Banyak Warga Bandung Tidak Bisa Melanjutkan Sekolah
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung bahwa semua anak-anak di Kota Bandung harus bisa sekolah. Dukungan ini menghadapi medan berat.
Penulis Iman Herdiana25 Mei 2022
BandungBergerak.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung bahwa semua anak-anak di Kota Bandung harus bisa sekolah. Meski demikian, pada kenyataannya masih banyak anak-anak Bandung yang tidak bisa sekolah atau bahkan putus sekolah. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot Bandung.
Dukungan Pemkot Bandung itu beberapa kali disampaikan Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Misalnya, saat Pemkot Bandung menerima penghargaan dari Universitas Langlang Buana (Unla) Bandung, Jumat 13 Mei 2022.
Pada acara itu Pemkot Bandung dinilai telah berperan dan mendukung pelaksanaan pendidikan tinggi dengan memberikan Beasiswa Rawan Melanjutkan Pendidikan kepada warga Kota Bandung yang telah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.
"Soal pendidikan kami berkomitmen jangan sampai warga Kota Bandung tidak bersekolah. Kami memberikan bantuan bagi RMP (rawan melanjutkan pendidikan), meskipun Pemkot Bandung hanya SD hingga SMP," tutur Yana Mulyana, dalam siaran persnya.
Ia menjelaskan bahwa kewenangan Pemkot Bandung adalah memastikan warganya bersekolah minimal sampai SMP, sementara SMA hingga perguruan tinggi kewenangannya ada di level pemerintah yang lebih tinggi, yaitu Pemrov Jabar dan pemerintah pusat.
"Orang yang RMP itu SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Meskipun Pemkot (kewenangannya) hanya SD dan SMP. Kita punya komitmen sesuai visi Kota Bandung yang unggul SDM-nya," tambah Yana.
Pada kesempatan berikutnya, dukungan Pemkot Bandung pada pendidikan warganya disampaikan saat cara Penandatanganan Pinjam Pakai Lahan dari Bank Indonesia kepada Pemerintah Kota Bandung untuk SDN Suryalaya, Senin 23 Mei 2022. Dari perjanjian ini, Pemkot Bandung mendapat pinjaman lahan seluas 1.635 meter persegi dan bangunan 630 meter persegi di Jalan Surya Indah yang diperuntukkan bagi SDN Suryalaya.
Yana Mulyana mengakui salah satu keterbatasan Kota Bandung adalah lahan atau sumber daya alam. Hal ini berpengaruh pada pengadaan gedung baru sekolah. Adanya pinjaman dari BI Jabar ini akan dimanfaatkan Pemkot Bandung sebaik-baiknya.
Yana kemudian memastikan bahwa tidak boleh ada anak usia sekolah di Kota Bandung yang tidak bersekolah. "Sebab kunci membangun Kota Bandung, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia," ujar Yana.
Baca Juga: SUARA SETARA: Mendefinisikan Ulang Konsep Perempuan Cantik
Kembalikan Sungai Citarum ke Tangan Rakyat
CERITA ORANG BANDUNG (51): Impian Aat Maslahat di Kantin SDN 166 Ciateul
Data Pendidikan Kota Bandung
Jika melihat data BPS Kota Bandung tahun 2021, tampaknya Pemkot Bandung punya tantangan serius di bidang pendidikan ini. Sebab ada 18.581 warga Kota Bandung yang tergolong tidak atau belum tamat SD, kemudian ada 28.379 warga yang tamat SMP, dan wargai yang sampai SMA sebanyak 41.386 orang.
Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan warga yang tamat diploma yakni 6.656 orang, dan universitas 21.538 orang.
Data pendidikan di atas menunjukkan bahwa Bandung memiliki masalah di bidang SDM, bukan hanya keterbatasan SDA saja. Rendahnya dukungan terhadap pendidikan akan semakin melemahkan kualitas SDM Kota Kembang ini.
Belum lagi Kota Bandung menghadapi ledakan jumlah penduduk setiap tahunnya. Menurut BPS Kota Bandung, pada 2021 pertumbuhan penduduk Kota Bandung bertambah 0,45 persen menjadi 2.452.943 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk usia sekolah dasar sampai SMA mencapai 568.987 jiwa.
Bandung memiliki 30 kecamatan. Sebaran penduduk paling besar berada di Kecamatan Babakan Ciparay 138.788 penduduk. Selain Babakan Ciparay, kecamatan yang masuk lima 6 besar penduduk terpadat yaitu Bandung Kulon (132.811 jiwa), Bojongloa Kaler (123.467 jiwa), Kiaracondong (130.075 jiwa), dan Batununggal (120.900 jiwa).
Demikianlah pekerjaan di bidang SDM yang dihadapi Pemkot Bandung.