• Berita
  • Bandung PTMT 100 Persen, Pandemi Seharusnya Menghasilkan Sistem Baru di Bidang Pendidikan

Bandung PTMT 100 Persen, Pandemi Seharusnya Menghasilkan Sistem Baru di Bidang Pendidikan

Pemerintah Kota Bandung maupun DPRD mesti berkomitmen memajukan pendidikan, dengan mengalokasikan anggaran besar di bidang pendidikan di masa pandemi.

Anak-anak SD menanti giliran mendapat suntik vaksin Covid-19 di halaman Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Bandung, Kamis (6/1/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul9 Januari 2022


BandungBergerak.idSetelah pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang dimulai sejak Juni 2021 lalu, Kota Bandung siap melaksanakan PTMT 100 persen, Senin (10/1/2022). Kebijakan ini diambil sesuai dengan regulasi Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yang baru dan Peraturan Wali Kota Bandung nomor 103 Tahun 2021 tentang PPKM Level 2 Covid-19 di Kota Bandung.

Pengamat pendidikan menilai PTMT 100 persen sebagai babak baru di masa pandemi Covid-19 yang saat ini kasusnya menurun. Pandemi bagi pemerintah, khususnya Pemkot Bandung, menghadiran tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Antara lain, perlunya memadukan pembelajaran daring dan tatap muka.

Dengan demikian, sekolah tidak harus terpaku pada pembelajaran tatap muka. Dalam sepekan, bisa saja sekolah memberlakukan tiga hari tatap muka, sisanya menggunakan pembelajaran daring.

Dari pihak orang tua siswa, PTMT 100 persen disambut positif. Dengan catatan, pelakasanannya harus dibarengi protokol kesehatan yang ketat, sehingga anak-anak terjaga kesehatannya.

“Pembelajaran tatap muka semester 2 di Kota Bandung akan di mulai 10 Januari 2022 dan siap menggelar PTMT 100 Persen. Tentu pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan SKB 4 Menteri yang baru dengan memperhatikan protokol kesehatan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar, melalui siaran pers, Kamis (6/1/2022).

Perubahan Sistem Pendidikan 

Pelaksanaan pendidikan masa pandemi Covid-19 memang menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi berbagai pihak. Pengamat pendidikan, Cecep Darmawan, menyampaikan bahwa kebijakan PTMT 100 persen yang akan dilakukan di Bandung tentunya sudah dilakukan perhitungan oleh pemerintah.

Cecep bilang bahwa kesiapan dalam pelaksanaan PTMT 100 persen harus lebih baik dan dipastikan berjalan dengan lancar. Ia juga menyarankan agar murid dan guru sebaiknya melakukan swab secara periodik. Tidak hanya itu, komunikasi dengan orang tua perlu dilakukan. Cecep menegaskan pengawasan terhadap pelaksanaan PTMT 100 harus dilakukan oleh semua pihak.

“Dan terkahir harus ada dukungan dan komitmen dari pemerintan daerah. Artinya, kondisi Covid ini memang butuh fasilitas digital pendidikan. Makanya perlu bantuan dari pemerintah, DPRD, untuk menaikkan anggaran pendidikan di masa Covid-19. Termasuk kurikulum di masa Covid-19 harus disesuaikan,” jelas Cecep Darmawan, saat dihubungi via telepon, Sabtu (8/1/2022).

Makanya Cecep menyampaikan, meskipun nantinya pelaksanaan pendidikan akan berlangsung 100 persen tatap muka, ia meyakini bahwa pandemi Covid-19 menyisakan hikmah bagi sistem pendidikan di Indonesia. Sebab ia bilang, bagaimanapun pendidikan di Indonesia harus berubah, salah satunya dari sistem pembelajaran.

“Jadi Covid ini menyisakan hikmah, yaitu sistem pendidikan kita harus berubah, termasuk sistem pembelajaran. Ke depan sistem pembelajaran itu bisa mix, blended atau hybrid learning. Bahkan mungkin nanti ke depan sekolah cukup cuma tiga hari. Selebihnya lewat online,” ungkap Cecep.

Dosen UPI tersebut menjelaskan, kemungkinan sistem pendidikan yang serba digital sangat mungkin terjadi. Sehingga, ke depannya pemerintah daerah dan DPR harus memfasilitasi infrastuktur digital. Selain itu, mindset digital harus sudah dibangun sejak pendidikan dasar, menengah hingga tinggi dengan proporsional.

“Kalau kita berkomitmen memajukan pendidikan, gak mau ketinggalan sama negara lain. Harus berubah cepat,” tegasnya.

Baca Juga: PTM Terbatas Kota Bandung: Pelanggaran Prokes masih Terjadi di Sekolah
Dilema PTM Terbatas Kota Bandung: Prokes Belum Terjamin, PJJ Tidak Optimal

Jaminan Protokol Kesehatan

Salah satu orang tua, Dewi (44), warga Mekarsari, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, mengaku mendukung pelaksanaan PTMT 100 persen. Yang penting, ada jaminan dari sekolah maupun dinas pendidikan terkait penerapan protokol kesehatan.

Dewi mendapatkan kabar mengenai PTMT 100 persen ini beberapa waktu lalu saat mengambil rapor anaknya yang duduk di kelas 11 MAN 2 Kota Bandung. Wali kelas anaknya memberitahu, bahwa Senin besok akan dilakukan uji coba PTMT 100 persen.

Nantinya, sekolah akan berlangsung mulai pukul 06.30 hingga pukul 12.00. Siswa MAN 2 baru diizinkan pulang setelah melaksanakan shalat duhur berjamaah. Jika pelaksanaan uji coba PTMT 100 persen MAN 2 Kota Bandung ini berjalan sukses, kabar yang didapat Dewi dari wali kelas anaknya, sekolah akan berlangsung full day hingga pukul 15.30 WIB.

PJJ Bermasalah

Dewi lebih setuju PTMT mengingat banyaknya kelemahan yang muncul selama pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Menurutnya, PJJ membuat kegiatan anaknya tidak pasti. Sebagai contoh, ada guru yang melangsungkan belajar via Zoom ada yang tidak, itu hanya memberikan tugas.

“Daripada di rumah kan, main game. Kalau terkontrol, kalau gak terkontrol kan gimana. Kalau misalkan sekolah, Insya Allah bisa dikontrol. Jadwal pergi, jadwal pulang. Kalau gak ke sekolah kan, gurunya ada yang nge-Zoom ada yang enggak, ngasih tugas aja,” ungkap Dewi saat dihubungi via telpon, Minggu (9/1/2022).

Dewi menyampaikan, anaknya yang sekarang duduk di kelas 11, sejak awal masuk di kelas 10 sudah menghadapi PJJ. Selama PJJ, Dewi harus aktif meninjau kegiatan belajar anaknya di rumah, memastikan waktu bermain tidak berlebihan. Ia mengaku bersyukur, selama di kelas 11 ini anaknya mengikuti kegiatan OSIS. Sehingga memiliki kesibukan tersendiri.

“Cuma kalau ibu, alhamdulillah anaknya juga aktif. Jadi saya perhatikan saja, kalau emang udah waktunya tidur, tidur, jangan kelamaan main HP. Kalau masalah pelajaran mah, saya sudah mempercayakan ke anak saya. Jadi ibu juga udah gak terlalu repot, dia juga kan sudah gede, beda kalau sama anak SD,” terang Dewi.

Sebelumnya, pelaksanaan PTMT di Kota Bandung dilakukan bertahap. Tahap Pertama dimulai saat Juni 2021 yang diikuti 330 satuan pendidikan yang dinyatakan lulus verifikasi untuk melakukan tahapan uji coba. Saat kondisi pandemi di Kota Bandung terus membaik, tahapan uji coba kelompok dua dimulai pada September 2021 dengan 1.677 satuan pendidikan. Kemudian dilanjutkan kelompok tiga sebanyak 632 satuan pendidikan pada November 2021.

Pada pelaksanaan PTMT 100 persen ini, kelompok satu yang sebelumnya berkapasitas 75 siswa diizinkan maksimal 100 persen. Kelompok dua menjadi 75 persen yang sebelumnya 50 persen, dan kelompok tiga menjadi 50 persen yang sebelumnya 25 persen. Sedangkan satuan pendidikan yang belum melaksanakan PTMT akan masuk ke kelompok 4 dan akan dilakukan verifikasi kesiapannya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar (PPSD) Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bambang Ariyanto menyampaikan bahwa Januari 2022 rencananya memasuki tahapan new normal. Bambang juga menyebutkan bahwa Kebijakan SKB empat menteri mengakomodasi dan mempersilakan daerah untuk menggelar tatap muka dengan kapsitas maksimal 100 persen.

Bambang menyebutkan, setiap kelompok yang diizinkan PTMT akan dipantau pelaksanaannya oleh petugas. “Jika pelaksanaan protokol kesehatan saat PTMT menurun, maka akan dievaluasi dan kapasitas siswanya akan diturunkan,” kata Bambang.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//