• Cerita
  • Mengintip Matahari di Observatorium Bosscha

Mengintip Matahari di Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kerap menjadi tujuan mengisi liburan sekolah. Agar edukasi astronomi efektif, jumlah pengunjung dibatasi.

Wisatawan usai berkunjung ke kubah refraktor ganda Zeiss di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/7/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Prima Mulia10 Juli 2023


BandungBergerak.idMasih dalam suasana libur panjang semester anak-anak sekolah, sebagian dari sekitar 50-an orang pengunjung bergantian masuk kubah ikonik teleskop refraktor ganda Zeiss di Gedung Koepel komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/7/2023). Peninggalan juragan teh Karel Albert Rudolf Bosscha ini masih menjadi primadona sebagai ruang wisata edukasi sampai sekarang.

Sebagian pengunjung lainnya terbagi di titik pengamatan matahari di area rumah-rumah teleskop, bertanya jawab bersama astronom di ruang multimedia, dan melihat foto-foto astro photography. Sebanyak 50 orang pengunjung lainnya masih harus menunggu saat rombongan sesi pertama selesai.

Selain gedung Koepel, pengunjung bisa bertanya sepuasnya tentang Rumah Teleskop GAO-ITB, Rumah Teleskop GOTO, Teleskop Radio Hidrogen, Gedung Surya, Rumah Teleskop Bamberg, Teleskop Radio, dan tanya jawab terkait astronomi di ruang pamer (dulunya ruangmulti media)

Baik orang dewasa dan anak-anak sangat antusias mengikuti panduan para astronom yang bertugas, terutama saat ikut mengamati matahari. Mereka aktif bertanya jawab, lalu bergantian mengintip matahari melalui dua teleskop matahari yang terpasang di halaman Rumah Teleskop GOTO dan Rumah Teleskop Bamberg. Beberapa pengunjung lain bisa melihat matahari langsung sambil mengenakan kaca mata matahari yang telah dilengkapi filter khusus.

"Kita sudah siap-siap daftar jauh-jauh hari, dari seminggu sebelumnyalah, daftarnya kan online, jadi harus standby terus, tiap 30 menit langsung habis, coba lagi 30 menit kemudian sudah habis lagi, harus cepet-cepetan, yang tertarik terutama anak-anak ya," kata Eka (28 tahun) asal Jawa Timur yang datang bersama kakak dan para keponakannya. Kunjungan ke Bosscha adalah hari ke-5 liburan bersama keluarga besarnya di Bandung.

Ini kali pertama ia dan keluarganya datang ke Bosscha. Menurutnya program ini sangat baik untuk edukasi bagi warga, khususnya anak-anak. "Tempatnya juga sangat nyaman sekali, sayang ya masih dibatasi waktu kunjungannya," ujarnya.

"Nggak keliatan apa-apa, gelap," begitu celotehan sejumlah bocah yang kecewa tak bisa melihat penampakan matahari melalui teleskop. Ternyata saat giliran mereka matahari tiba-tiba meredup tertutup awan kehitaman. "Nanti ya kita tunggu dulu sampai awannya bergeser, pasti bisa kita lihat lagi," kata seorang astronom pemandu.

Wisatawan menyimak penjelasan astronom saat pengamatan matahari di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/7/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Wisatawan menyimak penjelasan astronom saat pengamatan matahari di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/7/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Baca Juga:

100 Tahun Observatorium Bosscha, yang Terbesar di Bumi Selatan
Mengenal Bosscha dari Bacaan Wisnu
Observatorium Lembang

Sejumlah pengunjung juga tampak antusias memasuki Gedung Koepel, tentu saja mereka penasaran dengan kubah putarnya yang ikonik dan teleskop raksasa refraktor ganda Zeiss yang panjangnya 11 meter dengan diameter lensa 60 cm. Dua orang astronom menjelaskan fungsi dan bagian-bagian teleskop pada pengunjung.

Udah lama kepengin ke Bosscha, pas ada pendaftaran kunjungan kita sejak sebulan lalu sudah daftar dan dapat tiket. Yang tertarik pengin ke sini anak saya yang besar, itu dia masih di dalam kubah itu. Sayang gak dibuka lama ya kubahnya," kata Adi (37 tahun) asal Jakarta yang datang bersama keluarganya. Ini merupakan kunjungan pertama kali mereka ke Bosscha.

"Dapat info dari instagram kalau Bosscha buka pendaftaran buat kunjungan, langsung daftar sekitar minggu lalu. Takutnya kan berebut karena tiket terbatas. Yang antusias untuk ke Boosscha saya dan anak yang kelas 3 SD," kata Erna (35 tahun) asal Cimahi. Ia datang bersama suami dan anak-anaknya.

Rasyid Azka, bocah kelas 3 SD asal Cimahi juga tak sabar untuk segera masuk. "Suka dengan benda-benda langit, jadi gak sabar pengin lihat matahari pakai teleskop dan masuk ke kubah Bosscha," katanya.

Astronom mengintip teleskop matahari di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/7/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Astronom mengintip teleskop matahari di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (8/7/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Wisata edukasi tentang astronomi ini merupakan tahap awal kunjungan publik terjadwal setiap hari Sabtu ke Observatorium Bosscha pascapandemi. Jadi jumlah pengunjung sangat dibatasi, hanya menerima 100 orang pengunjung yang dibagi menjadi 2 sesi. Program ini bernama Program Kunjungan Siang Berpemandu.

Terkait dibatasinya jumlah pengunjung, salah seorang astronom Obervatorium Bosscha, Yatny Yulianty, menjelaskan, "programnya berbeda, tak lagi seperti dulu, kita tak lagi memiliki ruang yang besar. Kita juga coba meningkatkan engagement dengan pengunjung, dulu satu rombongan bisa 100 tapi interaksi dengan edukator minim. Kita ingin interaksi pengunjung dengan edukator bisa lebih aktif, sehingga proses transfer informasi lebih mengena ke pengunjung."

Yatni mengatakan, animo masyarakat untuk berkunjung ke Bosscha sangat tinggi hingga terjadi berebut tiket. Ia mengaku kaget menghadapi animo ini.

“Karena sistem pendaftaran juga baru, kita juga yang harus bangun sistem pendaftaran secara online, cukup kerepotan juga di pekan awal,” katanya.

Untuk menampung animo tinggi masyarakat, Bosscha akan menyediakan beberapa opsi, mulai menambah waktu kunjungan di hari lain, menambah kapasitas, memperbanyak program,  dan lain-lain.

Bagi masyarakat yang ingin merasakan pengalaman melihat benda langit di observatorium yang telah berusia 100 tahun ini, Anda harus mendaftar dulu melalui tautan https:s.id/kunjungbosscha2023. Atau pantau saja Instagram bosschaobservatory untuk melihat program-program menarik di seputar astronomi. Salam langit gelap!

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//