• Kampus
  • Jumlah Sarjana Teknik di Indonesia masih Kalah Dibandingkan Vietnam

Jumlah Sarjana Teknik di Indonesia masih Kalah Dibandingkan Vietnam

Dibandingkan dengan Vietnam, rasio jumlah insinyur di Indonesia sangat sedikit, yakni 1 juta penduduk Indonesia berbanding 5.300 sarjana teknik.

Para pekerja membuat konstruksi rel baru yang mengarah ke bangunan tua Stasiun Rancaekek di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021). (Foto: Prima Mulia)

Penulis Iman Herdiana10 Mei 2022


BandungBergerak.idJumlah profesi insinyur di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Saat ini jumlah sarjana teknik di Indonesia kurang lebih 1,45 juta dan setiap tahunnya lembaga pendidikan tinggi menghasilkan kurang lebih 27 ribu sarjana teknik. Akan tetapi, rasio terhadap jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 273 juta jiwa baru 5.300 sarjana teknik per 1 juta penduduk.

“Coba kita bandingkan dengan Vietnam, sekarang memiliki 9 ribu sarjana teknik per satu juta penduduk. Kalau Korea Selatan, Jepang, dan sebagainya sudah jauh,” ujar Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bambang Goeritno, dikutip dari laman resmi Unpar, Selasa (10/5/2022).

Hal tersebut belum bicara soal kualitas, kompetensi, profesionalitas, dan distribusi lulusan Sarjana Teknik di Indonesia. Tentunya ini menjadi tantangan yang harus dijadikan peluang bagi para insinyur, organisasi keinsinyuran, lembaga pendidikan tinggi, pemerintah, industri, dan semua pemangku kepentingan di Indonesia.

Berbicara masalah kompetensi keinsinyuran, dia menggarisbawahi tiga topik penting yang saat ini menjadi tantangan. Pertama, digitalisasi dan otomasi.

“Penguasaan terhadap hal itu harus didorong terus menerus, berusaha untuk menguasai,” katanya.

Kedua, transisi energi. Para insinyur harus bisa menciptakan dunia yang lebih bersih, Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Terakhir, resilient infrastruktur terhadap perubahan iklim.

“Kita harus berusaha, berpikir agar infrastruktur yang telah kita susah payah membangun dengan biaya besar dan waktu yang panjang, itu bisa tetap terawat dengan tingkat layanan yg masih optimal,” tuturnya.

Baca Juga: RESENSI BUKU: Kisah Pak Tuba, Tahanan Pulau Buru yang Terus Bernyanyi
Faisal Basri: Pandemi Membuka Kotak Pandora Rapuhnya Ekonomi Indonesia
Mudik Lebaran sebagai Wahana Mengurangi Stres

Unpar Mewisuda 68 Mahasiswa Angkatan ke-3 Program Profesi Insinyur

Bambang Goeritno berbicara pada acara Upacara Wisuda Angkatan ke-3 PPI Tahun Akademik 2021/2022 yang digelar secara hybrid, di Auditorium Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) Unpar, Sabtu (23/4/2022). Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 wisudawan menghadiri langsung prosesi tersebut.

Bambang menyatakan, bahwa genap 6 tahun sudah pemerintah memberikan mandat dibukanya Program Studi Program Profesi Insinyur (PS-PPI) dalam Upacara Wisuda Angkatan ke-3 PS-PPI di 40 Perguruan Tinggi (PT), baik negeri maupun swasta di Indonesia. Namun hingga kini, baru 37 PT yang telah menyelenggarakan PS-PPI dan hingga September 2021 telah meluluskan kurang lebih 12.157 insinyur melalui Program Studi Program Profesi Insinyur.

Unpar, lanjut dia, dalam catatan PPI termasuk perguruan tinggi yang sangat aktif menyelenggarakan Program Studi Program Profesi Insinyur. Meskipun jumlah wisudawan yang dihasilkan baru 221 insinyur.

“Oleh karena itu, kami sangat mendukung Pak Rektor yang mendorong agar para wisudawan/wisudawati mengajak para calon-calon insinyur untuk mengikuti PS-PPI Unpar,” ucapnya.

Ke-68 mahasiswa Program Studi Program Profesi Insinyur tersebut dikukuhkan Rektor Unpar Mangadar Situmorang dalam Upacara Wisuda Angkatan ke-3 PPI Tahun Akademik 2021/2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 wisudawan menghadiri langsung prosesi tersebut.

Meski berlangsung secara hybrid, wisuda berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19. Wisudawan yang hadir secara langsung beserta orang tua atau wali/pendamping, diwajibkan telah melakukan vaksinasi booster Covid-19.

Kepala PS-PPI UNPAR Tony Handoko menuturkan bahwa sampai saat ini PS-PPI Unpar telah memiliki 4 angkatan. Angkatan ke-3 TA 2021/2022 yang dilantik telah menyelesaikan masa perkuliahannya.

“Kegiatan akademik Angkatan ke-3 dengan jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) telah dimulai sejak 10 September 2021 hingga 22 Januari 2022 dan berlangsung secara daring. Kegiatan akademik tersebut diikuti oleh 66 orang mahasiswa Angkatan 3, dan ditambah 18 orang mahasiswa Angkatan 1 dan 2,” tuturnya.

Rektor Unpar Mangadar Situmorang mengatakan bahwa 68 mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program PS-PPI di Unpar merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Menurut Rektor, hal tersebut sesuai dengan amanat yang diemban Unpar untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, khususnya melalui PPI, sebagaimana termaktub dalam UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

“Anda memiliki kemampuan yang semakin luar biasa, pengakuan yang semakin luas, dan penghargaan semakin besar demi mewujudkan pembangunan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Rektor.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//