• Budaya
  • Mengenal Toleransi dan Keberagaman di Griya Seni Popo Iskandar

Mengenal Toleransi dan Keberagaman di Griya Seni Popo Iskandar

Salah satu rangkaian Create berupa lokakarya pantomim bersama Wanggi Hoed, seniman pantomim, di Griya Seni Popo Iskandar, Bandung,

Karya para siswa SMA/sederajat yang dipamerkan di Griya Seni Popo Iskandar, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, Sabtu (22/1/2022). (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

Penulis Virliya Putricantika22 Januari 2022


BandungBergerak.idKonsorsium Creative Youth for Tolerance (Create) menyelenggarakan “Pameran Seni dan Budaya untuk Toleransi” di tiga kota besar di Indonesia: Bandung, Surabaya, dan Makassar. Kegiatan yang berlangsung sejak 20 Januari 2022 ini menggaungkan isu toleransi, keberagaman kesetaraan gender, dan inklusi sosial melalui karya seni.

Salah satu rangkaian Create berupa lokakarya bersama seniman pantomim Wanggi Hoed di Griya Seni Popo Iskandar, Jalan Dr. Setiabudhi, Kota Bandung, Sabtu (22/1/2022). Melalui lokakarya Sampurasun bersama Wanggi Hoed ini, pengunjung diajak untuk mempelajari olah tubuh bersama di halaman galeri. Selain Wanggi, lokakarya juga diberikan oleh seniman serta budayawan lainnya.

Kegiatan lokakarya tersebut menjadi bagian dari pameran “Seniman Muda Peduli Toleransi, Inklusi dan Kesetaraan (Sampurasun)”. Ada 18 karya dari para siswa SMA di Jawa Barat yang dipamerkan.

“Di sini kita berusaha menyampaikan ke temen-temen pelajar sekolah kalau membuat karya itu bisa loh menyampaikan pesan juga,” ungkap Rico Wicaksono, fasilitator seni Sampurasun.

Karya yang dipamerkan di galeri berupa gambar yang dibuat oleh para siswa SMA sederajat. Ada pula karya audio visual dan instalasi. Pameran Sampurasun diselelenggarakan hingga hari terakhir 23 Januari 2022 mendatang. 

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Penutur Bahasa Sunda: Pernyataan Arteria Dahlan Mencederai Kebebasan Berekspresi
Keberagaman Indonesia dalam Menu Kuliner
Ramadan di Tahun Pagebluk (18): Kesaksian Pendeta di Kampung Toleransi Jamika

Pengunjung berlatih pantomime bersama Wanggi Hoed, Seniman Pantomim, pada pameran bertajuk Sampurasun di Griya Seni Popo Iskandar, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, Sabtu (22/1/2022). Melalui pelatihan ini pengunjung diajak mengenal nilai toleransi. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)
Pengunjung berlatih pantomime bersama Wanggi Hoed, Seniman Pantomim, pada pameran bertajuk Sampurasun di Griya Seni Popo Iskandar, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, Sabtu (22/1/2022). Melalui pelatihan ini pengunjung diajak mengenal nilai toleransi. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

Dari Sekolah ke Sekolah

Create merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara serentak di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Inilah puncak dari rangkaian acara yang telah dilaksanakan sejak 2021 lalu, bergantian dari satu sekolah ke sekolah lainnya menyosialisasikan isu toleransi, keberagaman kesetaraan gender, dan inklusi sosial.

Tidak mudah mengemas isu-isu 'berat' tersebut bagi kalangan umum atau para pelajar. Dalam perjalanannya, para pegiat maupun seniman yang terlibat dalam Create menggunakan cara yang lembut, yang dapat dengan mudah diterima oleh siswa, yaitu melalui seni.

“Jadi selama kita datang ke sekolah-sekolah yang bermitra, kita juga menyampaikan materi mengenai seni untuk nantinya menjadi perantara temen-temen menyampaikan aspirasinya,” tambah pegiat lain yang jadi Mitra Hivos, Jihan Fairuz.

Selain menyampaikan materi terkait permasalahan melalui seni, Create mengajak para siswa untuk membuat mini proposal yang nantinya diwujudkan oleh siswa itu sendiri. Misalnya, pada lokakarya Sampurasun, nantinya akan ada Pentas Seni untuk Toleransi dan Perdamaian (Punten). Terlaksananya Punten yang diajukan para siswa dari 5 SMA atau sederajat di Jawa Barat ini sekaligus memenuhi harapan yang ingin dicapai dari seluruh rangakaian.

“Harapan ke depannya, teman-teman SMA membuat forum anak muda secara berkelanjutan,” kata William Umboh, Field Officer Jawa Barat.

Punten yang diinisiasi oleh SMA Negeri 1 Batujajar, MAN 2 Kota Bandung, SMA Negeri 1 Lembang, SMA Negeri 7 Bogor, dan SMA Negeri 9 Bogor membentuk forum anak muda yang dinamai "Gen Z Tolerance" yang akan diresmikan pada Minggu, 23 Januari 2022.

Create sendiri merupakan konsorsium yang diinisiasi oleh Yayasan Hivos yang bertujuan meningkatkan pluralisme dan toleransi antarsiswa dengan pendekatan melalui seni dan budaya.

“Kami berharap akan lebih banyak lagi masyarakat yang semakin memahami makna toleransi, pluralisme, kesetaraan gender, inklusi sosial, dan isu kemanusiaan lainnya,” ujar Tunggal Pawesti, Direktur Eksekutif Yayasan Hivos.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//