• Berita
  • Kebakaran yang Menerjang TPA Sarimukti Menjadi Potret Buruk Pengelolaan Sampah Bandung Raya

Kebakaran yang Menerjang TPA Sarimukti Menjadi Potret Buruk Pengelolaan Sampah Bandung Raya

TPA Sarimukti melayani pembuangan sampah untuk Bandung Raya, termasuk Kota Bandung. Masalah di TPA ini selalu berimbas pada lonjakan sampah di dalam kota.

Kebakaran di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (22/8/2023). (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah22 Agustus 2023


BandungBergerak.idKebakaran terjadi di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Aktivitas di tempat pembuangan sampah yang melayani Bandung Raya ini terganggu.

Pantauan BandungBergerak.id di lokasi, Selasa (22/8/2023), armada truk pengangkut sampah dari Bandung Raya tersendat sejak dari gerbang TPA Sarimukti. Selain itu, pembuangan sampah ke zona pembuangan pun terhambat karena kobaran api di gunungan sampah.

Salah seorang pengepul sampah, Dede menuturkan kebakaran pertama kali terjadi di Sabtu (19/8/2023) malam. Tadinya api ukuran api kecil dan sempat padam. Namun kemudian api membesar kembali.

"Malam minggu sekitar jam 11, pertamanya kecil, malam. Dimatiin sama backhoe, sudah mati, yang di bawahnya kan belum," tutur Dede, di lokasi.

Dampak dari kebakaran tersebut membuat operasional pembuangan sampah ke TPA Sarimukti diberhentikan sementara. Keputusan ini dilakukan karena khawatir api terus menyebar.

"Untuk saat ini segala aktivitas pembuangan diberhentikan dahulu, api mulai menjalar ke zona 3," ujar Koordinator Pengelolaan Lapangan TPA Sarimukti Riswanto, dikonfirmasi melalui telepon.

Menurutnya, ketika nanti api telah padam maka operasional TPA Sarimukti akan normal kembali. Riswanto menuturkan, saat pertama kali titik api muncul, petugas sudah mengevakuasi menggunakan alat berat. Satu unit alat berat kemudian ikut terbakar.

Ia menuturkan, begitu api diketahui menyala di TPA Sarimukti pada pukul 23.00 Sabtu (19/8/2023) malam, petugas keamanan langsung berusaha memadamkan titik api dengan alat berat. Kobaran api berawal dari zona 3 lalu cepat menjalar ke zona empat pembuangan sampah TPA Sarimukti.

Alat berat menjadi korban di saat upaya membuat parit-parit untuk mengurangi kobaran api. Namun api malah menyambar alat berat tersebut.

Api sempat padam. Namun keesokan harinya, Minggu (20/8/2023), api kembali menyala. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bandung Barat sudah dikerahkan ke lokasi. Namun hingga hari ini kobaran si jago merah semakin membesar.

"Hari Minggu paginya itu nyala lagi, pas hari Minggu memanggil damkar untuk memadamkan. Hari Senin juga sama kemarin, hari ini terbesar sekali," katanya.

Kebakaran TPA Sarimukti Sulit Dipadamkan

Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di TPA Sarimukti. Namun upaya ini belum banyak membuahkan hasil. Titik api cenderung melebar.

"Api kembali muncul, ini kemungkinan untuk pemadaman membutuhkan proses yang cukup lama," kata Danru Damkar Poswil Cikalongwetan Yadi Supriadi.

Penyebab sulitnya pemadaman api karena banyaknya material sampah yang sudah mengering. Hal ini ditambah dengan hembusan angin dan terik matahari. Saat ini, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Bandung Barat meminta bantuan unit pemadam kebakaran dari Damkar se-Bandung Raya dan Cianjur.

Yadi mengatakan, sebenarnya titik kebakaran jauh dari lokasi permukiman penduduk. Namun yang dikhawatirkan asap beracun dari kebakaran tersebut yang bisa menyebar ke mana-mana.

"Asap ini dikhawatirkan menganggu warga, karena asap dari pembakaran sampai ini. Sangat terlihat putih kekuningan sampai hitam," tutur Yadi.

Warga Terdampak Kebakaran TPA Sarimukti

Kepulan asap tebal terbukti menyebar ke lingkungan di sekitar TPA Sarimukti. Asap tersebut menjangkau RW 02 Desa Sarimukti. Warga diimbau agar mereka tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Warga juga diharapkan memakai masker untuk mengurangi bahaya asap.

"Kepada warga yang punya anak balita dan batita agar jangan banyak main di luar rumah apalagi dibawa ke lokasi TPA," kata Ketua RW 02 Desa Sarimukti Dede Tatang.

Danru Poswil Cikalongwetan Yadi juga mengimbau warga di sekitar untuk menggunakan masker karena dikhawatirkan kebakaran di TPA Sarimukti menimbulkan beragam penyakit.

"Mengimbau masyarakat yang ada di sekitar ini untuk menggunakan masker, karena tidak menutup kemungkinan setelah pemadaman terjadi penyakit seperti asma karena menghirup udara karena asap ini," ungkap Yadi.

Baca Juga: Setelah Kebakaran Pasar Sadang Serang, Pedagang Berharap Renovasi Segera Dilakukan
Dukungan Warga Dago Elos untuk Eva Eryani di Tamansari
Keterwakilan Perempuan di Ranah Politik Kota Bandung Jauh Panggang dari Api

Persampahan Bandung Raya tidak Baik-baik saja

Pegiat lingkungan dari Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), Bandung, Anilawati Nurwakhidin mengatakan, sebelum peristiwa kebakaran pun TPA Sarimukti sudah darurat karena kelebihan kapasitas selama menampung sampah dari Bandung Raya. Bencana kebakaran yang melanda TPA Sarimukti semakin medesak perubahan tata kelola persampahan dari model terpusat (dibuang ke TPA) yang kini berlaku ke model desentralisasi di mana sampah dikelola dan dikurangi di lingkup terkecil masyarakat.

“Kudu segera beralih ke desentralisasi. Kalau terpusat mah pasti saja lebih rentan,” kata Anilawati, saat dihubungi BandungBergerak.id.

YPBB sudah berulang kali mengingatkan pemerintah daerah untuk menjalankan pengelolaan sampah di lingkup terkecil masyarakat, mulai dari keluarga, lingkup RT, RW, kelurahan dan seterusnya. Dengan demikian, sampah yang dibuang ke TPA betul-betul sudah terpilah dan berkurang.

“Coba kalau pengelolaan sampah dikelola di area terkecil, satu error aja ga akan ngaruh banget dampaknya ke yang lain. Poinnya itu sih,” tambah Anilawati.

Kebakaran TPA Sarimukti akan berpengaruh besar maupun kecil pada persampahan di Bandung Raya. Kota Bandung sudah mengalami darurat sampah secara berulang, sejak longsor TPA Leuwigajah pada pada 2005 dan menimbulkan banyak korban jiwa. Terbaru, pada lebaran dan musim hujan tahun ini ketika proses pembuangan di TPA Sarimukti bermasalah, Bandung mengalami darurat sampah.

Selama darurat sampah tersebut, sampah membludak di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung. Sekarang, persoalan pengelolaan sampah Kota Bandung bukan jauh dari masalah selama pola pengelolaan masih terpusat atau mengandalkan TPA.

Sebelumnya, YPBB yang tergabung dalam Forum Bandung Juara Bebas Sampah (Forum BJBS) mengingatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pengelola TPA Sarimukti perlu menerapkan pembatasan pengiriman sampah organik. Sampah organik sebaiknya dikelola di masing-masing kabupaten kota.

Pemerintah kabupaten/kota Bandung Raya harus menerapkan langkah cepat untuk memilah dan mengolah sampah organik dengan menyediakan sarana pengolahan sampah organik darurat di seluruh wilayah kota.

Semua langkah tersebut bersifat darurat yang memerlukan tindakan cepat. Metropolitan Bandung Raya memiliki potensi pengurangan sampah sebesar 60 persen. Sampah tersebut merupakan sampah organik yang dapat dikelola di masing-masing wilayah. Pengadaan sarana pengolahan organik komunal yang disediakan di masing-masing RW atau kelurahan dapat mengurangi beban sampah yang terbuang ke TPA.

Selain itu, rumah tangga, kelompok sejenis rumah tangga (perkantoran, hotel, restaurant, dan sejenisnya) perlu di dorong untuk berpartisipasi dalam pengurangan sampah organik. Kelompok tersebut merupakan kontributor terbesar penghasil sampah organik, khususnya sampah sisa makanan.

Langkah-langkah tersebut perlu segera direalisasikan sebelum segalanya terlambat. Dengan kata lain, saat ini pengelolaan sampah di Bandung Raya dalam ancaman.             

“Mau nunggu apa lagi. Kok masih merasa baik-baik saja,” kata Anilawati.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//