• Narasi
  • ESAI TERPILIH APRIL 2024: Dari Diskriminasi pada Remaja Perempuan, Belajar Jurnalistik kepada Njoto, hingga Upah Murah Buruh Industri Clothing Kota Bandung

ESAI TERPILIH APRIL 2024: Dari Diskriminasi pada Remaja Perempuan, Belajar Jurnalistik kepada Njoto, hingga Upah Murah Buruh Industri Clothing Kota Bandung

Esai Terpilih April 2024 membahas beragam fenomena dan isu yang relevan dengan kondisi saat ini, mulai dari isu perempuan, buruh, dan sejarah jurnalisme.

Tim Redaksi

Awak Redaksi BandungBergerak.id

Ilustrasi Esai Terpilih April 2024. (Desain dan Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

9 Mei 2024


BandungBergerak.id - Sepanjang bulan April 2024, redaksi BandungBergerak.id telah menerima 16 esai dan 8 tulisan narasi dari audiens BandungBergerak (KawanBergerak). Untuk itu kami sampaikan terima kasih atas kepercayaan KawanBergerak mengirimkan tulisan-tulisan bermutunya kepada kami. Seperti bulan-bulan sebelumnya, kami ingin menyampaikan tiga Esai Terpilih. Berikut ini sedikit ulasannya:

Diskriminasi pada Remaja Perempuan

Esai dari seri MAHASISWA BERSUARA ini ditulis oleh Nur Mutia Syahputri, mahasiswa Ilmu Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB). Penulis mengulas tentang betapa dekatnya kekerasan dan diskriminasi pada kaum hawa sejak dari masa anak-anak dan remaja. Menurut Nur, sejak kecil kita sering mendapatkan kekerasan-kekerasan verbal yang tak jarang kita dapati dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) remaja perempuan sering kali mendapatkan diskriminasi soal tubuh mereka dengan stereotip budaya mengenai bentuk tubuh. Tak jarang, banyak dari mereka yang menyesali tubuh mereka sendiri.

“Remaja sangat menyukai validasi yang diberikan oleh kerabat terdekatnya. Namun, seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi, banyak sekali standar “tubuh ideal” untuk memberikan stereotip bahwa perempuan dapat dikatakan “cantik” ketika mereka memiliki postur tubuh yang ideal tersebut. Selepas dari itu, remaja perempuan yang memiliki postur tubuh “ideal” justru menjadi salah satu korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang yang ia kenal,” papar Nur.

Belajar pada Njoto

Esai ini ditulis Muhammad Akbar Darojat Restu Putra, mahasiswa aqidah dan filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Menurut Akbar, dalam deretan tokoh-tokoh jurnalistik di Indonesia, nama Njoto jarang terdengar. Kerap ketika berbicara mengenai sejarah jurnalisme di Indonesia, nama seperti Tirto Adhie Surjo, Mas Matrco Kartodikromo, P. K. Ojong, Haji Mibach dll yang santer terdengar.

Njoto lebih dikenal sebagai seorang yang menghidupkan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) bersama Aidit dan Lukman ketika partai tersebut hampir mendekati ajal pada 1955. Ia juga lebih dikenal sebagai sosok pionir dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang mengeskponensi gagasan Turba (Turun ke bawah) demi memanifestasikan seni berwajah rakyat.

“Karena itu, dalam tulisan ini saya hendak memaparkan pemikiran Njoto mengenai Jurnalisme. Patut untuk dicatat, ia menuangkan pemikirannya tersebut hanya dalam bentuk artikel pendek atau pidato-pidato yang kemudian dibukukan dalam buku Pers dan Massa. Ia tidak menuliskannya dalam bentuk buku atau magnum opus yang rigor dan sistematis. Kendati demikian, apa yang ia tawarkan, seperti yang akan lihat nanti, dapat menjadi acuan bagi mereka yang menekuni dunia jurnalisme,” tulis Akbar.

Baca Juga: ESAI TERPILIH MARET 2024: Dari Konser Bandung Symphony Orchestra hingga Pesta Demokrasi Tanpa Etika Lingkungan HidupESAI TERPILIH MARET 2024: Dari Konser Bandung Sym
ESAI TERPILIH FEBRUARI 2024: Dari Suara Gen Z di Pemilu 2024, Sosok Us Tiarsa, hingga Kekerasan terhadap Jurnalis
ESAI TERPILIH JANUARI 2024: Dari Polemik Hari Lahir Persib hingga Adegan Film di TikTok

Upah Murah Buruh Clothing Kota Bandung

Esai ini ditulis Azis, pegiat Pembebasan Bandung. Ia membahas Kota Bandung yang terkenal dengan estetika dan romantismenya. Tercetuslah pertanyaan viral, “kenapa Bandung?”.

Menurut Azis, Bandung dipuja sejak dahulu kala. Di mana pada era kolonial Belanda, banyak warga Eropa yang memilih pindah dan menetap di Bandung. Alasannya sederhana, cuaca yang sejuk dan alam yang asri.

Bahkan, lanjut Asis, hingga saat ini, saat alam dan cuaca sudah tak sebaik dahulu, Bandung masih dianggap sebagai kota indah yang menjadi tujuan utama untuk disinggahi. Tak hanya itu, Bandung juga digandrungi karena industri fashion yang barangkali jadi kiblat fashion kawula muda. Merek-merek lokal di Kota Bandung berhasil menarik perhatian. Teringat kala toko-toko baju anak muda disentralkan di Mall Parahyangan samping Masjid Agung, tak kalah ramainya seperti di Jl. Trunojoyo sekarang.

“Namun, di balik keindahan Kota Bandung serta melimpahnya toko baju beken, ternyata kota ini ditopang oleh fleksibilitas kerja dan upah murah para pekerjanya. Siapa sangka, toko-toko baju yang ramai dikunjungi kawula muda menjelang Idulfitri, ternyata dilayani oleh buruh-buruh yang upahnya rendah bahkan diantaranya tidak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR),” ungkap Azis.

Demikian ulasan tiga Esai Terpilih Maret 2024. Kepada kawan-kawan yang esainya terpilih, BandungBergerak.id akan menghubungi ketiga penulis untuk mengatur pengiriman sertifikat dan kenang-kenangan. Seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh bandungbergerak.id. Atau bisa juga para penulis esai terpilih berinisiatif menghubungi akun Instagram KawanBergerak atau nomor telepon 082119425310.

Selamat untuk ketiga kawan penulis! Kami menunggu kiriman esai-esai bermutu dari kawan-kawan semua. Esai bisa dikirim ke [email protected]. Mari terus menulis, terus berdampak! Sesekali, mari mengkritik juga!

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//