilan untuk Indonesia Maju”. Pertunjukan ini dihelat di Gedung Kebudayaan (Amphitheater), UPI, Selasa (19/10/2021) malam.

Perhelatan kegiatan dilangsungkan secara luring terbatas dan disiarkan bersamaan secara daring melalui aplikasi Zoom dan kanal YouTube TVUPI Digital. Sejumlah kelompok seni menyajikan karyanya, misalnya, Kabumi yang membawakan dua nomor unggulan, “Es Lilin” dan “Cintaku” karya Chrisye.

Kemudian, ada persembahan spesial kolaborasi Jepang-Korea-Indonesia karya Martinus Miroto dan Ayo Sunaryo yang berjudul “A Forest Teleholographic Dance Collaboration”. Selain itu, Rektor UPI Solehuddin yang kerap disapa Kang Duding juga turut menyumbang lagu karya miliknya yang berjudul Potret Salira.

Rektor juga menyampaikan kebanggannya akan sejumlah prestasi yang diraih UPI selama 67 tahun berdiri, salah satunya capaian UPI sebagai peringkat ketiga Top University di Indonesia dan berdasarkan The World University Rankings 2022.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//