BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #1: Lahir dari Keluarga Miskin di Belanda, Hijrah ke Bandung
Selain mendirikan Toko De Vries di Jalan Asia Afrika sejak 1881, J.R. de Vries mewarnai sejarah Bandung di bidang perbukuan dan percetakan.
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
4 Juli 2023
BandungBergerak.id - Sebuah tulisan betapapun pendeknya akan senantiasa meninggalkan kesan bahkan pengaruh bagi pembacanya. Contohnya, saya, kala membaca komentar Joyce Hoek-Pula di bandungbergerak.id dua tahun lalu. Ia mengomentari tulisan saya terkait J.R. de Vries dan keponakannya, M.K. de Vries: “Paman dan Keponakan de Vries”. Tulisan itu dimuat di bandungbergerak.id pada 20 Maret 2021.
Joey menulis begini: “thank you so much for this account. J.R. de Vries was my great great grandfather. We do not know why he left Bandung. It seems he left for the Netherlands quite abruptly. If you would have any information on that (or know where I could search) I would be very grateful”. Artinya, terima kasih banyak atas catatan ini. J.R. de Vries adalah kakek buyut saya. Kami tidak tahu mengapa dia meninggalkan Bandung. Nampaknya dia pulang ke Belanda dengan agak tiba-tiba. Bila anda memiliki informasi mengenai hal tersebut (atau di mana saya dapat mencarinya) saya sangat berterima kasih.
Komentar tersebut, yang saya baca belakangan ternyata memicu saya untuk terus menggali remah-remah informasi yang terserak di dunia maya, di internet, sepanjang tahun 2022 tentang J.R. de Vries. Hasilnya memang tidak mengecewakan. Bila pada tulisan “Paman dan Keponakan de Vries”, saya masih belum menemukan kepanjangan dari J dan R pada nama J.R. de Vries, maka pada pencarian berikutnya saya berhasil menemukannya, bahkan termasuk sedikit riwayat hidupnya.
Dengan rincian-rincian yang didapat, saya kemudian memutuskan untuk mencicil riwayat hidup J.R. de Vries selengkap yang berhasil dikumpulkan. Namun, karena saya masih punya cicilan tulisan lainnya, saya menantikan waktu yang tepat untuk mencicilnya. Untuk memperkuat data, saya mencari-cari alamat kontak Joyce Hoek-Pula. Dan kemarin (3/7/2023) saya berhasil dapat menghubunginya melalui akun media sosial Facebook. Yang menggembirakan, ia mengonfirmasi data yang saya temukan dari internet tentang waktu dan tempat di mana J.R. de Vries dilahirkan.
Lalu, apa pentingnya mengangkat sosok J.R. de Vries? Pertimbangan saya adalah ia mempunyai kontribusi yang terbilang besar bagi sejarah perkembangan Kota Bandung. Selain mendirikan Toko De Vries yang dikenal sebagai toko serba ada di sekitar Groote Postweg (Jalan Asia Afrika sekarang) sejak 1881, ternyata J.R. de Vries mewarnai sejarah Bandung dengan merintis penerbitan surat kabar pertama di kota ini, yakni dengan menerbitkan koran berbahasa Belanda De Preanger-bode antara tahun 1896 hingga 1901 dan koran berbahasa Melayu Pengadilan antara tahun 1897 hingga 1898. Ia juga mengusahakan percetakan, termasuk buku dan kartu pos, dengan Jan Fabricius antara 1897 hingga 1901.
Usaha-usaha lainnya yang melibatkan J.R. de Vries dan berdampak pada perkembangan sejarah Bandung antara lain pendirian balai lelang J.R. de Vries & Co sejak 1881; aktif sebagai salah seorang pengurus dalam urusan pemadam kebakaran (Brandspuitwezen) di Afdeeling Bandoeng sejak 1885; mendirikan Preanger Telefoon Maatschappij pada tahun 1895 bersama dengan G. Mundt, F.A. Palm, C.J. van Haastelt, dan K.A.R. Bosscha; dan pendirian Preanger Volks-Apotheek sejak 1897. Ini termasuk juga keterlibatannya di dunia perkebunan, dengan turut serta sebagai “ondernemer” (pengusaha) perkebunan Panglipoer Galih di Bandung sejak 3 Februari 1883.
Baca Juga: BIOGRAFI RADEN AYU SANGKANINGRAT (1907-1944) #1: Putri Patih Sumedang, Cucu Bupati Bandung
SEJARAH SIPATAHOENAN 1924-1942 #1: Gagasan dan Titimangsa Terbit
BIOGRAFI MOCHAMAD ENOCH #1: Berangkat dari Paguyuban Pasundan
Anak Jan Heerkes de Vries dan Anna Hermanna Meijer
Untuk tulisan pertama seri J.R. de Vries, saya akan membahas mengenai latar belakang kelahiran dan keluarganya. Menurut data dari openarch.nl, yang bersumber dari Drenthe Archive, khususnya “Geboorte, Part: 1847, Vledder, archive 165.028, inventory number 1847, October 4, 1847, Geboorteregister Vledder 1847, record number 36”, J.R. de Vries bernama lengkap Jacob Roelof de Vries.
Jacob Roelof de Vries dilahirkan Frederiksoord, Belanda, pada tanggal 3 Oktober 1847. Ayahnya bernama Jan Heerkes de Vries, yang kala Jacob dilahirkan berusia 38 tahun dan bekerja sebagai seorang akuntan. Sementara ibunya bernama Anna Hermanna Meijer, dan saat melahirkan Jacob, ia disebutkan tidak mempunyai pekerjaan alias sebagai seorang ibu rumah tangga biasa. Hal ini sesuai juga dengan data yang disampaikan oleh Joyce Hoek-Pula kepada saya bahwa “He was born 3 okt. 1847 in Frederiksoord, Vledder, The Netherlands” (dia dilahirkan pada 3 Oktober 1847 di Frederiksroord, Vledder, Belanda).
Penelusuran lebih jauh dari situs openarch.nl, dapat diketahui bahwa selain punya anak Jacob Roelof de Vries, pasangan Jan Heerkes de Vries-Anna Hermanna Meijer memiliki anak bernama Johannes Hermannus de Vries (lahir pada 10 Juli 1845 di Frederiksoord, Vondeling), Jan Meints Writzer de Vries (lahir pada 1856, bekerja sebagai “sergeant schrijver” dan meninggal dunia pada 30 Oktober 1884 di Groningen), dan Anna Hermanna de Vries (dilahirkan pada 31 Juli 1861 di Frederiksoord, Vondeling). Dengan demikian, paling tidak, Jacob Roelof de Vries mempunyai seorang kakak dan dua orang adik.
Dari en.wikipedia.org, saya tahu Frederiksoord dan Vledder adalah nama desa di Provinsi Drenthe, provinsi yang berada di bagian timur laut Belanda, dibatasi oleh Overijssel di selatan, Friesland di sebelah barat, Groningen di utara, dan Lower Saxony (Jerman) di sebelah timur. Baik Frederiksoord maupun Vledder sekarang termasuk dari Kota Westerveld, dan terletak sekitar 24 kilometer sebelah barat laut Hoogeveen.
Konon, Frederiksoord dijadikan pusat dari Maatschappij van Weldadigheid (Society of Humanitarianism), yaitu organiasi yang didirikan pada 1818 oleh Jenderal Johannes van den Bosch (1780-1844) untuk menolong orang-orang miskin, khusunya yang berasal dari kota-kota besar, demi meningkatkan bidang tanah setelah pendudukan bangsa Prancis, dengan memberi mereka lahan pertanian. Nama tempatnya diambil dari nama Pangeran Willem George Frederik atau Prince Frederik of Orange-Nassau (1774-1799). Bersama dengan Wilhelminaoord, Wortel, Veenhuizen, Frederiksoord dimasukkan ke dalam the UNESCO World Heritage List in 2021 karena keuningan reformasi perumahannya.
Bila Frederiksoord dikatakan demikian, maka dapat dimengerti bila Joyce Hoek-Pula menyatakan kepada saya bahwa “I just know that he came from a fairly poor background in the Netherlands and went into military service when he was 16. A few years later, he is in Indonesia (I don't know what happened in between)” atau “Saya hanya tahu bahwa dia berasal dari keluarga yang berlatarbelakang miskin dan masuk dinas militer ketika berumur 16 tahun. Beberapa tahun kemudian, dia ke Indonesia (tetapi saya tidak tahu apa yang terjadi dengannya di antara tahun-tahun itu). Meskipun dikatakan bahwa ayahnya, Jan Heerkes de Vries, berprofesi sebagai akuntan.
Yang terang, minggu depan, saya akan menulis mengenai rekaman awal kehadiran Jacob Roelof di Hindia Belanda, terutama Batavia dan pernikahan pertamanya dengan Levina Emma Margaretha Mutter pada 1874, sebelum J.R. de Vries sekeluarga pindah ke Bandung, paling tidak, sejak tahun 1879.