• Berita
  • Potret Setelah Banjir Bandang Banjaran, Warga Menyebut Ketinggian Air yang Terparah

Potret Setelah Banjir Bandang Banjaran, Warga Menyebut Ketinggian Air yang Terparah

Sedikitnya 500 keluarga terdampak banjir bandang di Banjaran. Bencana banjir dan longsor juga melanda sejumlah titik di Jawa Barat.

Warga melewati jalan kampung dan halaman rumah tertutup lumpur akibat banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Tim Redaksi6 November 2024


BandungBergerak.id - Banjir bandang disertai lumpur menyapu Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Selasa malam, 5 November 2024. Dampak kerusakan yang ditimbulkan banjir tampak jelas Rabu, 6 November 2024. Sedikitnya 500 keluarga di enam RW terdampak banjir. Sebanyak 20 rumah dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah dan tiga orang sempat dibawa ke rumah sakit.

Air menyapu permukiman di Kampung Blok Desa, Muara, Bojong Pulus, dan Cileutik. Banjir bandang akibat hujan deras ini baru surut antara pukul 23.00 Selasa malam dan pukul 02.00 Rabu pagi, 5-6 November 2024.

Pascabencana banjir paling buruk sepanjang ingatan warga Banjaran, rumah-rumah tampak berselimut lumpur dan sampah yang bercampur barang-barang. Warga sibuk membersihkan lumpur di halaman rumah, di dalam rumah, dan jalanan kampung di Desa Banjaran Wetan.

Warga membawa pakaian kotor naik sepeda motor pascabanjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga membawa pakaian kotor naik sepeda motor pascabanjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Menurut Kepala Desa Banjaran Wetan Ujang Kusnadi (47 tahun), sumber air diduga karena meluapnya dua sungai yang melintasi desanya, yaitu Sungai Citalugtug dan Cibanjaran. "Ada yang sampai dua meter tinggi air," kata Ujang.

Dari jejak-jejak air di dinding rumah warga, terlihat jelas ketinggian air sudah mencapai ujung pintu rumah. "Warung ibu semuanya tenggelam, hampir semua barang jualan rusak, kulkas dan barang dagangan dingin di dalamnya juga rusak semua," timpal Yoyoh (62 tahun) sambil membuang barang jualan yang rusak.

Air datang begitu cepat. Warga tak mengira banjir akan setinggi itu. Pada sore hari ketika hujan lebat, ketinggian air masih dianggap biasa. Namun begitu malam tiba, ketinggian air memuncak. Akhirnya banyak warga yang tidak bisa menyelamatkan barang-barang.

Warga membersihkan jalan kampung setelah banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga membersihkan jalan kampung setelah banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

"Habis semua barang, paling yang terbawa cuma televisi dan surat berharga," kata Edwin (26 tahun). Ia tengah mengeluarkan perabotan yang semuanya berselimut lumpur tebal.

Euis (61 tahun) yang rumahnya berlantai dua lebih leluasa saat mengevakuasi keluarga dan barang-barangnya. Semua barang-barang elektroniknya ada di lantai dua. Akan tetapi nasib warungnya di lantau satu tak terselamatkan. Modal jualan habis semua, diperkirakan ia memerlukan modal 4-5 juta rupiah untuk memulai dagang lagi.

"Warung saya kan ada di lantai satu, ya habis semua,” kata Euis.

Euis menyebut bencana banjir ini yang paling besar dibandingkan banjir-banjir sebelumnya. “Biasanya nggak besar, ini mah lantai satu hampir tenggelam semua,” katanya.

Warga melewati jalan kampung dan halaman rumah tertutup lumpur akibat banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga melewati jalan kampung dan halaman rumah tertutup lumpur akibat banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Menerjang Madrasah

Nayla yang biasa belajar mengaji di madrasah Sakinah  Ummah, kini harus sibuk membantu gurunya membersihkan dampak banjir yang menerjang tempatnya menuntut ilmu. Saat ditemui BandungBergerak, Nayla bersama kawan-kawannya sibuk membersihkan sisa-sisa lumpur yang menimpa tempatnya mengaji.

Madrasah di Kampung Pengkolan RW 03 Banjaran itu termasuk yang dihantam banjir bandang. Banyak buku dan fasilitas belajar yang rusak tersapu banjir bandang ini. "Iqra, Quran, dan buku kena lumpur," kata Nayla yang kini duduk di kelas enam sekolah dasar, seraya mengumpulkan buku-bukul sudah penuh lumpur.

Warga membersihkan lumpur di dalam rumah setelah banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga membersihkan lumpur di dalam rumah setelah banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Pemandangan serupa terlihat dari kiri dan kanan madrasah. Para tetangga sibuk membersihkan barang-barang yang bisa diselamatkan.

Asep, guru dan warga setempat menuturkan, air banjir setinggi dua meter menenggelamkan rumah-rumah. Ini adalah bencana paling parah.

"Dulu enggak parah, ini sampai parah gini, semalam sampai dua meter,” kata Asep. Ia memikirkan tempat belajar di madrasahnya yang rusak.

Di tempat pengajian ini setidaknya ada 4 guru dan belasan murid. Asep terpaksa meliburkan pengajian anak-anak dan meminta mereka untuk kerja bakti membersihkan ruang belajar yang terkena banjir.  "Dua hari mungkin mereka libur," tutur Asep.

Lumpur memenuhi halaman rumah warga Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Lumpur memenuhi halaman rumah warga Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Banjir Menerjang Beberapa Wilayah di Jawa Barat

Bencana hidrometeorologi ini juga melanda sejumlah daerah di Jawa Barat. Di Kabaten Bandung Barat, banjir berdampak pada 23 keluarga di Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Selasa, 5 November 2024.

Kepala Desa Ciptagumati Tedi Irawan mengatakan, debit air yang besar akibat hujan lebat memasuki air drainase warga yang menjadi saluran induk saluran air sepanjang Tol Cipularang Kilometer 104-105, mengakibatkan genangan air tidak lancar dan meluap ke permukiman warga.

"Meluber ke rumah-rumah warga," kata Tedi saat dihubungi, Rabu, 6 November 2024.

Pakaian rusak karena banjir di mulut kampung Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Pakaian rusak karena banjir di mulut kampung Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Saat ini pihaknya telah mengirimkan surat ke pihak Jasa Marga untuk segera membongkar sisa material yang menghambat gorong-gorong.

Data sementara yang diterima BandungBergerak dari BPBD Jabar menyebutkan, di Kabupaten Bandung terdapat tiga titik terdampak banjir, yaitu di Kecamatan Banjaran, Kecamatan Pameungpeuk, Kecamatan Arjasari dengan total warga terdampak sekitar 980 keluarga.

Selain itu, BPBD Jabar mencatat tiga wilayah mengalami bencana banjir dan longsor, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Garut.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan terdapat 44 titik banjir di Jabar, yakni 8 titik dilaporkan di Kota Sukabumi. Sedangkan, di Kabupaten Garut terjadi di Kecamatan Cisurupan banjir merendam jalan raya.

Baca Juga: Banjir Bandung Selatan, BMKG Memprediksi Hujan Masih Akan Turun Selama Beberapa Hari ke Depan
Bandung Selatan Terendam Banjir Luapan Sungai Citarum, 7 Kecamatan Terdampak
Banjir Cibaduyut, Kota Bandung Kekurangan Sistem Drainase Berkelanjutan

Rumah rusak berat akibat banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Rumah rusak berat akibat banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Awal Musim Hujan

Kepala BMKG Kota Bandung Teguh Rahayu mengatakan, di awal bulan November sebagian wilayah Jabar memasuki masa transisi (peralihan) yang ditandai dengan tutupan awan konvektif yang signifikan hingga berpotensi hujan.

Menurutnya, wilayah Bandung Raya selama 6-8 November 2024 umumnya berawan dan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada siang, sore, dan malam hari.

Hal ini dikarenakan secara skala lokal, wilayah Bandung Raya terpadat pengaruh lokal yang mendukung pertumbuhan awan konvektif yaitu kelembapan udara pada lapisan 850 milibar dan 700 milibar.

Teguh meminta masyarakat selalu waspada dengan potensi dampak cuaca di masa peralihan awal musim hujan ini. Hujan ditandai dengan suhu siang hari yang terik dan diikuti dengan pertumbuhan awan awan hujan.

Warung terdampak banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warung terdampak banjir bandang di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 6 November 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

"Masyarakat diharapkan mulai waspada terhadap bencana hidrometeorologis, berupa genangan, banjir, tanah longsor, dan angin kencang," kata Teguh, dalam keterangan resmi.

Imbauan serupa disampaikan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmuddin, agar warga selalu waspada dan siap menghadapi situasi darurat, meskipun tidak ada korban jiwa atau luka berat, sebagian warga, terutama lansia mengalami syok akibat bencana yang terjadi mendadak.

Bey juga meminta warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air, untuk meminimalkan risiko banjir berulang. “Kami sudah mengingatkan kabupaten/kota hingga April nanti akan ada hujan ekstrem. Jika hujan sudah mulai deras, amankan diri dan cari tempat yang lebih aman,” jelas Bey.

Mengenai banjir Banjaran, ia juga menjanjikan akan memberikan bantuan, antara lain mesin pompa penyedot dan alat berat pembersih material.

*Reportase ini ditulis Muhammad Akmal Firmansyah dan Prima Mulia, kawan-kawan juga bisa menengok liputan lainnya tentang Bencana Banjir

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//