Tel-U dan Universitas Muhammadiyah Kolaborasi di Bidang Riset
Sebagai perguruan tinggi swasta, Universitas Muhammadiyah perlu melakukan akselerasi di berbagai bidang. Kampus ini baru berusia 5 tahun.
Penulis Iman Herdiana13 Januari 2022
BandungBergerak.id - Dua perguruan tinggi di Jawa Barat, Telkom University (Tel-U), Bandung, dan Universitas Muhammadiyah (UM), Cirebon, bersepakat berkolaborasi di bidang riset (joint research) dan pengembangan Information and Communication Technology (ICT). Kesepakatan ini ditandai dengan kunjungan Universitas Muhammadiyah Cirebon ke Telkom University, Rabu (6/1/2022).
Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UM Cirebon), Arif Nurdin, mengatakan sebagai perguruan tinggi swasta, pihaknya perlu melakukan akselerasi di berbagai bidang. Khususnya bagi UM Cirebon yang baru berusia 5 tahun.
“Kehadiran kami di sini, ingin mempelajari pengelolaan kampus berbasis ICT, ini karena kami saat ini sedang membangun sistem tersebut. Kami kira mempelajari hal ini sangat relevan dengan Tel-U.” ungkap Arif, pada acara yang berlangsung di Gedung Bangkit Tel-U.
UM Cirebon beberapa tahun lalu adalah perguruan tinggi binaan Telkom University. Saat ini UM Cirebon berhasil meraih akreditasi B Ban-PT. Kunjungannya ke Telkom University juga sebagai bentuk apresiasi atas bimbingan yang telah diberikan oleh kampus di perbatasan Kota dan Kabupaten Bandung itu.
“Tel-U berkontribusi besar bagi kami, khususnya ketika kami menjadi PT Binaan beberapa waktu lalu. Alhamdulillah saat ini kami berhasil memperoleh akreditasi B. Semoga ke depannya, kolaborasi yang kita bentuk menjadi alat agar kita bisa lebih jauh dalam segala hal.” ungkap Arif Nurdin.
Rektor Telkom University, Adiwijaya menyampaikan, diharapkan ke depannya kedua universitas akan memiliki banyak kolaborasi yang dapat direalisasikan.
“Silaturahmi ini tentunya menguatkan kolaborasi, sesuai dengan visi kami, adalah menjadi research and entrepreneurial university. Tentu ini bukan hal mudah yang bisa dilakukan sendiri, makanya kami senang jika ada kolaborasi seperti ini.” sambut Adiwijaya.
Adiwijaya menjelaskan, dengan teknologi, potensi dari segala hal dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pengelolaan kampus di Tel-U sendiri, sejauh ini sudah terintegrasi dan memiliki sistem yang berbasis ICT.
Selain meningkatkan infrastruktur teknologi, ia juga menekankan bahwa mengembangkan potensi sumber daya manusia (human resources) juga tidak kalah penting, hal ini untuk mewujudkan budaya kerja yang kuat serta keharmonisan untuk membangun sinergitas sivitas akademika di dalamnya.
Dalam kesempatan itu, UM Bandung juga turut hadir pada kunjungan. Rektor UM Bandung, Herry Suhardiyanto mengungkapkan, ke depannya diharapkan ada kesempatan untuk joint research antara UM Bandung dan Tel-U.
“Joint research yang kami kira akan cukup menarik, salah satunya di kami ada Program Studi Teknologi Pangan. Untuk kolaborasinya dengan program studi yang ada di Tel-U, nanti kita harap ada diskusi lebih lanjut,” harapnya.
Baca Juga: Telkom University Dituntut Kolaborasi, Unpar Tantang Mahasiswa Berwirausaha
Aplikasi Re Carbon Buatan Telkom University untuk Deteksi Gas Rumah Kaca
Vaksinasi Covid-19 di Itenas dan Telkom University
Kesempatan menjadi Peneliti BRIN RI
Masih terkait riset, Laksana Tri Handoko selaku Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI) mengatakan komponen utama dalam riset dan inovasi ada 3, yakni Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, infrastruktur yang memadai, dan anggaran.
“Kalau berbicara riset memang SDM unggul nomor 1 yang kita perlukan, tetapi SDM unggul tanpa infrastruktur tidak akan bisa berjalan dengan baik, maka dari itu saat ini BRIN telah menyediakan berbagai infrastruktur untuk banyak bidang,” ucap Handoko, dalam webinar yang diselenggarakan Aliansi Perguruan Tinggi Badan Usaha Milik Negara (Aperti BUMN) bertajuk “Masa Depan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju” secara daring dan disiarkan kanal Youtube Telkom University, Rabu (12/1/2022).
Handoko menyampaikan bahwa BRIN RI menyediakan open platform, di mana semua infrastruktur yang BRIN sediakan di kawasan riset BRIN di seluruh Indonesia dapat dimanfaatkan oleh semua peneliti.
“Dan seluruh pemanfaatan infrastruktur yang terdapat di BRIN bisa dimanfaatkan oleh seluruh periset tanpa biaya dengan syarat kegiatan tersebut dilakukan dengan kolaborasi. Karena alat ini tidak hanya diperuntukan untuk akademisi, tapi juga bisa digunakan oleh mahasiswa ataupun pihak industri, sehingga kami (BRIN) bisa memfasilitasi mitra agar dapat memunculkan innopreneur dari keterlibatan dalam proses penelitian,” jelasnya.
Handoko menyampaikan, saat ini ada beberapa jenis fasilitas riset yang disediakan oleh BRIN di antaranya adalah riset yang mendukung prioritas nasional, riset penanganan Covid-19, pusat kolaborasi riset, hari layar (aktivitas riset diatas kapal riset), pengujian produk inovasi kesehatan, ekspedisi, akuisisi pengetahuan lokal, dan perusahaan pemula berbasis riset.
“Ada banyak skema yang mungkin baru, salah satunya yaitu skema pusat kolaborasi riset, di mana ini adalah perubahan dari program yang dulu dikenal dengan pusat unggulan iptek (PUI). Melalui pusat kolaborasi riset ini kami melihat kolaborasi riset dengan rekam jejak yang cukup kuat,” ucapnya.
Menurutnya, pusat kolaborasi riset ini akan berfokus terhadap satu topik tertentu, apabila peneliti terlibat dalam riset ini, akan diikat secara kontrak jangka panjang (sekitar 7 tahun). Nantinya tim yang dibentuk terdiri dari periset dari kampus, serta dari institusi lain misalnya yang ada di BRIN untuk bisa berkolaborasi dengan tim terkait tema yang ada. Melalui program tersebut, setiap tahunnya bisa menghasilkan doktor baru, dan program ini juga bisa berkolaborasi dengan pihak industri.
“Saya pribadi berharap dari program yang BRIN berikan dapat muncul banyak kolaborasi khususnya dengan kampus di lingkungan Aperti BUMN. Kami tahu kalau kolaborasi dengan Tel-U sudah cukup banyak, maka dari itu kami juga ingin berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya,” paparnya.
Ketua Aperti BUMN yang Rektor Telkom University, Adiwijaya berharap Aperti BUMN bisa berkolaborasi dengan BRIN untuk membangun riset kolaborasi atau pusat unggulan IPTEK sehingga bersama-sama dapat membangun riset dan inovasi untuk indonesia di masa yang akan datang.
“Semoga ke depan melalui kolaborasi Aperti dan BRIN RI kita bisa mencetak generasi unggul, tidak hanya itu melalui kolaborasi ini hasil riset dan inovasi kedepan dapat bermanfaat demi kemajuan bangsa Indonesia,” katanya.
Adiwijaya menambahkan, Aperti bisa menyatukan kolaborasi tidak hanya antar perguruan tinggi, tapi induk perusahaan pun bisa berkolaborasi dengan menjalankan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dengan baik.
“Sehingga diharapkan dengan kolaborasi dengan induk perusahaan kita bisa membantu memberikan solusi berupa riset dan inovasi berdasarkan problem yang ada di dunia industri,” katanya.