BANDUNG HARI INI: 138 Tahun Stasiun Bandung
Peresmian Stasiun Bandung 138 tahun lalu berlangsung meriah. Ribuan orang menyalakan obor dan listrik, bendera berkibar di mana-mana.
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah17 Mei 2024
BandungBergerak.id - Hari ini, 17 Mei 2024 bertepatan dengan 138 tahun lalu diresmikannya jalur jalan kereta api Batavia Bandung milik Staatspoor en Tramweggen yang sekarang dinasionalisasi menjadi PT Kereta Api Indonesia. Saat itu dibangun juga Stasiun Kereta Api di Sporstraat West (Stasiun Barat) dengan gaya arsitektur campuran kolonial Belanda.
“Tahun 1920 bentuk stasiun dirombak dan diperbesar dengan gaya arsitektur kolonial. Tahun 1931 bangunan stasiun dirombak total dan dibangun kembali berdasarkan rancangan arsitek Dr. Ir. JW Ijerman dengan gaya arsitektur Art Dex,” tulis Sudarsono Katam dalam buku Bandung: Kilas Peristiwa di Mata Filatelis (2006).
Sudarsono Katam mengatakan, jalan kereta api ini membuka perekonomian Kota Bandung dengan mulainya dibangun beberapa penginapan atau hotel di sekitar stasiun Bandung. Para pedagang makanan yang menjadi bagian dari kehidupan malam tempo dulu turut menjamur.
Penulis sejarah lainnya, Atep Kurnia mencatat, Mei 1884 merupakan diresmikannya jalur kereta api Cianjur Bandung. Pada September 1884 stasiun-stasiun yang membentang dari Padalarang sampai Rancaekek tadinya berstatus sebagai halte, bukan stasiun.
"Pasti ada yang istimewa di balik penetapannya sebagai stasiun. Dengan kata lain, ada alasan-alasan yang mendasari pemilihan tempat tersebut sebagai stasiun kereta api," tulis Atep Kurnia, dalam Sejarah Jalur Kareta Api di Bandung Raya di BandungBergerak.id.
Pesta Peresmian Jalur Kereta Api Cianjur Bandung
Atep Kurnia menyebut pembukaan jalur kereta ini tersiar dalam media massa seperti Bataviaasch Handelsblad (BH) dan Java-bode (JB) edisi 12 sampai 23 Mei 1884. Diberitakan bahwa 17 Mei 1884 akan ada perayaan besar.
“Pada edisi 12 Mei 1884 diberitakan De Inspecteur-Generaal der staatspoorwegen (inspektur umum jawatan kereta api) dengan titimangsa Bogor, 8 Mei 1884, mengumumkan bahwa pada 16 Mei 1884 akan tersedia kereta perayaan bagi para tamu, yang berangkat dari Bogor pada pukul 06.30 dan tiba di Bandung sekitar pukul 13.00," beber Atep.
Di Stasiun Bandung yang telah dihiasi, panitia pesta akan menyambut para tamu. Malamnya akan diselenggarakan prosesi ribuan orang yang menyalakan obor dan listrik yang dipasang mulai dari stasiun ke pacuan kuda di Tegallega, dengan diiringi musik.
Atep menemukan dokumen, pada 15 Mei 1884 Gubernur Jéndral pada peresmian jalur kereta api itu. Imbasnya, surat-surat pengangkatan di lingkungan jawatan kereta api sementara ditunda.
Kemudian pada 16 Mei 1884, kereta dari Bogor tiba di Stasiun Bandung pada pukul 12.30. Acara berlangsung semarak dan dihadiri Bupati dan Penghulu Bandung.
“Stasiun dihiasi dengan semarak, dan tabuhan musik terdengar dari kereta. Ketua panitia pesta Romunde memberikan sambutan hangat. Pesta pembukaan tersebut diperingati dengan membuka botol sampanye dan menikmatinya, seraya musik berbunyi," ujar Atep.
Para pegawai bumiputra menyiapkan kenduri besar untuk menyambut para tamu dan pejabat. Seantero Bandung berpakaian meriah, bendera berkibar di mana-mana.
“Keesokan harinya diberitakan prosesi kemarin malam berlangsung semarak dan sangat sukses, permainan rakyat dipertontonkan sesuai dengan rencana, pesta kembang api dan penyingkapan didukung cuaca yang bagus, orang yang berkerumun pun tidak terhitung, saking banyaknya," sambung Atep.
Baca Juga: Membandingkan Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan Ongkos Kereta Api dan Kendaraan Pribadi
BIOGRAFI ACHMAD BASSACH (4): Pegawai Jawatan Kereta Api Kolonial
Menengok Tragedi Bintaro, Kisah Terkelam Kereta Api Indonesia
Data Penumpang Kereta Api
Layanan kereta api dibuka pada 17 Mei 1884 yang dimulai dengan jurusan Cianjur pukul 06.30 dan 12.45; melalui Halte Cipadalarang (pada pukul 08.31 dan 14.39), Halte Cimahi (08.45 dan 14.51), Stasiun Bandung (08.59 dan 15.04), Halte Gedebage (09.24 dan 15.27), Halte Rancaekek (09.39 dan 15.40), dan Stasiun Cicalengka (09.55 dan 15.55).
Sementara itu, untuk layanan Bandung Cicalengka, kereta api bermula dari Cicalengka pukul 08.53 dan 14.18, Rancaekek (09.09 dan 14.36), Gedebage (09.22 dan 14.51), dan Bandung (09.38 dan 15.08).
Atep seraya mengutip Verslag van den Dienst der Siaatsspoorwegen op Java over het jaar 1884, bahwa jumlah penumpang yang berangkat dari Bandung selama tahun 1884 sebanyak 303 orang di kelas satu, 1.256 orang di kelas dua, dan 30.426 orang di kelas tiga, dengan jumlah total sebanyak 31.985 orang.
Penumpang yang turun di Bandung 2.265 orang di kelas satu, 5.097 orang di kelas dua, dan 29.358 orang di kelas tiga, atau totalnya sebanyak 36.720 orang.
“Dari jumlah penumpang sebanyak itu, dapat dikatakan bahwa setiap harinya ratusan orang bumiputra menumpang kereta api kelas tiga dari dan ke Bandung. Sebagian besar dari mereka datang ke Bandung dengan membawa barang dagangan dalam jumlah besar berupa hasil pertanian, bahan bangunan, dan lain-lain," ujar Atep.
Stasiun Bandung sampai tahun 1930-an banyak melayani jurusan baik arah barat atau timur bahkan lokal dan luar kota.
*Kawan-kawan dapat membaca karya-karya lain dari Muhammad Akmal Firmansyah, atau artikel-artikel lain tentang Kereta Api Bandung