Indonesia Rentan Mengalami Bencana Alam karena Perubahan Iklim
Rakyat Indonesia disinyalir banyak yang tidak percaya bahwa perubahan iklim adalah hasil dari ulah manusia. Padahal Indonesia rentan menghadapi bencana alam.
Penulis Iman Herdiana22 Juni 2023
BandungBergerak.id - Bumi semakin panas. Kenaikan suhu bumi sebesar 1,5 derajat saja akan memiliki konsekuensi yang serius bagi generasi selanjutnya. Sayangnya, rakyat Indonesia termasuk dalam persentase tertinggi di dunia yang tidak percaya bahwa perubahan iklim adalah hasil dari ulah manusia.
Padahal, Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang besar, sehingga negeri ini memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim global. Di sisi lain, secara geografis Indonesia juga rentan terhadap bencana alam yang semakin parah akibat perubahan iklim. Oleh karena itu, diperlukan penguatan ketahanan iklim untuk menjaga keberlanjutan ketahanan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi yang erat kaitannya dengan ketahanan tanah.
Pakar lingkungan hidup Emil Salim mengatakan, mengatasi ancaman akibat perubahan iklim yang akan terjadi di masa mendatang, sangat penting untuk melibatkan semua pakar, ilmuwan, dan teknologi. Upaya ini harus dilakukan tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan politik.
“Kekurangan air di bumi, peningkatan permukaan air laut akibat lelehan es di kutub utara, merupakan akibat dari perubahan iklim yang berdampak terjadinya berbagai bencana alam seperti longsor hingga perubahan pola tanam petani,” ujar Emil Salim, dikutip dari laman Universitas Indonesia, Selasa (20/6/2023).
Hal itu disampaikan Emil Salim dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-93 yang diwarnai penyampaikan deklarasi yang mengusung pesan “Satu Bumi untuk Semua Generasi”: Membangun Generasi Emas Indonesia 2045. Deklarasi tersebut dirangkum dan ditandai dengan peluncuran buku berjudul yang sama pada Kamis (8/6/2023) di kampus UI Depok, Jawa Barat.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh Dekan FEB UI Teguh Dartanto dan Guru Besar FEB UI Omas Bulan Samosir ini turut dideklarasikan Emil Salim Institute. Deklarasi ini dimotori oleh pakar dan generasi milenial yang memiliki visi yang sama dalam upaya mewujudkan gagasan Emil Salim mempersiapkan Indonesia Emas 2045.
“Prof. Emil Salim telah memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa dan negara, serta UI, terutama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Kami berharap cita-cita Prof. Emil Salim untuk UI dan semua generasi Indonesia dapat tercapai melalui perjuangan Emil Salim Institute” ujar Omas Samosir, dalam kata sambutannya.
Baca Juga: Dampak Bencana Perubahan Iklim Diperkirakan Lebih Dahsyat dari Pandemi Covid-19
Seruan Darurat Iklim dari Jalanan Kota Bandung
Penyebab Bandung semakin Hareudang
Beberapa program yang disiapkan Emil Salim Institute meliputi penguatan software seperti penyusunan panduan dan pedoman serta mitigasi dan adaptasi. Penguatan hardware dilakukan dengan menempuh langkah transformasi teknologi. Tak lupa penguatan brainware dengan peningkatan kapasitas SDM sebagai motor penggerak yang akan menghadapi perubahan iklim.
Langkah-langkah mempersiapkan Indonesa Emas 2045 ini tentunya ditetapkan dengan kerangka waktu, penerapan teknologi serta manajemen dan strategi. “Harapannya, pada 2030 mulai tercapai target awal menuju Indonesia Emas 2045,” ujar President Director Emil Salim Institute, E. Kurniawan Padma.
Emil Salim merupakan tokoh lingkungan hidup internasional yang menerima penghargaan “The Leader for the Living Planet Award” dari World Wide Fund (WWF). Penghargaan Zayed Prize di Dubai International Convention Centre, sebagai kategori “Aksi yang Menghasilkan Dampak Positif bagi Masyarakat” dan juga Blue Planet Prize pernah diterima Emil Salim pada 2006 dari The Asahi Glass Foundation. Apresiasi ini diberikan atas dedikasi, kepemimpinan dan kontribusinya pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.