ESAI TERPILIH MEI 2024: Mulai Dari Membandingkan Kasus Sum Kuning dengan Vina Cirebon, Sejarah Keluarga Ursone di Lembang, hingga Tingginya Angka Kecelakaan di Jalan Tol
Kasus Vina Cirebon mengingatkan pada peristiwa Sum Kuning tahun 70-an. Waktu itu publik ragu dengan pengungkapan kasus kekerasan seksual yang menggemparkan ini.
Tim Redaksi
Awak Redaksi BandungBergerak.id
14 Juni 2024
BandungBergerak.id - Sepanjang Mei 2024 kemarin, BandungBergerak menerima dan menayangkan 31 esai kiriman dari kawan-kawan penulis. Rinciannya, 20 esai opini dan 11 tulisan narasi. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kepada para penulis yang telah mengirimkan dan mempercayakan karya-karyanya kepada kami.
Setiap bertemu bulan baru, kami memilih di antara 31 esai-esai terbaik sebagai Esai Terpilih. Ada empat yang kami pilih, yakni satu esai opini, satu esai narasi, satu esai Mahasiswa Bersuara, dan satu esai Pelajar Bersuara. Berikut ini sedikit ulasan dari Esai Terpilih BandungBergerak:
Merenungkan Kembali Kisah Polisi Hoegeng dan Sum Kuning
Esai ini ditulis Akbar Adi Benta, alumnus Ilmu Komunikasi dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung. Kasus Sum Kuning terjadi di kota Yogyakarta pada 21 September 1970 lampau. Peristiwa pemerkosaan ini sempat dibantah Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol) Yogyakarta. Diduga kuat kasus ini melibatkan anak pejabat.
Akbar menulis kasus Sum Kuning ini di saat publik khsusnya warganet sekarang sedang heboh membicarakan kasus Vina Cirebon. Kedua kasus sama-sama bernuansa kekerasan seksual dengan pelaku yang simpang siur.
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Perkebunan Teh Keluarga Ursone dan Permakaman Warga Tertua di Lembang
Esai ini ditulis Malia Nur Alifa, pegiat sejarah, penulis buku, aktif di komunitas Telusur Pedestrian. Ia menulis sejarah Keluarga Ursone, tuan tanah di Lembang.
Menurut Malia, Ursone terkenal sebagai keluarga pengusaha peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara pada saat itu. Bisnis pertama mereka adalah membantu John Henrij van Blommestein dalam mendirikan perkebunan kina di Lembang pada 1877 bernama perkebunan kina Baroe Adjak. Barulah pada 1880 peternakan sapi secara bertahap didirikan hingga menjadi peternakan.
“Selain perkebunan kina, sebetulnya keluarga Ursone juga mengelola belasan hektar tanah di selatan Baroe Adjak untuk dijadikan perkebunan teh. Perkebunan teh tersebut hampir berbarengan didirikannya dengan perkebunan teh Ciumbuleuit,” tulis Malia.
MAHASISWA BERSUARA: Miskonsepsi Jalan Tol di Indonesia
Thedrick Limindinata, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung dalam esai ini menelisik fungsi jalan tol yang dibangun guna mempercepat perjalanan tetapi pada kenyataannya sering terjadi kecelakaan.
Tercatat dari tahun 2019 hingga tahun 2021, sebanyak 1.922 kecelakaan terjadi di Ruas Jalan Tol Jagorawi, Jakarta-Cikampek, dan Cawang-Tomang-Cengkareng dengan 1.655 kecelakaan di antaranya disebabkan oleh pengemudi.
Baca Juga: ESAI TERPILIH FEBRUARI 2024: Dari Suara Gen Z di Pemilu 2024, Sosok Us Tiarsa, hingga Kekerasan terhadap Jurnalis
ESAI TERPILIH MARET 2024: Dari Konser Bandung Symphony Orchestra hingga Pesta Demokrasi Tanpa Etika Lingkungan HidupESAI TERPILIH MARET 2024: Dari Konser Bandung Sym
ESAI TERPILIH APRIL 2024: Dari Diskriminasi pada Remaja Perempuan, Belajar Jurnalistik kepada Njoto, hingga Upah Murah Buruh Industri Clothing Kota Bandung
PELAJAR BERSUARA: Jangan Biarkan Pencoleng Dana Pendidikan Warga Miskin
Esai Terpilih berikutnya datang dari Pelajar Bersuara yang ditulis Adli Firlian Ilmi, siswa SMP Negeri 1 Kota Bogor. Adli mengajak warga negara harus terlibat aktif secara politik untuk memastikan pemenuhan hak-hak mereka atas pendidikan.
Indonesia memiliki kekayaan alam dan keberagaman budaya melimpah. Menurut Adli, untuk mengelola anugerah ini diperlukan kecerdasan dari anak-anak bangsanya. Salah satu jalan untuk meningkatkan kecerdasan itu adalah pendidikan.
Pendidikan di Indonesia harus bisa diakses oleh anak-anak yang tinggal di desa maupun kota. Akses pendidikan juga harus terbuka bagi anak buruh, petani, nelayan, kaum miskin di kota dan desa. “Dengan kata lain, tidak boleh seorang anak tidak sekolah hanya karena ia miskin,” tulis Adli.
Pertanyaannya kemudian adalah, benarkah akses pendidikan sudah terbuka bagi semua kalangan di negeri kita saat ini?
Esai kiriman dari kawan-kawan menegaskan bahwa sampai saat ini tulisan masih menjadi medium tepat untuk menyampaikan gagasan ataupun kritik. Kami meyakini bahwa opini analitik, dibangun dengan argumentasi kuat, dilengkapi data dan referensi akurat yang dikemas dengan rasa dari penulisnya takkan tergantikan oleh mesin pembuat tulisan apa pun. Khusus bagi BandungBergerak.id, esai-esai kiriman para penulis adalah dukungan yang sangat berarti.
Kami juga kembali menekankan bahwa pengumuman Esai Terpilih bulanan BandungBergerak.id ini bukan ajang pemilihan esai terbaik yang terkesan ingin menafikan esai-esai lainnya – seluruh tulisan yang masuk ke BandungBergerak.id memiliki kelebihan masing-masing, dan untuk itu kami haturkan terima kasih dan hormat setulus-tulusnya kepada para penulis.
Demikian ulasan singkat lima Esai Terpilih bulan Mei 2024. BandungBergerak.id akan menghubungi para penulis untuk mengatur pengiriman sertifikat dan kenang-kenangan. Seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh bandungbergerak.id. Bisa juga para penulis berinisiatif menghubungi akun Instagram KawanBergerak atau nomor telepon 082119425310.
Kami menunggu kiriman esai-esai bermutu dari kawan-kawan semua. Esai bisa dikirim ke [email protected]. Mari terus menulis, terus berdampak! Sesekali, mari mengkritik!
*Esai-esai BandungBergerak.id dapat disimak di tautan ini