BIOGRAFI ANDRIES DE WILDE #24: Meninggal di Utrecht Tahun 1865
Setelah lama sakit, Andries de Wilde mengembuskan napas terakhir pada 27 April 1865. Konon ia sempat berujar, “Sayangku! Selamat tinggal!”
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
5 September 2022
BandungBergerak.id - Selepas penerbitan kamus tiga bahasa Belanda, Melayu, dan Sunda pada 1841, Andries de Wilde tetap menyibukkan dirinya dengan urusan bisnis, keadaan keluarganya yang kian membesar, penjualan tanah Pijnenburg, hingga akhirnya meninggal dunia di Utrecht pada 1865.
Setelah upaya gagal dari penanaman saham yang besar di lahan perkebunan Ciawi dan Cicurug milik Engelhard (F. De Haan, Priangan Vol I, 1910: 308), Andries lebih memilih memusatkan perhatiannya pada usaha di Belanda. Dalam Nederlandsche Staatscourant edisi 16 Februari 1842 dikatakan Andries bersama antara lain Bernardus Albertus van Houten, Willem Cornens ‘t Hoen, Gerrit Vriese, dan Theodorus Schuurman mendirikan perusahaan Oost-Indische Maatschappij van Administratie en Lijfrenten pada 9 Desember 1841.
Beberapa hari kemudian, tersiar kabar dia terlibat dalam pendirian perusahaan De Machine Vlasspinnerij te Apeldoorn. Perusahaan tersebut baru diajukan pendiriannya pada 14 Desember 1841 dan diakui oleh Minister van Justitie pada 1 Maret 1842 (Nederlandsche Staatscourant, 1 April 1842).
Di Utrecht, bersama Herman Adriaan van den Wall Bake, Jacobus Ludovicus Conradus Schroeder van der Kolk, Hendrik Maximiliaan Hoffman, Jacob Arme Grothe, dan lain-lain, Andries menjadi pendiri Maatschappij tot verbetering der Woningen voor Arbeidenden en Minvermogenden (Nederlandsche Staatscourant, 15 September 1855). Dua tahun kemudian diberitakan ia terlibat dalam pembentukan Hollandsch-Belgische Stoomvaartmaatschappij di Rotterdam pada 1 Juli 1857 (Nederlandsche Staatscourant, 25 Juli 1857).
Seakan tak puas, Andries de Wilde terus melebarkan sayap bisnisnya. Pada 19 September 1860, ia bersama Reinier van Eibergen Santhagens dan Arent van Eibergen Santhagens membentuk Aziatische Zee- en Brand Assurantie-Maatschappij (Nederlandsche Staatscourant, 24 Februari 1861). Termasuk dengan anggota keluarganya sendiri, yaitu Christoffel de Wilde, Jan Adriaan Koopmans dan Jan Jacob Claasen Hermanszoon, mendirikan De Veen-en Industrie-Maatschappij di Nieuweroord (Nederlandsche Staatscourant, 17 September 1864).
Dari Buku Keluarga
Perkembangan anggota keluarga Andries de Wilde tergambar jelas dalam naskah Dagboek van Andries de Wilde, 1820-1865 (DH 1164) atau “familieboek” atau “familieboekje” alias buku keluarga, menurut istilah yang digunakan oleh Cora Westland (De Levensroman van Andries de Wilde, 1948: 351, 430).
Dalam Dagboek van Andries de Wilde, 1820-1865 memang banyak tersaji informasi yang berkaitan dengan pendidikan, kelahiran, pekerjaan, pernikahan, dan kematian anggota keluarga Andries de Wilde, termasuk anak-anak, cucu-cucu, dan kawan-kawannya.
Pada tahun 1841, antara lain terjadi peristiwa penempatan anak Andries de Wilde yang bernama Andries di institut Nijmegen pimpinan De Jong pada 8 Januari 1841. Pada 28 Maret 1841 giliran anak laki-lakinya yang lain, Lodewijk, yang ditempatkan di institut di Montfoort di bawah Van Brakel dan pada 1845 saat liburan dipindahkan lagi ke institut di bawah J. Klein di Utrecht.
Tanggal 28 Januari 1841 anak perempuan Andries de Wilde, yakni Cornelia Maria Elisabeth (disingkat CME) menikah dengan J.J. van Oosterzee. Pasangan itu dikaruniai 13 orang anak dan semuanya dicatat Andries dalam buku keluarga. CME dan Van Oosterzee mempunyai anak Mathieu (dilahirkan pada 29 November 1841), Andries (2 Februari 1843), Cornelia Debora (20 Juli 1844), Maria Christina (6 Maret 1846-13 Maret 1847), Johannes Jacobus (2 Mei 1847), Pieter (22 Desember 1848), Emilia Johanna (1 Juni-30 Juni 1850), Henri (8 Mei 1851-24 Oktober 1852), Sophie (6 Desember 1852), Christiaan (16 Agustus 1854), Mathilde (10 Mei 1856), anak perempuan (12 Januari 1858), dan Cornelis (19 Januari 1859).
Anak perempuan Andries de Wilde lainnya, yakni Emilia, menikah dengan J. Van Voorthujs pada Agustus 1846. Pasangan tersebut dianugerahi anak Willem Pieter Cornelis (23 Mei 1847), Cornelia Andriena (28 Juli 1848), Johan (3 September 1849), Evert (7 November 1853), dan Emilia Johanna (7 Juni 1855).
Satu contoh lagi Mathilde, anak perempuan Andries lainnya. Ia menikah dengan Felix Delacroix yang berasal dari Mons, Belagia, pada 4 Agustus 1858 (“op den 4de Augustus 12 onze dochter Mathilde in den echtgetreden met den heer Felix Delacroix van Mons in Belgie ...”). Pasangan tersebut antara lain dianugerahi anak perempuan pada 23 September 1858.
Selain itu, Andries juga banyak mengabarkan tentang kematian kawan-kawannya. Misalnya Nyonya H.E.G. yang meninggal pada 27 Agustus 1858, G. Vriese pada 26 Januari 1860, dan Nyonya Santhagens yang meninggal dunia pada 3 Oktober 1861 di Paris (“Den 3 October, onze vriendin Mevrouw Santhagens te Parijs, overleden”).
Menjual Pijnenburg
Pada 1859, sebagaimana yang saya baca dari Pijnenburg, een “Aangenaam Gelegen, zeer Geëxtendeerd Buitengoed (2019), Andries de Wilde mulai mengiklankan penjualan tanah Pijnenburg, dengan alasan terlalu berat mengurusnya.
Di situ dikatakan musim semi 1859, ada pengumuman penjualan lahan perkebunan terkenal dan paling nyaman, yaitu Pijnenburg, dengan luas 540 bunder (satu bunder sama dengan 10.000 meter persegi). Penjualan lahannya sendiri akan dibagi-bagi menjadi persil-persil dan akan dilakukan pada musim panas.
Pada praktiknya, penjualan tersebut terjadi Juni 1860, dengan luas lebih dari 521 bunder dan dibagi-bagi beberapa persil agar banyak peminat yang dapat membelinya serta punya kesempatan untuk mendirikan kebun, peternakan atau bangunan rumah. Bagian utara dibeli Herman Albrecht Insinger yang berasal dari Amsterdam, sementara Andries sendiri masih mempertahankan satu vila, yang sekarang dikenal sebagai De Hoefslag, sebelah selatan Pijnenburg.
Pada 1865, setelah Andries de Wilde meninggal, lahan Zuid Pijnenburg, yang kini menjadi lingkungan sekitar stasiun sentral, juga dijual. Lahan itu terdiri atas heerenhuizinge, enam rumah berpekarangan, berbagai rumah, bangunan dan padang rumput, hutan, tanah gemuk dengan total seluas lebih dari 301 bunder. Semuanya dibeli Herman Insinger, sehingga semua tanah di Pijnenburg dimiliki olehnya.
Saya sendiri menemukan iklan penjualan Pijnenburg itu mulai ditayangkan pada Utrechtsche Provinciale en Stads-courant edisi 12 April 1859. Di situ dikatakan, “Sekitar musim panas ini, lahan terkenal dan paling nyaman, yaitu Pijnenburg, seluas 540 bunder, yang berada di kota Baarn dan Soest, dekat Soestdijk, pada jalan ke Utrecht, akan dijual dalam bentuk persil-persil sejak 1 Juni, pada hari Selasa dan Jum’at setiap minggunya, antara pukul 10.00 hingga 16.00. Untuk informasi penjualan lahan tersebut dapat diminta kepada notaris R. Ravenhorst yang beralamat di Baarn”.
Iklan tersebut disiarkan juga oleh Opregte Haarlemsche Courant (13 April 1859) dan Algemeen Handelsblad (19 April 1859). Namun, dua bulan kemudian tersiar kabar bahwa penjualan Pijnenburg ditunda hingga menunggu pengumuman lainnya.
Penundaannya dimuat dalam Utrechtsche Provinciale en Stads-courant edisi 24 Juni 1859, dengan pengumuman sebagai berikut: “Penjualan umum mengenai lahan (Pijnenburg) ini ditunda hingga ada pengumuman lebih lanjut, dengan catatan sementara penjualannya akan menyeluruh atau dalam bentuk persil-persil. Bagi yang memerlukan infomasi dapat menghubungi Boschbaas R. Ravenhorst”.
Pengumuman lanjutannya saya temukan pada Utrechtsche Provinciale en Stads-courant edisi 4 Mei 1860 dan Nieuw Amsterdamsch handels- en effectenblad edisi 12 Mei 1860. Dari dua koran itu diketahui pada hari Jum’at, 15 Juni 1860, persis pukul 09.00, akan dilakukan pelelangan umum lahan Pijnenburg, di Provinsi Utrecht (“Openbare Vrijwillige Verkooping van het Landgoed Pijnenburg, in de Provincie Utrecht).
Pelaksana pelelangannya notaris Van Steyn di Soestdijk dan H. Pen di Baarn, di rumah pemilik penginapan Hendrik Ubbink. Lahan-lahan yang akan dilelang adalah “Heerenhuizinge, Stalling, Koetshuis, Jagers- en Tuinmanswoning, Boerderijen, Waterpartgen, Dennen-, Beuken- en Eiken Bosschen, Lanen, Bouw- en Weiland, Driesten- en Heivelden”, dengan luas keseluruhan 521,6915 bunder.
Baca Juga: BIOGRAFI ANDRIES DE WILDE #21: Menyusun Buku tentang Priangan
BIOGRAFI ANDRIES DE WILDE #22: Rehabilitasi dan Kompensasi untuk Kasus Sukabumi 1838
BIOGRAFI ANDRIES DE WILDE #23: Penerbitan Kamus Sunda Pertama Tahun 1841
Meninggal dalam Usia 83 Tahun
Setelah lama sakit, Andries de Wilde mengembuskan napasnya yang terakhir pada 27 April 1865. Kabar kematiannya antara lain diumumkan dalam Utrechtsch provinciaal en stedel?k dagblad edisi 11 Mei 1865 dan Rotterdamsche Courant edisi 12 Mei 1865.
Dalam kedua koran itu tertulis, “Op 27 April 1865 overleed te Utrecht, tot diepe droefheid zijner betrekkingen, de WelEd. Heer A. DE WILDE, in den ouderdom van ruim 83 jaren” (pada 27 April 1865 telah meninggal dunia di Utrecht, ayah dan mertua kami Tuan A. De Wilde, dalam usia 83 tahun). Pengumumannya dibuat oleh anaknya C. De Wilde dan menantunya Dr. J.J. van Oosterzee.
Saat-saat menjelang kematiannya tergambar dalam buku roman karya Westland (1948: 430). Di situ antara lain disebutkan menjelang kematiannya Andries mengalami derita berkepanjangan. Istri dan anak-anaknya mengerubunginya, sampai-sampai istrinya tidak sempat tidur. Menjelang detik-detik terakhir hidupnya, Andries konon sempat berujar, “Sayangku! Selamat tinggal!”
Hari Selasa berikutnya, jenazah Andries de Wilde dibawa ke permakaman Lage Vuursche yang baru dibangun dan secara ekskusif dimaksudkan untuk mengebumikan Andries dan istrinya Cornelia Hendrika Nijtzel (Westland, 1948: 430).
Sebagai bagian dari kenang-kenangan atas kematian suaminya, Cornelia menulis dalam bagian akhir naskah Dagboek van Andries de Wilde, 1820-1865 dan dimuat ulang dalam Westland (1948: 432).
Di situ antara lain tertulis, “1865. Stierf mijn onvergetelijke Echtgenoot met wien ik 45 jaren allergelukkigst vereenigd was. Zijn dierbaar aandenken zäl mij immer bijblijven. Hij was mij alles, vol hartelijkheid en innige liefde. Ik dank God immer in gedachten voor dat geluk, die zegen, die ik door Zijn goedheid in het bezit van die brave, goede, lieve man smaakte. Hij was een trouwe en liefdevolle Echtgenoot en een liefhebbend Vader, ook bereid waar hij konde, anderen te helpen met raad en daad.”
Artinya, “pada tahun 1865 suamiku yang takkan pernah terlupakan meninggal dunia. Aku telah menyatu bersamanya dengan bahagia selama 45 tahun. Kenangan berharga bersamanya akan tetap bersamaku selamanya. Dia adalah segalanya bagiku, penuh kehangatan dan cinta yang mendalam. Dalam benak, aku akan selalu bersyukur kepada Tuhan atas kebahagian, keberkahan, yang kurasakan melalui kebaikan-Nya dalam bentuk orang yang baik itu. Dia adalah suami setia dan penuh kasih, seorang ayah penyayang, yang akan berkenan menolong orang lain sepanjang dia mampu.”