BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #9: Mudik ke Inggris
Kepergian Jonathan Rigg ke Inggris pada tahun 1839, boleh jadi kali pertama setelah kedatangannya ke Pulau Jawa. Perjalanan menggunakan kapal laut berbulan-bulan.
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
28 Maret 2023
BandungBergerak.id - Dengan mempertimbangkan fakta-fakta bahwa Jonathan Rigg adalah pengusaha perkebunan di Jasinga, pemilik kapal kargo dan penumpang Jane Serena yang berbasis di Surabaya, dapat dimengerti bila dia terekam bolak-balik mudik beberapa kali ke Inggris. Padahal, saat itu perjalanan Jawa-Inggris bisa memakan waktu berbulan-bulan dengan menggunakan kapal laut. Demikian pula sebaliknya.
Fakta-fakta yang menunjukkan Jonathan Rigg terbilang kerap mudik ke Eropa selama masa tinggalnya di Pulau Jawa antara 1830-1871 dapat saya ketahui dari berbagai guntingan koran sezaman, keterangan di batu nisan mendiang anaknya, serta buku-buku laporan perbaikan gereja St. Patrick, di Patrcik Brompton, County North Yorkshire.
Fakta paling lama saya dapatkan berasal dari tahun 1839 hingga 1841. Dari pemberitaan Javasche Courant edisi 8 Januari 1840 dapat diketahui bahwa kepergian Jonathan Rigg meninggalkan Pulau Jawa (“J. Rigg verlaat Java”) bersamaan dengan rencana keberangkatan Robert Addison dan keluarganya ke Eropa (“R. Addison en familie, en mejufvrouw C. du Pont, vertrekken naar Europa”) .
Dalam Javasche Courant, 3 April 1841, disebutkan Robert Addison dan keluarganya jadinya berangkat menuju Rotterdam pada 31 Maret 1841 dengan menggunakan kapal Admiraal van Kinsbergen. Sementara Jonathan Rigg pergi lebih dulu menuju Rotterdam pada 17 Desember 1839 dengan menggunakan kapal Emanuel dengan nakhoda kapten S. G Molenaar, dari Pasuruan. Kapal ini berangkat ke Rotterdam melalui Semarang dan Batavia (Javasche Courant, 25 Desember 1839; Javasche Courant, 8 Januari 1840).
Kepergian Jonathan Rigg ke Inggris pada tahun 1839, yang boleh jadi merupakan kali pertama setelah kedatangannya ke Pulau Jawa pada tahun 1830, seiring dengan kepulangan selama-lamanya Richard Addison ke Inggris. Paman dan patron Jonathan Rigg itu memutuskan meninggalkan Jawa dan memilih bermukim serta berbisnis dari dan di Inggris. Jonathan selain pergi demi mengawal kepulangan pamannya dan mengurus bisnisnya, sudah dapat dipastikan demi dapat menengok keluarganya yang tinggal di County North Yorkshire.
Keterangan dari Nisan
Dari Javasche Courant edisi 2 Oktober 1844, saya mendapatkan data lagi ihwal kepergian Jonathan Rigg dari atau ke Rotterdam pada 25 September 1844 dengan menggunakan kapal laut Doggersbank dengan nakhoda kapten W. Smith. Para penumpangnya antara lain disebutkan J.C.O. Vieweg, C.A. Oliphant, Jonathan Rigg, Nyonya Gehne, dan dua orang tentara.
Informasi lebih terang saya dapatkan lagi dari tahun 1848. Dalam Javasche Courant edisi 16 Februari 1848 dikatakan pada 1 Februari 1848 E. Twiss, W. Twiss, Bonhote, dan Jonathan Rigg berangkat menumpang kapal Eendragt yang dinakhodai M. van Velthoven dari Batavia dan tiba di Surabaya pada 9 Februari 1848. Tetapi agaknya Jonathan Rigg berganti kapal untuk menuju Rotterdam dari Surabaya, karena dalam Nieuwe Rotterdamsche Courant edisi 22 Mei 1848 diketahui ia menumpang kapal Elizabeth Little dan tiba pada 20 Mei 1848.
Fakta lain yang dapat saya telusuri adalah guntingan Javasche Courant edisi tahun 1854, yaitu edisi 3 dan 7 Juni 1854, serta 16 Desember 1854, ditambah dari Java-bode edisi 16 Desember 1854. Dari semua guntingan koran tersebut fakta yang saya temukan adalah “Jonathan Rigg verlaat Java” (Jonathan Rigg meninggalkan Jawa) dan ia dimasukkan sebagai “Vertrekkende Personen” atau orang yang berangkat.
Soal perginya ke mana, saya mendapatkan titik terangnya dari Javasche Courant edisi 17 Februari 1855. Di situ diwartakan, pada 15 Februari 1855, Jonathan berangkat menggunakan kapal Koningin der Nederlanden yang bernakhoda Deighton dari Batavia ke Singapura.
Ternyata dari Singapura, Jonathan pergi ke Eropa. Mengingat dalam buku Genealogische en heraldische gedenkwaardigheden betreffende op Java, Vol 1 (1934: 186) susunan Mr. P.C. Bloys van Treslong Prins, ada keterangan bahwa kala Jonathan Rigg junior meninggal dunia di Jasinga pada 16 Juni 1855, Jonathan Rigg senior sedang berada di Eropa.
Berikut ini keterangan yang tertulis di nisan mendiang Jonathan junior, “Sacred to the memory of Jonathan the infant child of Jonathan Rigg. He was born at Soerabaya on 6 April 1848 and died at Jasinga on 16 June 1855 during the absence of his father in Europe. Sleep darling in peace. May thy tender age have found thee: Mercy all that this monument seal; But Jesus said; Suffer little children, and forbid them not, to come unto Me, for of such in the kingdom of Heaven. Matthew Chap. XIX verse XIV”.
Baca Juga: BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #6: Anggota Perhimpunan Ilmiah
BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #7: Menyusun Kamus Sunda-Inggris
BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #8: Polemik setelah Terbit Kamus
Perbaikan Gereja St. Patrick
Memasuki 1860-an, setelah Jonathan Rigg menerbitkan kamus Sunda-Inggris, ia sekali lagi mudik ke Inggris, barangkali sekaligus yang terakhir ke Eropa. Di Java-bode edisi 14 Februari 1863, Javasche Courant edisi 18 Februari 1863, dan Rotterdamsche Courant edisi 28 Maret 1863, tercatat orang-orang yang akan pergi ke Eropa. Di antaranya S.C.A. Simon Thomas, W. Hijmans, J.G. Thooft, Nyonya S.M.L. Eekhout, Brest van Kempen, termasuk Jonathan Rigg.
Kepulangan Jonathan awal 1863 ke Inggris agaknya berlangsung lama. Karena di County North Yorkshire, ia terlibat perbaikan Gereja St. Patrick, di Patrick Brompton, tempat ayahnya mengabdi sebagai pendeta kepala. Paling tidak, ada tiga sumber pustaka yang memperkuat fakta ini.
Pertama, dari “The Twenty-Third Report of the Yorkshire Architectural Society” yang dimuat dalam Reports and Papers Read at the Meetings of the Architectural Societies of the County of York, Diocese of Lincoln, Archdeaconry of Northampton, County of Bedford, Diocese of Worcesterm and County of Leicester during the Year MDCCCLXIII (Halaman XCVI). Di situ antara lain disebutkan untuk perbaikan Gereja St. Patrick, “The nave and aisles by Jonathan Rigg, Esq., son of the incumbent” (bagian tengah dan gang di antara deretan tempat duduk gereja oleh Jonathan Rigg, Esq, putra pendeta yang sedang menjabat).
Kedua, dari Yorkshire Gazette North Yorkshire edisi 17 Desember 1864, saya mendapatkan gambaran tentang “Restoration and Re-opening of Patrick Brompton Church” (restorasi dan pembukaan kembali Gereja Patrick Brompton). Dalam berita dikatakan, “Jones, Esq, of this city, architect, was requested to prepare plans for carrying out the same. So soon as that was known, Jonathan Rigg, Esq., son of the respected incumbent, who had recently returned from the East, proposed to restore the nave and aisles” (Jones, Es., arsitek di kota ini diminta mempersiapkan rencana pekerjaan yang sama. Sesegera mungkin dilakukan karena sebagaimana diketahui, Jonathan Rigg, Esq., putra pendeta yang sedang menjabat, baru kembali dari Timur, mengajukan usul perbaikan bagian tengah dan gang di antara deretan tempat duduk gereja).
Ketiga, dari History and Directory of North Yorkshire (1890) susunan Bulmer yang transkripsinya diunggah lagi dalam genuki.org.uk. Dari buku tersebut ada beberapa fakta menarik terkait kontribusi Jonathan Rigg bagi perbaikan Gereja St. Patrick.
Di situ disebut-sebut “The fabric was thoroughly restored in 1864, the chancel at the expense of the lay rector (C. H. Elsley, Esq.), and the other parts by Jonathan Rigg, Esq., of the Island of Java. The cost of the latter was £3,040, which, with the exception of £645, contributed by the parishioners, was defrayed by Mr. Rigg” (strukturnya direstorasi secara menyeluruh pada 1864, mimbarnya diongkosi oleh kepala gereja [C. H. Elsley, Esq], dan bagian-bagian lainnya oleh Jonathan Rigg, Esq., dari Jawa. Biaya yang belakangan sebesar £ 3.040, kecuali £ 645 yang merupakan kontribusi dari jemaat, semuanya berasal dari Jonathan Rigg).
Selain itu, di Gereja St. Patrick terdapat lembar atau monumen peringatan bagi Pendeta Hugh Rigg, yang pernah menjabat sebagai pendeta kepala hampir selama 55 tahun, dan bagi Jonathan Rigg, yang meningal di Jawa, yang kembali lagi [ke Jawa] setelah merestorasi gereja (“There is a tablet to the memory of the Rev. Hugh Rigg, who was incumbent of the parish for nearly 55 years, and another to Mr. Jonathan Rigg, who died in Java, to which place he returned after restoring the church”).