• Kampus
  • Mengolah Big Data sebagai Solusi bagi Problem Manusia

Mengolah Big Data sebagai Solusi bagi Problem Manusia

Pemanfaatan big data dibahas Mira Kartiwi, profesor dari International Islamic University Malaysia (IIUM) Malaysia dalam webinar di ITB.

Webinar Implementasi Digitalisasi Data Bidang Arsitektur untuk Masyarakat: I-Home Apps ITB, Jumat (6/8/2021). (Dok. ITB)

Penulis Iman Herdiana26 Agustus 2021


BandungBergerak.idPotensi big data dalam membantu kehidupan manusia sangatlah besar. Misalnya, data jumlah penyakit, pendataan penduduk, dan lain-lain. Tinggal bagaimana manusia menerjemahkan data lalu memanfaatkannya dengan cerdas.

Pemanfaatan big data tersebut dibahas Mira Kartiwi, profesor dari International Islamic University Malaysia (IIUM) Malaysia, dalam webinar “Implementasi Digitalisasi Data Bidang Arsitektur untuk Masyarakat: I-Home Apps ITB” yang digelar Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagaimana dikutip dari laman resmi ITB, Kamis (26/8/2021).

Mira Kartiwi menjelaskan, big data sudah banyak diterapkan di berbagai bidang. Meski begitu, pemanfaatan big data masih menemui sejumlah tantangan yang disebabkan dari kurang fokusnya pengguna terhadap tujuan mereka menggunakan big data.

Big data bukan sekadar membahas seberapa banyak jumlah data bisa terproses dalam satu waktu. Hal yang terpenting ialah pengolahan dan pemanfaatan dari big data, dengan catatan seluruh data tersebut dapat dilihat dengan baik dan jelas.

“Hal itu disebabkan dari terjadinya pembiasan data. Orang-orang akan menganggap data parsial adalah suatu kebenaran lantaran tidak mewakili fakta secara keseluruhan,” papar Mira yang menyampaikan materi “Perkembangan Teknologi Olah Data dan Informasi dalam Rangka Pengabdian Masyarakat serta Program Kemanusiaan”.

Webinar kemudian disambung dengan pemaparan kedua bertemakan “Urgensi Pengembangan Aplikasi Digital dalam Bidang Teknik dan Kemanusiaan” oleh M. Zuhri Catur dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

Catur memulai paparan dengan menjelaskan society 5.0, ketika ekonomi dan integrasi digital-fisik menjadi penopang utama, dengan pemrosesan data sebagai penggerak utamanya.

Baca Juga: Peran Filantropi dalam Pendanaan Pengendalian Covid-19
Dosen UPI Bekali Guru Madrasah Jawa Barat soal Pengetahuan Kesusastraan
Masyarakat bisa Daftar Vaksinasi Covid-19 di Laman SiVaksin Itenas Bandung
Jadwal Pendaftaran dan Persyaratan Beasiswa Persiapan Studi Magister ke Luar Negeri
Hoaks Covid-19 Bikin Program Pengendalian Pagebluk Terganggu

“Misal kita punya sistem prediktor kerusakan. Pemrosesan data berperan dalam meneruskan data-data sensorik untuk mengatasi masalah itu atau mengoptimalkan penggunaan sistem,” jelasnya.

Catur menjelaskan bahwa data-data telah diterapkan di berbagai hal, seperti sistem perhitungan suara, pengembangan bangunan cerdas, sistem evaluasi edukasi, dan masih banyak lagi.

Narasumber lainnya, Allis Nurdini selaku Founder I-Home, SAPPK ITB, mengangkat topik pembicaraan terakhir bertemakan “Aplikasi I-Home ITB dan Transformasi Pengetahuan Kualitas Hunian untuk Pengabdian Masyarakat”.

Menurutnya, perumahan dan basis data dimanfaatkan untuk persoalan hunian. Aplikasi I-Home yang dibuat SAPPK ITB sendiri merupakan suatu wadah yang mempertemukan antara penyedia dan pengguna dalam perumahan yang ramah dan integratif dengan menampilkan data-data berkualitas yang terkumpul di aplikasi I-Home.

Melalui paparan tersebut, peserta webinar diingatkan untuk selalu terbuka dengan perkembangan teknologi agar mampu memenuhi kebutuhan lokal. Kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat dapat tercapai bilamana manusia cerdas mengolah masalah yang ada.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//