• Berita
  • Hari Jadi Kota Bandung dalam Bayang-bayang Darurat Sampah

Hari Jadi Kota Bandung dalam Bayang-bayang Darurat Sampah

Darurat sampah di Kota Bandung maupun Bandung Raya diprediksi masih panjang. TPA Sarimukti belum sepenuhnya dibuka.

Dampak kebakaran TPA Sarimukti, TPS tutup di Kelurahan Merdeka, Bandung, Rabu (27/8/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana4 September 2023


BandungBergerak.idMemasuki bulan September, Hari Jadi ke-213 Kota Bandung (HJKB) semakin dekat. Peringatan hari ulang tahun Bandung kali ini dalam bayang-bayang darurat sampah. Hingga saat ini, tempat pembuangan sampah dari Kota Bandung, yaitu TPA Sarimukti, masih menghadapi masalah akibat kebakaran yang berlangsung sejak dua pekan lalu.

Forum Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS) menyatakan, pemerintah baik provinsi maupun kota/kabupaten di Bandung Raya telah mengeluarkan pernyataan situasi darurat yang berlaku hingga 24 September 2023. Konsekuensi yang dihasilkan di antaranya adalah ditutupnya operasional TPA Sarimukti dan seluruh kota/kabupaten di Bandung Raya termasuk Kota Bandung sementara harus menahan sampahnya di wilayah masing-masing.

“Perlu dipahami semua pihak bahwa TPA Sarimukti belum dibuka. Yang dibuka adalah lahan darurat yang hanya cukup untuk menyimpan sampah yang saat ini tertahan di truk pengangkut sampah,”kata Koordinator Forum BJBS Ria Ismaria, dalam siaran pers, dikutip Senin (4/9/2023).  

Dari perhitungan tim BJBS, pengangkutan sampah ke TPA darurat kemungkinan besar akan sangat bertahap karena ritasi kendaraan sangat dibatasi. Artinya upaya membebaskan kendaraan angkut dari sampah yang ‘digendong’ juga akan butuh waktu berhari-hari dan untuk membebaskan TPS dari sampah yang sudah terlanjur masuk bisa berminggu-minggu.

Dengan demikian, besar kemungkinan dalam beberapa minggu ke depan masyarakat termasuk kawasan komersial, perkantoran, dan layanan publik, masih harus menahan sampah di persil masing-masing.

Pada saat yang sama, Pemerintah Kota dan Kabupaten di kawasan Bandung Raya juga harus menyiapkan diri untuk mengikuti kesepakatan rapat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa sampah organik dilarang masuk ke TPA dan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA dari 1.200 ton per hari menjadi 600 ton per hari.

Pengolahan Sampah Organik Darurat

Forum Bandung Juara Bebas Sampah mendorong pemerintah kota dan kabupaten di kawasan Bandung Raya untuk segera mengadakan lahan dan sarana pengolahan sampah organik darurat, agar sampah organik tidak dibuang ke TPA.

Krisis TPA masih panjang dan setelah TPA Sarimukti dibuka kita tidak lagi dapat membuang sampah organik ke TPA. Kita tidak dapat lagi mengelola sampah secara tercampur seperti dulu. Situasi ini justru harus kita manfaatkan bersama untuk membentuk kebiasaan baik dalam mengelola sampah dengan benar. Pengomposan sampah organik sebagai cara termudah bisa dilakukan oleh siapa pun dan di mana pun dengan peralatan sesederhana mungkin. Memisahkan dan mengolah sampah organik. juga akan sangat membantu kita menahan sampah di rumah dan kawasan masing-masing, karena ini  masih akan terus berlanjut hingga waktu yang masih belum bisa ditentukan. ” kata Yenni Siswantini, Peneliti Komunikasi dan Literasi Lingkungan.

Baca Juga: Mencermati West Java Festival 2023 di Saat Darurat Sampah
Pengelolaan Sampah Model TPA Sarimukti sudah Ketinggalan Zaman
Tersendatnya TPA Sarimukti Menunjukkan Rapuhnya Pengelolaan Sampah Kota Bandung

HJKB di Tengah Darurat Sampah

Peringatan Hari Jadi Kota Bandung atau HKJB akan berlangsung di tengah keprihatinan darurat sampah dampak dari kebakaran TPA Sarimukti. Meski demikian, sejumlah acara sudah disiapkan agar peringatan HJKB tetap meriah.

Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyebutkan, selain meriah, HJKB tahun ini harus memiliki makna dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Bandung. Termasuk meningkatkan kebersihan kota. Terkait kebersihan ini, Pemkot Bandung menggelar lomba Adipura antarkecamatan.

"Akan ada lomba Adipura antarkecamatan. Bikin kegiatan yang melibatkan masyarakat di wilayah masing-masing. Misalnya dengan gerakan kebersihan, biar masyarakat juga tahu kalau kotanya sedang berulang tahun," ujar Ema Sumarna, di Balai Kota Bandung, dalam siaran pers, Senin (4/9/ 2023).

Ia berharap, seremonial tak hanya ramai dilakukan di Alun-alun Bandung saja. Sebab Kota Bandung memiliki banyak tempat yang bersejarah lainnya.

Selain itu, perayaan HJKB tahun ini akan diwarnai juga dengan perapian kota, seperti perapian taman, kabel fiber optik, penataan PKL, median jalan, parkir, dan penanaman pohon.

"Kota ini harus menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali. Masih banyak hal yang perlu dibenahi misal parkir, PKL, perapian kabel, median jalan, gerakan menanam pohon," ucapnya.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//