• Berita
  • Konser Musik Cadas untuk Dago Elos

Konser Musik Cadas untuk Dago Elos

Konser di Terminal Dago bukan pertunjukan musik biasa. Konser ini menegaskan bahwa tanah sengketa Dago Elos adalah milik warga.

Konser musik cadas di Dago Elos, Bandung, Sabtu malam, 9 Desember 2023. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah12 Desember 2023


BandungBergerak.id- Irama keras musik-musik cadas mengayunkan tubuh-tubuh kaula muda di Dago Elos, Bandung, Sabtu malam, 9 Desember 2023. Mereka saling menabrak bahagia, saling berteriak penuh rasa bangga, memacu semangat mempertahankan tanah dari penggusuran.

Konser musik cadas yang langka ini digelar untuk menunjukkan bahwa tanah Dago Elos milik warga, bukan milik pemerintah apalagi milik pengusaha. Sebab warga sendiri yang berjuang mempertahankan tanah kelahirannya.

Mereka mengepalkan tangan, menanyikan lagu demi lagu, band demi band tampil, para penonton mengayunkan tubuh, menari indah dan tetap bertariak lantang: Dago Melawan!

“Ini Bandung kotaku tercinta, ramah tamah semua penduduknya, kami bangga terlahir di sini. Ini Bandung kotaku tercinta, ramah tamah semua penduduknya,” demikian lirik berjudul Bandung yang dilantunkan band Counter Attack.

Selesai lagu tersebut, Master of Ceremony (MC) mengingatkan para penonton menyuarakan Dago Melawan. “Kita ada di ruang konflik, warga-warga sedang berjuang, Dago melawan tak bisa dikalahkan,” diikuti teriakan para penonton.

Acara ini diinisiasi oleh pemuda warga Dago Elos bersama kawan Kolektif Underdrunk. Band-band lokal diundang untuk naik ke atas panggung yang didirikan di Terminal Dago.

Koordinator Forum Dago Melawan Angga menyebutkan, acara bertajuk “Muller Penipu” ini bagian dari aktivasi ruang-ruang di Dago Elos.

Kali ini diselenggarakan ada inisiasi dari pemuda-pemuda lokal di Dago Elos. Kalau dulu banyak terbantu teman-teman solidaritas untuk mengadakan acara-acara seperti ini, kalau sekarang kebanyakan dari pemuda lokal semua,” kata Angga, saat ditemui BandungBergerak.id, Sabtu, 9 Desember 2023.

Alasan lain diadakannya acara di Terminal Dago, lanjut Angga, untuk menyuarakan lebih terbuka secara publik karena berdekatan dengan jalan raya. Biasanya acara-acara di Dago Elos berlangsung di Bale RW yang posisinya di belakang.

“Sekarang ditarik ke depan. Kita juga bisa menyuarakan, supaya lebih dekat juga ke publik. Aktivitas berdekatan secara langsung ke warga sekarang kampanye publik juga,” ungkap Angga.

Kasus hukum terakhir mengenai sengketa tanah seluas 6,3 hektare Dago Elos dimenangkan oleh ahli waris keluarga Muller, berdasarkan putusan kontroversial Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung (MA). Selama proses hukum yang sempat dimenangkan warga Dago Elos, Pemkot Bandung hanya diam padahal di sana ada aset terminal.

“Karena kita ingin menegaskan bahwa khususunya luasan tanah di terminal itu bukan lagi di bawah kekuasaan (pemerintah) Kota Bandung khususya. Di Kota Bandung sendiri, dengan tanpa putusan PK Kota Bandung sudah menyerah dari awal ketika putusan pengadilan pertama artinya ditambah dengan putusan PK jelas-jelas posisinya tanah ini kembali ke tanah yang prioritaskan,” beber Angga. .

Terminal seluas kurang lebih 500 meter persegi ini rencananya akan dikelola sendiri oleh warga Dago Elos. ”Maka kami bermaksud mengaktivasi terminal ini di bawah penguasaan swadaya masyarakat,” tegas Angga.

Angga tak menyangka, animo massa terhadap event musik ini sangat besar. Mereka banyak yang datang jauh dari luar Dago Elos. Angga memperkirakan massa yang hadir sekitar 200 orang.

“Ini di luar dari ekspetasi, animo yang berdatangan ke Dago ini lebih dari 200 orang. Artinya ini sebuah modal kampanye,” tandas Angga.

Baca Juga: Terminal Dago Ada di Pusaran Sengketa Lahan Dago Elos, Kenapa Pemkot Bandung Selama Ini Diam?
Festival Kampung Kota 3: Dago Elos Melawan Klaim Investor dengan Solidaritas
Mahasiswa Bandung Mengawal Dago Elos

Suasana konser musik cadas di Dago Elos, Bandung, Sabtu malam, 9 Desember 2023. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)
Suasana konser musik cadas di Dago Elos, Bandung, Sabtu malam, 9 Desember 2023. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)

Musik sebagai Pernyataan Sikap Politik 

Salah seorang warga Dago Elos yang menjadi bagian panitia acara “Muller Penipu”, Eheng menyebutkan band-band yang hadir di terminal Dago berasal dari pemuda warga Dago Elos dan forum solidaritas.

Band-band tersebut antara lain Babiriot, BGO, Negative Parallax, Statecrust, Counter Attack, dan lainnya. Tak ada pembelian tiket. Namun para penonton diajak berdonasi serta bersolidaritas bersama warga Dago Elos.

Poster-poster perjuangan warga tertempel di setiap sudut Dago Elos. “Ini semua dari pemuda warga, dan sudah persetujuan semua pihak,” jelas Eheng.

Bagi Eheng, acara musik ini merupakan sikap politik dari warga terhadap Pemkot Bandung maupun pemerintah provinsi yang tak mau berjuang bersama warganya untuk mempertahankan tanah dari penggusuran.

“Kita mau bilang ke mereka, ini tanah warga, bukan tanah dinas provinsi. Ini tanah warga sampai menang,” sambungnya.

Salah seorang warga Dago Elos, Iceu (48 tahun) mengatakan dengan adanya acara ini warga semakin kuat untuk berjuang dan masyarakat luar mengetahui permasalahan yang terjadi di Dago Elos. Acara-acara seperti ini juga membantu ekonomi warga yang berjualan.

“Terhibur dan terdukung dengan adanya acara ini,” ungkap Iceu.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain dari Muhammad Akmal Firmansyah, serta artikel-artikel lain tentang Dago Elos

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//