• Kolom
  • BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #8: Polemik setelah Terbit Kamus

BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #8: Polemik setelah Terbit Kamus

Penerbitan kamus Sunda-Inggris Jonathan Rigg menuai polemik berupa perang pena. Sebab bukan orang Belanda yang menyusunnya.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Bagian pertama resensi A Dictionary of the Sunda Language of Java oleh Daniel Koorders. (Sumber: Java-bode, 11 Februari 1863)

21 Maret 2023


BandungBergerak.idSetelah diterbitkan antara Agustus-Desember 1862, A Dictionary of the Sunda Language of Java karya Jonathan Rigg, langsung menuai kritik. Sebagaimana yang sudah saya tulis sebelumnya, kritik pertama ditulis seorang pembaca dalam Java-bode edisi 10 Desember 1862. Intinya, ia merasa heran, mengapa kamus Sunda terbit dalam bahasa dan ejaan Inggris, sementara tempat dan orang Sunda termasuk jajahan Belanda. Secara fungsi, ia mempertanyakan manfaat kamus Sunda-Inggris itu bagi orang Belanda dan Sunda.

Hal senada disampaikan Daniel Koorders dalam resensi yang dimuat bersambung dalam Java-bode edisi 11, 14, 18, 21, dan 25 Februari 1863. Masing-masing tulisan mewakili satu bagian resensi. Resensi itu kemudian disatukan dan dibukukan dengan judul “Boekbeschouwing, A Dictionary of the Sunda language of Java”, sebanyak 21 halaman. Di akhir tulisan terdapat titimangsa “Bandoeng, 8 Januari 1863”.

Pada bagian pertama (Java-bode, 11 Februari 1863), kata Daniel ia sangat gembira melihat kemunculan kamus Jonathan Rigg. Namun, sekaligus membuatnya sakit hati, sebab bukan orang Belanda yang menyusunnya, malahan orang asing yang pertama kali memberi penjelasan umum bagi aturan dasar atas kebijakan kolonial Belanda. Ia menyebutkan orang asing pula yang pertama kali membuat alat bantu untuk memahami bahasa bumiputra di Jawa Barat.

Daniel Koorders terkejut bahwa kamus yang seharusnya ditulis dalam bahasa Belanda, ternyata ejaan kata Sunda mengikuti lafal Inggris. Dan seperti halnya bahasa Melayu dan Jawa, bahasa Sunda yang merupakan cabang bahasa Polinesia masih sedikit dikenal, tetapi sekarang mempunyai kamus sendiri. Itu, kata Daniel, langkah pertama untuk melatih dan mempelajari bahasa tersebut di Akademi Delft.

Menurut Daniel berdasarkan pembacaannya atas A Dictionary of the Sunda language of Java, buku tersebut bukan hanya menggunakan acuan dalam bahasa Jawa dan Melayu, melainkan juga Kawi, Bali, Sinhala, dan Sanskerta. Hal tersebut didukung pula lamanya penyusun kamus tinggal di Tatar Sunda, yakni lebih dari 15 tahun dan punya keleluasaan selama tujuh tahun untuk merevisi dan menyempurnakan draf kamus sebelum dicetak.

Daniel Koorders menyerang A Dictionary of the Sunda language of Java, dengan menyatakan bahwa dia berurusan dengan karya pecinta (bahasa Sunda) yang sangat bebal, yang memberi semacam terjemahan deskriptif terhadap sekian banyak kosa kata. Namun, intisari bahasanya, watak asing dan makna gramatisnya tidak tercermin sama sekali. Bahkan disebutkannya karya itu berasal dari pemahaman sangat keliru, pengetahuan yang sangat tidak akurat dan komplit mengenai bahasa Sunda, sehingga jauh dari ilmu pengetahuan, kecuali ujar kebodohan, sehingga kamusnya tidak akan berkontribusi banyak pada pemerolehan ilmu pengetahuan yang sejati. Setelah itu, Daniel dengan sangat “arogan” menunjukkan “kelemahan-kelemahan” kamus susunan Jonathan Rigg.

Selain Daniel Koorders, menurut Tom van den Berge (Puisi Sunda Zaman Belanda, 2021: 20), kalangan misionaris pun memandang negatif karya Jonathan. Di antaranya dalam Archief van de Raad voor de Zending (ArvdZ) 13-1 dan Albers-HB (10-07-1863) mengemuka pendapat Christian Albers. Katanya, ia memperoleh A Dictionary of the Sunda Language of Java sebagai kado dari H.C. Klinkert, misionaris Baptis, yang pada 1863 tinggal lama di Cianjur. Namun, konon, Albers tidak dapat menggunakan buku tersebut tanpa jerih-payah mengingat “hampir tidak sepatah kata pun” yang dia pahami dari bahasa Inggris.        

Bagian pertama tulisan G.J. Grashuis yang menjawab tulisan Daniel Koorders. (Sumber: Java-bode, 28 Februari 1863)
Bagian pertama tulisan G.J. Grashuis yang menjawab tulisan Daniel Koorders. (Sumber: Java-bode, 28 Februari 1863)

Perang Pena

Ternyata resensi Daniel Koorders beroleh reaksi G.J. Grashuis. Ia menulis dengan titimangsa “Batavia, Feb. 26, 1863” dan dimuat secara bersambung dalam Java-bode edisi 28 Februari 1863 dan 4 Maret 1863. Judul tulisannya “Anti-Kritiek. Aan Dr. D. Koorders”.

Pada tulisan pertama (Java-bode, 28 Februari 1863), Grashuis menyebut telah membaca resensi Daniel dengan bersemangat dan bukan sebagai orang pecinta belaka, melainkan profesional. Selanjutnya ia mengatakan kajian atas bahasa Polinesia sudah dilakukannya sejak lama dan belajar berlatih bahasa Sunda merupakan tugas pertamanya (“Polynesische taalstudie is reeds lang mijn dagwerk, en de beoefening van het Soendaneeseh is mij vooreerst tot pligt gesteld”).

Grashuis berharap dapat bertemu dan berbicara dengan Daniel, sehingga ia dapat bercerita lebih banyak tentang bahasa Sunda. Saat Grashuis membaca resensi Daniel, dia merasa ingin membincangkan cara Daniel menghadapi dan menangani Jonathan Rigg beserta kamusnya. Untuk itu, karena Daniel menulis secara umum dan menjadikannya masalah umum, maka Grashuis pun berbuat hal yang sama.

Grashuis seakan bersimpati terhadap Daniel dengan menyatakan gembira mendapati Daniel yang menyebutkan tidak ada orang Belanda yang menjadi pengarang kamus Sunda yang pertama, sekaligus memalukan bangsa Belanda, yang telah memerintah Tatar Sunda selama sekitar dua abad, tetapi tidak mengetahui bahasa Sunda (“Het heeft U leed gedaan, dat geen Hollander de zaniensteller was van het eerste Soendanesche Woordenboek; het doet mij genoegen, in zoo ver het een beschamend getuigenis oplevert tegen de traagheid en onverschilligheid der Hollanders, die omstreeks twee eeuwen lang over Soendanezen hebben geheerscht, en nog hunne taal niet kennen”).

Perbedaannya, kata Grashuis, bila Daniel terkejut dan sedih, tetapi dalam kacamatanya Jonathan Rigg tidak membuat kecewa. Dan saat memperoleh buku tersebut saat kedatangannya ke Pulau Jawa pada hari-hari pertama tahun ini (1863), ia merasa kamus tersebut lebih baik. Grashuis memuji langkah Perhimpunan Batavia yang telah berusaha sebaik mungkin untuk menerbitkan kamus Jonathan Rigg, berbeda dengan pendapat Daniel Koorders yang mempertanyakan patronase lembaga ilmiah itu.

Grashuis menilai banyak kritik yang tepat disampaikan Daniel, tetapi dia menganggap Daniel juga tidak adil dengan menyebutkan Jonathan Rigg mencangkokkan ejaan Inggris untuk dja dan tja ke dalam kamusnya. Menurut Grashuis, Jonathan hanya tahu bahasa Sunda dialek Bogor, yang merupakan bahasa Sunda tidak murni (“Hij kent slechts het Buitenzorgschs, en dat onzuiver Soendaneesch”), sehingga dia punya hak bersuit dan berkata-kata sepanjang tidak mengetahui pelafalan yang lebih baik. Dengan demikian, kata Grashuis, serangannya terhadap Jonathan Rigg hampir menakuti orang asing berbicara, dan seorang Prancis, yang membaca kritik Daniel, barangkali akan bertanya apakah Daniel tidak seharusnya menjawab Brittannique yang kasar dengan halus.

Dalam Java-bode edisi 11 Maret 1863 diberitakan jawaban Daniel terhadap Grashuis terlambat diterima redaksi. Tulisan jawaban Daniel Koorders baru dimuat dalam Java-bode edisi 14 Maret 1863, dengan tajuk “Repliek aan den Heer Grashuis” dan diberi titimangsa “Bandoeng, 6 Maart 1863”. Karena Grashuis menyebut-nyebut penulis lain, maka di ujung jawaban Daniel menyebut-nyebut Von De Wall dan Cohen Stuart. Dua nama itu, nantinya turut terlibat dalam perang pena yang disulut Daniel Koorders.

Baca Juga: BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #5: Sejumlah Tulisan di Jurnal Ilmiah
BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #6: Anggota Perhimpunan Ilmiah
BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #7: Menyusun Kamus Sunda-Inggris

G. Kolff & Co mengiklankan A Dictionary of the Sunda Language of Java. (Sumber: Java-bode, 7 Agustus 1879)
G. Kolff & Co mengiklankan A Dictionary of the Sunda Language of Java. (Sumber: Java-bode, 7 Agustus 1879)

Kontribusi Penting Pengetahuan Bahasa Sunda

Bagaimana sikap Perhimpunan Batavia terhadap perang pena antara Daniel Koorders dan G.J. Grashuis? Saya mendapatkan gambarannya dari Javasche Courant edisi 16 Mei 1863. Di situ ada laporan ringkas rapat umum yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Batavia pada 27 Maret 1863.

Dalam rapat antara lain diperbincangkan tentang perhatian Perhimpunan Batavia terhadap bahasa-bahasa di Hindia. Tahun lalu (1862), disebutkan, perhimpunan menerbitkan A Dictionary of the Sunda Language yang dikumpulkan anggota perhimpunan Jonathan Rigg, sebagai terbitan Verhandelingan ke-29. Kamus itu memantik kritik Mr. Daniel Koorders, yang juga menjadi anggota perhimpunan, dalam Java-bode.

Perhimpunan Batavia sendiri bersikap terbuka terhadap kritik dan tetap mengganggap publikasi kamus Jonathan merupakan langkah penting untuk memperoleh pemahaman mengenai bahasa Sunda. Perhimpunan mempersilakan kepada Jonathan untuk melakukan pembelaan atas kritik yang menyerang karyanya (“Aan den heer Rigg komt het regt toe, om, dos verkiezen, zijn werk tegen de kritiek te verdedigen”).

Perhimpunan juga tetap bersikap membela karya Jonathan, dengan menyebutkannya telah memberikan kontribusi lebih baik ketimbang kumpulan kosa kata Sunda yang diterbitkan 20 tahun lalu oleh De Wilde (“dat hij iets veel beters geleverd heeft, dan bot een twintigtal jaren geleden uitgegeven Soendaasch woordenboek van den heer de Wilde”). Dengan demikian, bagi yang hendak belajar bahasa Sunda, buku Jonathan jauh lebih bermanfaat dan bila sekarang ditambah kritik untuk meningkatkan hasil karya Jonathan, maka pengetahuan terhadap bahasa Sunda akan kian bertambah pula.

Memang kritik seputar A Dictionary of the Sunda Language yang bertaut dengan wacana bahasa Polinesia terus diungkap dan dipublikasikan, paling tidak hingga 1867. Daniel Koorders menulis “Heeft de Criticus zich verpraat?” dengan titimangsa “Bandoeng, Kerstdag 1864” (Java-bode, 28 Desember 1864). Grashuis menulis “Een woord in de quaestie: R. contra Veth, + v. d. Tuuk contra Roorda” dengan titimangsa “Buitenzorg, 1 Januarij 1865” dalam Java-bode edisi 4 Januari 1865. A.B. Cohen Stuart menulis panjang dalam rubrik “Ingezonden Stukken” (Java-bode, 11 Januari 1865).

Tulisan Cohen Stuart dibalas Daniel Koorders dengan tulisan bertitimangsa “Tji-Berem, 15 Januari 1865” dan bertajuk “Repliek aan Cohen Stuart” (Java-bode, 21 Januari 1865). Kemudian ada tulisan “Iets naar aanleiding van een schrijven van den zendeling G. J. Grashuis in den Java-Bode (van 4 Januarij 1865)” (Java-bode, 31 Mei 1865). Dua tulisan lagi yang tersentil oleh Daniel Koorders adalah K.F. Holle yang menulis di “Waspada, 19 Januarij 1867” dan seseorang berinisial Q yang memberi titimangsa tulisannya “Bandong, 20 Januarij” (Java-bode, 23 Januari 1867).

Terlepas dari perang pena yang terjadi, A Dictionary of the Sunda Language tetap diiklankan para penjual buku. Saya mendapati iklan-iklannya dari periode 1864 hingga 1879. Di antaranya Boekhandel van H.M. van Dorp di Batavia yang menjual A Dictionary of the Sunda Language seharga 10 gulden antara 1864 hingga 1866 (Java-bode, 2 November 1864; 21 Maret 1866). Demikian pula yang dilakukan G. Kolff & Co dalam Java-bode edisi 7 Agustus 1879 dan 7 November 1879.

Tetapi kritik pun tetap mengemuka. Dari Tom van den Berge (Puisi Sunda Zaman Belanda, 2021: 29), saya mendapati pandangan S. Coolsma saat menyusun panduan praktis belajar bahasa Sunda. Kata Coolsma (7 Agustus 1871), pada awal 1870-an “tidak ada buku pelajaran lain […] selain kamus Sunda-Inggris dari Rigg yang benar-benar tidak lengkap dan tidak praktis”.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//