• Opini
  • JEJAK PRAKTIK BAIK DI BANDUNG #5: Menebar Peacesantren, Meraih Kebahagiaan

JEJAK PRAKTIK BAIK DI BANDUNG #5: Menebar Peacesantren, Meraih Kebahagiaan

Berawal dari Kota Bandung, anak muda di sejumlah kota mengikuti pesantren kilat inklusi Peacesantren yang mengajarkan pentingnya toleransi dan perdamaian.

Ibn Ghifarie

Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.

Pesantren kilat inklusi bertajuk Peacesantren yang diselenggarakan oleh organisasi Peace Generation (Peacegenid) di Bandung. Organisasi ini aktif mengkampanyekan perdamaian dan toleransi. (Sumber: Instagram Peacegenid)

25 April 2022


BandungBergerak.idSungguh asyik, menyenangkan dan bahagia bila tiba saatnya pesantren kilat di masa kecil. Pasalnya, selama Ramadan (minggu kedua dan ketiga) bisa pergi ke sekolah untuk menuntut (memperdalam) ilmu agama tanpa memakai seragam. Asal mengenakan peci, baju muslim (koko), baju muslimah. Anak- anak riang gembira.

Saking ditunggu-tunggunya anak pertama (Kaka, Kelas 6) dan anak kedua (Aa, Kelas 1) menghafal bergiliran nyanyian pesantren Ramadan. Jika disuruh maju di depan kelas bisa menyanyikan dengan lantang. Meskipun suaranya tak seindah pesohor.

Hakikat Pesantren

Padahal pesantren kilat yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Pesantren ini menitikberatkan pada keterampilan ibadah (mahdlah dan ghairu mahdlah) dan kepemimpinan. Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan di pesantren kilat (Nining Khurrotul Aini,2021: 88, Dasmadi dan M. Hadziq Qulubi, 2022:33).

Dalam rangka mengatasi krisis moral, khususnya di kalangan remaja, telah diupayakan pelaksanaan pesantren kilat bagi anak-anak sekolah dengan jalan tidak mengubah aturan yang sudah ada, seperti dilaksanakan di sela-sela liburan sekolah.

Pelaksanaan itu dilakukan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Departemen Agama dan Majelis Ulama Indonesia secara nasional. Pesantren kilat itu rencananya akan terus dilakukan setiap tahun sekali secara serentak, yaitu pada masa libur panjang anak-anak sekolah.

Membahas pesantren kilat tidak dapat dipisahkan dari hakikat pesantren itu sendiri, karena pesantren kilat itu pada dasarnya merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan sistem pendidikan ala pondok pesantren, hanya saja pedidikannya dilaksanakan dalam waktu singkat, kurang lebih satu-dua pekan pelaksanaannya.

Makna pesantren itu sendiri ialah sebuah pendidikan yang para siswanya diasramakan di sebuah komplek di bawah bimbingan guru (ustadz, kiai).

Kita ketahui bersama pesantren itu terbentuk atas lima elemen (bagian); pondok, masjid, kitab-kitab yang dikaji, dan kiai. Santri ialah siswa yang menuntut ilmu, pondok (asrama) merupakan tempat tinggal para santri, masjid ialah tempat beribadah sekahgus tempat taklim dan mengkaji ilmu, kitab merupakan sumber pengkajian ilmu, sedangkan kiai merupakan guru yang selalu mengajarkan ilmu kepada para santri.

Secara umum ditegaskan bahwa pesantren merupakan tempat orang menimba ilmu pengetehuan (agama Islam). Mengingat pentingnya mencari ilmu, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr, Rasulullah SAW. bersada, "Mencari  Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, bahwasanya segala sesuatu hingga ikan-ikan yang ada di dalam laut senantiasa memohonkan ampunan (kepada Allah) untuk orang yang mencari ilmu."  (Effendi Zarkasi, 1999:81-82).

Pesantren kilat (pesantren Ramadan) adalah program pendidikan agama Islam sistem cepat (short course) yang dilakukan khusus pada bulan Ramadan. Di sebagian tempat program ini disebut dengan pondok Ramadan.

Salah satu pesantren yang dikenal memiliki program pesantren kiliat antara lain Pondok Pesantern Al Khoirot Malang. Sebagai pesantren yang menganut sisitem kombinasi salaf dan modern, maka program pesantren kilat yang ada di Al Khoirot merupakan perpaduan antara kedua sistem tersebut, antara lain: Pertama, Khataman Kitab Kuning, Kedua, Pembelajaran Al Quran Tartil, materi pembelajara Al Qurna ini ditujukan bagi santri baru (santri khusus) yang bacaan Quranya kurang bagus, Ketiga, Pembinaan Wawasan Islam Dasar, adalah program yang ditujukan untuk santri non-reguler yang memang khusus belajar Islam di bulan Ramadan saja dan belum pernah belajar ilmu agama dasar Islam sama sekali.

Program pesantren kilat pada awalnya diprakarsai dan dipelopori oleh pesantren salaf yang biasanya mengkaji ilmu-ilmu agama Islam yang ada di dalam kitab kuning (turats) pada bulan Ramadan semakin mengintensifkan pengajian kitab kuningnnya.

Pada bulan Ramadan pesantren salaf mengadakan khataman kitab-kitab kuning dengan sistem kilat, sehingga kitab tebal seperti Sahih Bukhari (4 jilid), Sahih Muslim (4 jilid) dapat khatam dalam waktu kurnag lebih 40 hari. Jadi ada banyak sekali cara ngalap berkah di bulan Ramadan. Salah satunya mengikuti pesantren kilat (Sanlat) di Pondok Pesantern Al Khoirot Malang. Marilah niatkan diri berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih barokah yang di ridhoi oleh Allah SWT (Majalah Tebuireng Edisi 62 Mei-Juni 2019:40-41).

Dinamika Pesantren Kilat

Memang kegiatan pesantren kilat sudah lazim dilaksanakan oleh pelajar dan mahasiswa. Pada waktu libur sekolah, sekolah-sekolah tertentu melaksanakan pesantren kilat. Pasalnya, kegiatan ini merupakan kegiatan pendidikan agama, yang dekat dengan pendidikan agama (pesantren). Arti kilat menunjukkan cepat, hanya dilaksanakan beberapa hari saja, terkadang hanya tiga, tujuh (lima belas) hari saja.

Semestinya pendidikan di pesantren itu dilaksanakan bertahun-tahun, paling tidak tiga tahun untuk satu tingkatan: Tsanawiyah dan Aliyah tiga tahun. Melihat panjangnya durasi pendidikan di pesantren yang sesungguhnya. Sedangkan pesantren kilat merupakan kegiatan keagamaan yang dilakukan hanya beberapa hari saja.

Inti dari pelaksanaan pesantren kilat adalah menanamkan nilai-nilai agama kepada peserta didik. Di sekolah mereka telah mendapat pembekalan agama yang mengisi kognitif mereka, maka di pesantren kilat ditambah dengan kegiatan yang akan mengisi afektif mereka, seperti salat berjamaah yang diaksanakan tepat waktu, dilaksanakan pula tahajut malam hari, dan berbagai bentuk pengisian afektif Iainnya (Haidar Putra Daulay, 2019 :224).

Untuk kamu-kamu yang Muslim. Setiap bulan Ramadan tiba, pastinya ada momen seru yang nggak bisa dibiarkan begitu aja. Sebagai seorang remaja kreatif yang bisa melihat "pasar", tentunya barisan aktif putih-abu-abu nggak bakal ngelupain acara ini. Yup! Pesantren kilat!

SMK Pasundan Bandung, SMAN 5 Bandung, SMAN 3 Bandung, SMAN 20 Bandung merupakan beberapa contoh sekolah yang rutin menggelar pesantren kilat setiap Ramadan tiba. Untuk tema dan konsep. SMAN 5 yang baru ngadain pesantren kilat Ramadan dua kali sejak 2004. Selalu membuat konsep unik yang nggak ngebosenin.

"Di hari pertama kita pesantren, kita diajarin ngaji plus dikasih ceramah yang gaul banget dari sang ustaz. Terus di hari kedua, kita semua diwajibin nginep. Kagetnya lagi, di hari kedua, selepas shalat Tarawih, kita tuh masing-masing ditutup matanya. Kemudian, diajak jalan dengan mata tertutup. ltu ngeri banget, lho! Jadi sedih, pas tutup mata kita dibuka, sang ustaz nerangin kalo kita tuh. mesti bersyukur ama Yang Di Atas. diberi penglihatan dan nggak dijadiin buta. Pokoknya sedih banget. deh!

Terus di hari ketiga, kita diwajibin mabit alias malam bina iman dan takwa. Di situ. kita Tahajud bareng, terus ada renungannya juga. Duh, pokoknya nangis deh, denger renungan ustaznya." ujar Nci yang waktu kelas satu wajib ikut pesantren kilat di SMAN 5 Bandung.

Well, udah baca kan, pengalaman Nci yang mengikuti pesantren kilat yang nggak membosankan? Coba deh, niatin dalam hatimu, buat pesantren kilat yang oke, seperti yang digelar SMAN 5.

Namun, pesantren kilat tersebut nggak melulu diisi dengan ceramah ustaz yang "menakutkan" bahkan "mengerikan". Sekarang kan, banyak tuh ustaz-ustaz yang berjiwa muda, yang nggak bikin pusing kamu-kamu waktu ngedengerin ceramahnya. Kalo kamu ada dana bisa minta ustaz-ustaz "gaul", seperti Ustaz Jefry Al-Buchory, Aa Gym, Ustaz gaul Hariri Abdul Aziz, dan Iain-lain.

Namun, kalo dana yang dipunyai terbatas, nggak usah manggil ustaz kondang juga nggak jadi masalah. Cari ustaz "gaul" dan "menarik" yang bisa masuk dengan dana yang minim.

Selain itu, buat acara-acara lain yang Iebih seru, tanya-jawab seputar Ramadan. belajar baca-tulis Al Quran dan juga mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.

Tuh kan, seru banget kalo bikin pesantren kilat di bulan Ramadan? Pastinya juga sekolah kamu pun selalu ngadain, bener nggak? Bayangin, gimana serunya kalo pesantren kilat yang digelar sukses dan juga pahala didapat!

Eit, jangan sampe pas Iagi dengerin ceramah. malah ngecengin ustaznya yang keren. Hihihi ... hayooo ... siapa, tuh?! (Ryu Tri, 2007, 62-64).

Baca Juga: JEJAK PRAKTIK BAIK DI BANDUNG #2: Merawat Spirit Konferensi Asia Afrika
JEJAK PRAKTIK BAIK DI BANDUNG #3: Hidupkan 12 Nilai, Ciptakan Budaya Damai
JEJAK PRAKTIK BAIK DI BANDUNG #4: Indahnya Berbagi Tanpa Basa-basi

Pesantren kilat inklusi bertajuk Peacesantren yang diselenggarakan oleh organisasi Peace Generation (Peacegenid) di Bandung. Organisasi ini aktif mengkampanyekan perdamaian dan toleransi. ( Sumber: Instagram Peacegenid)
Pesantren kilat inklusi bertajuk Peacesantren yang diselenggarakan oleh organisasi Peace Generation (Peacegenid) di Bandung. Organisasi ini aktif mengkampanyekan perdamaian dan toleransi. ( Sumber: Instagram Peacegenid)

Dari Bandung Lahirlah Peacesantren

Uniknya, berawal dari Kota Bandung, anak muda di sejumlah kota mengikuti pesantren kilat inklusi yang mengajarkan pentingnya toleransi dan perdamaian berdasarkan persepektif Islam. Pasalnya, tidak seperti kebanyakan event sejenis yang banyak dilaksanakan selama bulan suci Ramadan. Justru kegiatan ini diikuti peserta muslim dan nonmuslim.

Pesantren kilat inklusi bertajuk Peacesantren ini diselenggarakan oleh organisasi Peace Generation (Peacegenid) yang aktif mengkampanyekan perdamaian dan kontra ekstremisme kekerasan.

Digelar sejak 2010, Peacesantren mengajarkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi berdasarkan Alquran dan Hadist. Dengan melibatkan peserta dan panitia pesantren kilat dari kalangan muslim dan nonmuslim. Metode pelajaran menggunakan papan permainan 12 nilai perdamaian yang disusun Peace Generation

Sejak tahun 2010, kegiatan pesantren kilat inklusi ini sudah digelar dan tahun 2019 diselenggarakan di 17 kota dari Aceh hingga Maluku.

Pada tanggal 10-12 Mei 2019, kegiatan Peacesantren putaran pertama digelar di Kota Serang, Banten yang diikuti 20 orang remaja tingkat SMP dan SMA.

Nuraini, salah satu penyelenggaranya, menuturkan tidak seperti penyelenggaraan sebelumnya 5 peserta nonmuslim yang sudah mendaftar batal ikut karena berbenturan dengan kegiatan ibadah di gereja mereka.

"Pada 2 peacesantren sebelumnya yang kami gelar selalu ada peserta nonmuslimnya. Mereka sangat senang ikut pesantren kilat ini. Mereka bahkan yang memasak dan menyiapkan ta'jil sementara teman muslim mereka mengikuti kultum," ujarnya.

Irfan Amalee, Founder Peace Generation, menilai Ramadan momen terbaik mengajarkan nilai perdamaian dan toleransi. Peace Generation, katannya, merupakan organisasi yang berusaha melakukan terobosan pada acara pesantren kilat yang banyak dilakukan selama bulan Ramadan untuk mengajarkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi.

Peserta peacesantren ini belajar 12 nilai perdamaian berdasarkan Alquran dan Hadist melalui kurikulum pengajaran perdamaian dan kontra ekstrimisme kekerasan.

"Dengan menggunakan metode games yang asik dan seru, peserta akan belajar tentang 12 nilai dasar perdamaian sambil mempelajari ayat-ayat Alquran tentang perdamaian dan juga hadist tentang sikap saling menyayangi dan anti bullying," katanya.

Menurutnya ibadah di bulan suci Ramadan memiliki prinsip sejalan dengan perdamaian yakni mengolah kecakapan untuk menahan diri dari kekerasan. Sehingga ini menjadikan Ramadan sebagai waktu terbaik untuk mempromosikan nilai-nilai itu di masyarakat.

"Selama Ramadan orang harus menahan diri dari segala hal mulai dari ngemil, ngomel sampai ngemall. Perdamaian itu mencegah kekerasan dan beberapa riset menunjukan kekerasan erat kaitanya dengan pola makan. Jadi ketika hal ini dikendalikan ini menjadi saat yang sangat tepat untuk mengajarkan perdamaian,” tuturnya.

Papan permainan digunakan sebagai media pengajaran kurikulum 12 nilai perdamaian dalam kegiatan yang dilakukan organisasi Peace Generation.

Peacesantren hanyalah satu dari sejumlah model pendekatan yang digunakan Irfan Amalee dalam mengkampanyekan perdamaian dan toleransi di Indonesia.  

Diakuinya, saat menjalankan pendidikan perdamaian bersama tim Peace Generation, sebuah organisasi perdamaian yang ia dirikan tahun 2007.

Program pendidikan perdamaian PeaceGen diterapkan di berbagai sekolah, komunitas, pesantren. Namun, dalam pada satu titik, Irfan merasa perlu membuat model pesantren yang bisa mengakomodir gagasan pendidikan perdamaiannya lebih komperehensif. Sebagai rintisan, sejak 5 tahun lalu setiap Ramadan PeaceGen mengadakan Pecesantren Ramadan.

Dimulai hanya di Bandung, pada tahun-tahun berikutnya Peacesantren Ramadan dilakukan di 20 kota di Indonesia. Setelah ujicoba dengan Peacesantren yang bersifat event, akhirnya tahun 2019 Irfan mendirikan Peacesantren Welas Asih sebagai model pesantren permanen. Bagi lembaga pendidikan yang baru, biasanya menjaring santri adalah hal paling menantang. Tetapi berkat konsep yang berbeda dan kekuatan sosial media, kuota Pecesantren Welas Asih angkatan pertama dan angkatan kedua terpenuhi, bahkan untuk angkatan kedua hingga ada yang daftar tunggu.

Irfan, yang telah berproses panjang dalam gerakan dan pendidikan perdamaian, mengatakan bahwa untuk life century skills diperlukan disiplin positif secara spesifik. Problem yang dihadapi dunia pendidikan saat ini, dalam bahasa sekolah, adalah siswa-siswa pada umumnya tidak ada ownership terhadap persoalan sehingga dari luar tampak sebagai individu-individu yang tidak termotivasi serta sulit diatur.

Disiplin positif yang dimaksudkannya adalah kesadaran yang dibangun secara internal untuk melakukan segala sesuatunya dengan benar. Pesantren ini tidak mengenal hukuman untuk tujuan mempermalukan, tidak membenarkan bullying dan kekerasan dalam bentuk apa pun, baik fisik maupun psikis. Sistem pendidikan yang dikembangkan adalah hubungan yang reflektif dan anti kekerasan.

Irfan Amalee menegaskan peacesantren yang berlandaskan nilai welas asih, empati, dan perdamaian ini menjadi model pendidikan Islam rahmatan lil alamin, welas asih bagi semesta alam  (Tempo, 13 Mei 2019, Yosephine Dian Indraswar, 2020:87-88).

Pada 20-26 April 2021 digelar Peacesantren Nasional 2021 secara virtual. Ruangan zoom ramai. Terlihat wajah lucu anak-anak TK dan SD. Ada juga kakak-kakak remaja SMP, SMA hingga anak kuliahan. Putri Yasmin menyapa dan membuka acara. Tak lama kemudian muncullah Aladdin.

Begitulah suasana pembukaan PeaceSantren Nasional 2021. Sebanyak 158 peserta dari 17 kota di Indonesia mengikuti acara tahunan PeaceGen dan Peace Academy ini. Jika tahun lalu mengangkat tema Happy Tanpa Bully, maka tahun ini tema yang diangkat adalah Konflik Bikin Epik.

Peserta Peacesantren Nasional ini sangat beruntung, karena mereka menjadi orang pertama yang mencicipi modul Konflik Bikin Epik yang fresh from the oven.

Dengan dukungan dari Asia Philanthropy Circle, modul ini rampung beberapa bulan sebelum Ramadan. Modul ini merupakan pengembangan dan pendalaman dari modul 12 Nilai Dasar Perdamaian. Modul Konflik Bikin Epik juga dilengkapi dengan serial podcast dan board game Peacebaker.

Tema konflik ini sangat berkaitan sama kehidupan kita. Nggak anak-anak nggak dewasa, pasti menghadapi konflik dalam hidupnya. Damai itu bukan nggak ada konflik, damai itu pandai mengelola konflik.

Kegiatan Peacesantren 2021 ini memberi banyak pengalaman baru kepada peserta yang terlibat. Cerita pengalaman mereka dirangkum sebagai testimoni atau cerita perubahan yang mereka rasakan setelah mengikuti kegiatan Peacesantren.

Daffa Hilal Akbar – Kelas Remaja – menceritakan, “Alhamdulillah, setelah saya mengikuti PeaceSantren ini saya mendapat ilmu yang bermanfaat sekali, khususnya ilmu bagaimana kita menangani konflik yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.”

Neneng Siti Nurjanah – Kelas Mahasiswa – menuturkan, "Secara keseluruhan saya merasa bersyukur telah mengikuti kegiatan ini. Melalui kegiatan ini, selain mendapat ilmu dan teman baru, saya belajar bagaimana menebar perdamaian dengan hal yang kita bisa. (Newsletter, Mei 2021:3,5).

Peacesantren, ini bukan pesantren biasa laiknya yang sudah ada di Indonesia. Peacesantren adalah pesantren perdamaian (boarding school of peace), sebuah lembaga pendidikan atau pembelajaran yang memfasilitasi generasi muda untuk belajar dan menyiapkan diri sebagai peacemaker (pelaku atau pengupaya perdamaian). Peacesantern tidak hanya menerima siswa muslim sebagaimana di pesantern yang kita kenal semata ini. Di pesantren ini semua siswa dari berbagai agama bisa mendaftar menjadi santri (siswanya). Pagi hingga siang hari mereka belajar di sekolah sebagaimana dilakukan siswa-siswi laiinya. Pada sore hingga malam hari mereka belajar tetang perdamaian.

Tak hanya itu, di area peacesantren juga didirikan sejumlah rumah ibadah sebagai representasi dari agama yang ada di Indonesia. Ada masjid, gereja, vihara, pura, lithang, gurudwara dan lainnya. Rumah ibadah ini nantinya dikelola oleh pemimpin dan umat sesuai agama tersebut. Dibangun di satu area yang sama tujuannya agar para pemimpin dan jemaat rumah ibadah tersebut dapat saling berjumpa, berinteraksi dan berdialog satu sama lain dengan semangat saling menghargai, menghormati dan toleransi (Ahmad Nurkholis · 2017:197).

Rupanya, kehadiran peacesantren diharapkan dapat menjadi oase penyejuk hati, penebar kebaikan, perdamaian, toleransi, hidup berdampingan di tengah-tengah maraknya pesantren yang dicap sebagai sarang radikalisme.

Data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menunjukkan 198 Pondok Pesantren (ponpes) terafiliasi dengan sejumlah jaringan teroris, dari sekitar 27.722 ponpes di seluruh Indonesia (Kementerian Agama).

Sudah saatnya pesantren kilat (pondok pesantren, santri kilat, peacesantren) yang diselenggarakan selama bulan Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk mengajarkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, menjunjung tinggi keragaman, menebarkan kebaikan. Yuk, kita menyanyikan penggalan mars lagu Peacesantren Welas Asih,

Kami santri abad duahiji welas asih dan empati,

selalu happy tanpa bully, yang lemah kami lindungi

Kami santri abad duahiji, daripada berkompetisi,

lebih suka berkolaborasi, meski beda, bisa kerjasama,

Kami santri abad duahiji, khusyu ibadah, rajin mengaji, al-adabu qablal ilmi, mulia budi pekerti.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//