• Kampus
  • Mengenalkan Manfaat Sungai Cikapundung pada Anak-anak di Kampoeng Tjibarani

Mengenalkan Manfaat Sungai Cikapundung pada Anak-anak di Kampoeng Tjibarani

Anak-anak usia dini belajar konservasi alam sambil bermain bersama Komunitas Kampoeng Tjibarani di pinggiran Sungai Cikapundung, Bandung.

Kampoeng Tjibarani, Bandung, saat menggelar local product awareness social project, 6 November 2022. Salah satu yang ditonjolkan dari program pemberdayaan warga kampung ini adalah dengan penataan ekowisata sebagai kampung edukasi bersama masyarakat lokal. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana29 Agustus 2023


BandungBergerak.idSungai Cikapundung memiliki peran penting dalam denyut kehidupan Kota Bandung. Eksistensi sungai yang membelah kota kembang ini perlu disadari oleh generasi muda khususnya anak-anak. Hal inilah yang ditanamkan dalam Field Trip Edukasi Ekologi Cikapundung, Kamis, 24 Agustus 2023 di saung Komunitas Kampoeng Tjibarani.

Erland Fabian perwakilan dari Kampoeng Tjibarani dan selaku ketua pelaksana kegiatan menjelaskan, Field Trip Edukasi Ekologi Cikapundung merupakan program untuk menumbuhkan kesadaran dan menciptakan kader konservasi baru yang peduli terhadap kelestarian alam sejak usia dini.

Peserta program adalah anak-anak sekolah dasar yang berada di sekitar wilayah bantaran Sungai Cikapundung yaitu SD Al-Husainiyyah di kelurahan Hegarmanah dan SD Al-Hidayah di kelurahan Ciumbuleuit, kecamatan Cidadap.

Mereka mendapatkan materi ekologi Sungai Cikapundung, pengenalan jenis sampah, edukasi melalui kesenian pantomim, workshop pengelolaan sampah dari botol bekas air mineral menjadi media tanam, dan penanaman berbagai jenis pohon.

“Perlu diketahui bahwa kelestarian alam dan permasalahan soal sampah merupakan tantangan bersama demi merawat lingkungan menjadi lebih baik dan meminimalisir kerusakan alam yang terjadi,” kata Erland Fabian, dalam siaran pers yang diterima BandungBergerak.id.

Sebagaimana sungai lain di Kota Bandung, Sungai Cikapundung tidak terlepas dari sampah. Hasil kegiatan river clean up 12 Agustus lalu menunjukkan, pengambilan sampah di Sungai Cikapundung segmen sekitar Kampoeng Tjibarani mencapai 1 ton lebih.

Selain itu, kebakaran sampah di TPA Sarimukti menimbulkan dampak penumpukan sampah di berbagai wilayah di Kota Bandung. Masyarakat dituntut untuk meminimalkan jumlah sampah dan melakukan pengelolaan secara mandiri dan kolektif.

“Oleh karena dengan workshop pengelolaan sampah yang kami lakukan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut,” kata Erland.

Membangun Kader-kader Konservasi Baru

Program Field Trip Edukasi Lingkungan di wilayah Bantaran Sungai Cikapundung segmen Kampoeng Tjibarani bertujuan untuk membangun keberlanjutan konservasi. Diketahui, upaya konservasi tidak terlepas dari upaya membangun kader-kader konservasi baru. Dengan demikian, kepedulian lingkungan dapat disalurkan dengan baik pada generasi penerus.

“Program ini menjadi pengalaman pendidikan transformatif yang memberdayakan generasi mendatang untuk melindungi sumber daya alam kita sambil mendorong kolaborasi antar pihak sekolah, pendidik, komunitas lokal, dan pakar lingkungan,” jelas Erland Fabian. 

Dalam Program Field Trip Edukasi Lingkungan ini panitia menggunakan metode “belajar sambil bermain, bermain sambil belajar”. Pendekatan ini dirancang untuk mengedukasi anak-anak melalui pengemasan yang kreatif diselipkan dengan melakukan permainan sebagai hal yang menyenangkan dan menjadikan suasana pembelajaran lebih santai.

Erland mengatakan, metode ini memungkinkan anak usia dini 6 hingga 12 tahun untuk belajar lebih banyak tentang pendidikan lingkungan melalui aktivitas praktik yang menyenangkan.

Kepala Sekolah SD Al-Husainiyyah Widodo mengaku anak-anak di sekolahnya mendapatkan ilmu bermanfaat dari para pemuda kreatif yang mengelola Kampoeng Tjibarani. Lewat program ini, anak-anak didiknya langsung bisa mengetahui tentang lingkungan di sekitarnya.

“Kebetulan SD Al-Husainiyyah berada di lingkungan Tjibarani ini, jadi mereka betul-betul dididik, didukasi, sehingga mereka bisa memahami dan mempraktikkan cara-cara memelihara dan menjaga lingkungannya,” kata Widodo.

Guru dari SD Al-Hidayah Nur berharap, anak-anak peserta program bisa mempraktikkan kesadaran lingkungan di rumah masing-masing dan dalam kehidupan sehari-harinya. “Harapannya supaya nanti anak-anak itu bisa menjadi penerus, melestarikan lingkungan ini supaya lingkungan ini tetap lestari dan bumi ini tetap terjaga, buminya tetap hijau,” kata Nur.

Baca Juga: PROFIL KOMUNITAS MASYARAKAT KREATIF KAMPOENG TJIBARANI: Melihat Citra Bandung dari Pinggiran Cikapundung
Komunitas dan Kalangan Akademik Membangkitkan Potensi Wisata Edukasi Kampung Cibarani
Jerih Payah Warga Kampung Cibarani untuk Bangkit dari Pagebluk

Kolaborasi di Kampoeng Tjibarani

Kampoeng Tjibarani dikenal sebagai kampung wisata ekologi yang posisinya di di kawasan Bandung utara. Fungsi ini diperkuat dengan kolaborasi bersama perguruan tinggi, salah satunya Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung. 

Dikutip dari laman Unpar, salah satu bentuk kolaborasi Kampoeng Tjibarani dan Unpar mewujud dalam program Parahyangan untuk Desa (Parade) 2022 yang berlangsung 20 Agustus-4 September 2022 lalu.

Parade merupakan salah satu program kerja dari Departemen Pengabdian Masyarakat BEM Unpar 2022 yang memiliki tujuan untuk mewujudkan mahasiswa Unpar yang peduli terhadap persoalan sosial masyarakat.

Sasaran program Parade adalah mendorong potensi wisata yang berkelanjutan khususnya pada Kampoeng Tjibarani. Terlebih kampung ini sedang berusaha bangkit setelah lama terdampak pandemi Covid-19. 

Rangkaian acara Parade terdiri dari workshop berjudul “Pengelolaan Sisa Sampah Organik Menjadi Kompos”, kemudian disambung dengan “Belajar Bersama Matematika & Bahasa Inggris. 

Tak hanya itu, tim Pengabdian Masyarakat BEM Unpar juga memberikan penyuluhan pelatihan “Konten Digital pemasaran Kampoeng Tjibarani” dan penyuluhan Sustainable Tourism.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//