• Berita
  • Seruan Solidaritas Aksi Kamisan Bandung untuk Rafah, Palestina

Seruan Solidaritas Aksi Kamisan Bandung untuk Rafah, Palestina

Aksi Kamisan Bandung menyuarakan Hak Asasi Manusia nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas bagi warga Palestina terkait invasi Israel ke kota Rafah.

Aksi Kamisan Bandung di Taman Cikapayang Dago, Kamis sore, 9 Mei 2024, menyerukan solidaritas untuk Palestina dengan tema All Eyes on Rafah. (Foto: Salma Nur Fauziyah/BandungBergerak.id)

Penulis Salma Nur Fauziyah10 Mei 2024


BandungBergerak.idDi tengah kebisingan kendaraan yang lalu lalang melewati Taman Cikapayang Dago, Kamis sore, 9 Mei 2024, sejumlah orang berkumpul dengan membawa payung hitam dan bendera Palestina. Terpasang pula spanduk bertuliskan ‘Hentikan Genosida’ dan juga sebuah tenda. Salah satu orang berorasi di depan sambil meneriakan “Free, Free, Palestine. Palestine will be free!” dan disambut dengan peserta lainnya. Mereka menyerukan kebebasan Palestina dari cengkraman Zionisme Israel.

“All Eyes on Rafah” adalah tema yang diusung oleh Aksi Kamisan Bandung kali ini. Didorong oleh penolakan dari tindakan Israel yang mulai menyerang kembali Palestina di kawasan penyeberangan Rafah yang merupakan tempat ‘aman’ terakhir bagi warga Palestina.

Fay, salah satu pegiat Aksi Kamisan Bandung berkata, berpindahnya lokasi Aksi Kamisan Bandung yang biasanya dilaksanakan di depan Gedung Sate ini tidak lain untuk mengaktivasi lebih banyak ruang-ruang publik di Kota Bandung. Selain itu agar kampanye ini lebih meluas dan dapat didengar banyak orang yang sibuk berlalu-lalang di daerah perempatan Dago sibuk tersebut. Mereka juga akan menginap di sana, jika cuacanya mendukung.

“Di Aksi Kamisan Bandung sendiri, kita coba memaknai Aksi Kamisan Bandung ini sebagai sebuah gerakan atau metode kampanye untuk bagaimana menyebarluaskan terkait Hak Asasi Manusia yang kita miliki sebagai masyarakat dunia,” ujar Fayyad, menjelaskan mengapa kali ini Aksi Kamisan yang identik dengan menyuarakan isu-isu HAM masa lalu dan nasional kini membahas kasus HAM internasional.

Fay mengatakan, membicarakan HAM pasti terkait dengan setiap individu yang lahir di dunia ini. Melihat Palestina dewasa ini, HAM yang menjungjung tinggi hak untuk hidup semuanya lenyap akibat perbuatan zionisme Israel. Hal ini menunjukkan pelanggaran HAM bisa terjadi di mana saja dan bukan hanya di Indonesia. Maka, tidak menutup kemungkinan Aksi Kamisan Bandung menyuarakan ketidakadilan yang terjadi di belahan dunia lain. Karena pelanggaran HAM terjadi di mana saja, tidak hanya di Indonesia.

Pada Aksi Kamisan kali ini, seniman pantomim yang aktif menyerukan isu HAM khususnya Palestina, Wanggi Hoed berorasi terkait kejadian yang terjadi di Palestina. Sebelumnya, Wanggi baru saja menggelar aksi Bandung Spirit for Palestine pada 24 April 2024 lalu bersama Hanfa Azzahra.

Wanggi menegaskan kembali pentingnya Bandung Spirit atau Semangat Bandung. Semangat Bandung, baginya, merupakan jawaban bagi seluruh negara dunia untuk menghentikan tindakan kolonialisme dan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Semangat itu bagaikan simbol bagi perlawanan dan perjuangan bangsa Palestina.

“Semangat Bandung adalah milik kita yang paling berharga,” ujar Wanggi saat menjawab seberapa pentingnya setiap butir dari Dasasila Bandung sehingga tidak hanya menjadi warisan Indonesia saja tetapi untuk dunia yang saat ini masih didominasi oleh negara-negara adidaya.

Wanggi juga menyampaikan, kita perlu berwaspada terhadap jaringan-jaringan Hasbara yang mengupayakan seluruh aksi solidaritas kepada Palestina dihentikan. Ia menyebutkan salah satu contohnya yang terjadi di beberapa universitas di Amerika. Banyak camp solidarity yang dilakukan oleh para mahasiswa kemudian dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian dan para mahasiswa itu pun tutut dilaporkan.

Mendekati peringatan Nakba Day, Wanggi menyampaikan akan ada aksi solidaritas digelar pada tanggal 11 Mei mendatang. Nakba Day sendiri adalah sebuah peringatan terhadap invansi yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina pada 1948 silam. Aksi solidaritas ini akan dilakukan dari daerah monumen Dasasila Bandung sampai pada monumen solidaritas Asia-Afrika.

“Buat apa ada monumen solidaritas, tanpa memperkuat solidaritas,” ujar seniman pantonim itu. Baginya, monumen yang dibuat bukan sekadar aksesoris kota melainkan memang memiliki makna agar solidaritas terwujud dalam kehidupan nyata.

Baca Juga: Peringatan Hari Al Quds Internasional di Bandung Menggemakan Kemerdekaan Palestina
Catatan Hitam Merah Negara dari Aksi Kamisan Bandung
Refleksi atas Tiga Dosa Besar Negara dalam Aksi Kamisan September Hitam UPI Bandung

Aksi Kamisan Bandung di Taman Cikapayang Dago, Kamis sore, 9 Mei 2024, menyerukan solidaritas untuk Palestina dengan tema All Eyes on Rafah. (Foto: Salma Nur Fauziyah/BandungBergerak.id)
Aksi Kamisan Bandung di Taman Cikapayang Dago, Kamis sore, 9 Mei 2024, menyerukan solidaritas untuk Palestina dengan tema All Eyes on Rafah. (Foto: Salma Nur Fauziyah/BandungBergerak.id)

Pandangan Mahasiswa Terhadap Kondisi Palestina

“Apakah sampai padamu berita tentang kanak-kanak yang tak lagi berbapak, tentang Ibu mereka yang diperkosa atau diseret ke penjara? Para balita yang menggenggam batu dengan dua tangan mungil mereka, menghadang tentara zionis Israel, lalu tangan kaki mereka disayat dan dibuntungi.”

Penggalan puisi ciptaan Helvy Tiana Rosa itu lantang menyuarakan isu Palestina. Puisi sastrawan perempuan tersebut lantas dibaca di tengah Aksi Kamisan di Taman Cikapayang.

Aksi Kamisan Bandung “All Eyes on Rafah” banyak dihadiri oleh beberapa mahasiswa (termasuk Persma). Salah satu mahasiswa yang hadir, Cindy Veronica Rohanauli yang mengaku ini adalah Aksi Kamisan Bandung yang kedua kalinya. Sebelumnya, mahasiswi Hubungan Internasional angkatan 2022 ini sering mengikuti Aksi Kamisan di kampusnya. Namun, karena aktivasinya akan berjalan di minggu depan maka ia pun tertarik mengikuti Aksi Kamisan Bandung yang juga kebetulan mengangkat isu soal Rafah.

“Aku sih berharapnya, aku juga bisa banyak belajar gitu dari teman-teman yang tadi berorasi. Untuk dapat gambaran, sebenernya seberapa penting sih untuk kita punya kesadaran dan ingatan terkait isu ini,” ujar Cindy yang aktif di LPPMD Unpad.

Cindy sangat menyayangkan tindakan Amerika Serikat yang sudah lama mensponsori semua kegiatan genosida yang dilakukan Israel. Negara yang mengusung nilai-nilai kemanusiaan malah bertindak kontradiktif. Apakah dengan mendukung negara yang melakukan genosida dapat dikatakan negara tersebut menghargai nilai-nilai kemanusiaan? Hal itu yang dipertanyakan Cindy.

Ia juga sempat merespons tindakan AS yang baru saat ini menghimbau Israel untuk melakukan gencatan senjata yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Menurut Cindy, hal ini ada sangkut-pautnya mengenai pemilihan umum AS yang semakin dekat.

“Selama Israel masih ada, menurut aku ya udah penindasan terhadap rakyat Palestina masih ada gitu,” kata mahasiswi HI Unpad itu saat menyatakan rasa pesimisnya terhadap two-state solution. Israel, menurutnya, tidak akan mudah untuk menyerah dalam hal ini.

Salah satu solusi yang efektif menurut Cindy adalah one-state solution. Dan besar harapannya adalah sebuah kemerdakaan dan berdirinya satu negara bernama Palestina.

*Kawan-kawan dapat menyimak karya-karya lain Salma Nur Fauziyah, atau artikel-artikel lain tentang Palestina

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//