Spirit Andi Sopiandi dalam 15 Lukisan
Pameran tunggal Andi Sopiandi “Dan Aku, Telah MenemukanMU” ini memamerkan 15 lukisan tentang perjalanan spiritual, mulai lukisan Kabah hingga huruf hijaiyyah.
Penulis Prima Mulia10 Juli 2022
BandungBergerak.id - Hanya 15 lukisan yang dipamerkan sejak awal terbersitnya ide pameran sejak 16 tahun lalu, tepatnya pada 2007 ketika Andi Sopiandi, sang pelukis, mengikuti sebuah pelatihan spiritual. Namun 15 lukisan ini merupakan jumlah yang amat besar karena dibikin ketika ia jatuh sakit.
“Dan Aku, Telah MenemukanMU”, demikian tema pameran tunggal lukisan karya Andi Sopiandi yang bisa disaksikan mulai 2 – 16 Juli 2022 di Andy Studiolukis, Jalan Cigadung Raya Barat Gg. Cipaheut Kidul No. 34 RT 02 – RW 03 Dago Bandung.
Tema tersebut tercermin dari bentuk lukisan-lukisannya, mulai dari huruf-huruf dalam bahasa Al Quran atau hijaiyyah, kaligrafi, lukisan masjid, hingga Kabah di Arab Saudi. Pada beberapa lukisan huruf hijaiyyah atau kaligrafi, tampaknya Andi melakukan pendekatan realis karena lukisan dibikin secara sederhana.
Baik huruf hijaiyyah maupun kaligrafi dilukiskan secara terang, jelas, tanpa bentuk-bentuk yang rumit. Bahkan ada lukisan huruf-huruf hijaiyyah yang diletakkan di dalam bentuk kotak besar-besar, mengingatkan pada poster pelajaran membaca yang biasa dipajang di sekolah-sekolah PAUD Islam.
Nuansa spirit terasa begitu kental pada lukisan Kabah. Andi menampilkan Kabah dengan latar belakang menara-menara yang menjulang di Makkah. Bangunan persegi panjang berwarna hitam tersebut dikelilingi pusaran putih seperti air bah.
Namun, Andi juga menggunakan pendekatan abstrak ekspresionis dan kolase untuk beberapa lukisannya. Gaya-gaya ini menjadi benang merah dalam perjalanan seni dan religinya.
Kurator pameran Aendra Medita mengatakan ke-15 karya bebagai ukuran tersebut sebagai puncak pencapaian Andi Sopiandi. Karya ini disebut hasil pilihan panjang perjalanan Andi selama menjadi pelukis. Dengan Tema “Dan Aku Telah MenemukanMU” adalah sebuah spiritual yang tinggi.
Aendra menyebut Andi Sopiandi merupakan salah satu seniman lukis muda yang produktif. Ia juga kerap berpameran di tanah air dan sejumlah negara di dunia. Andi adalah seorang seniman sekaligus guru gambar di sejumlah sanggar lukis.
“Konsistensi Andi dalam dunia seni telah mengantarkan dia ke tingkat yang lebih hakiki. Hal-hal yang bagi dia menekuni seni lukis dalam aliran apa pun mampu ia kuasai. Karya kaligrafi yang sublim masuk tahap faktor kematangan usia, yang lebih menemukanNya yaitu Allah Yang Maha Kuasa,” tulis Aendra dalam catatan katalog, dikutip BandungBergerak.id, Minggu (10/8/2022).
Karya Andi dipercaya dapat memacu spirit baru bagi seluruh pelukis muda generasi selanjutnya. Aendra Medita mengatakan, ada konsisten dari perjalanan Andi dan memberikan kontribusi positif bagi nilai karyanya yang mumpuni.
“Sebagai pelukis Andi Sopiandi sangat kuat menangkap sebuah makna besar dari alam dan jiwa-jiwa, pun demikian dengan karya spiritualnya,” tambah Aendra.
Baca Juga: Pameran Lukisan Tisna Sanjaya di antara Timbunan Limbah Plastik
Lukisan Gaya China Tak Pudar Dihantam Pandemi COVID
Geliat Mooi Indie van Kampung Jelekong
Melukis di Saat Sakit
Karya-karya pameran ini dilatarbelakangi keikutsertaan Andi pada Training Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) Peduli Pendidikan Jawa Barat Angkatan 08 di Bale Asri Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Bandung, 13 – 15 Maret 2007. Selama tiga hari pelatihan selalu diawali membacakan Asmaul Husna, saat itu terbayang ingin membuat karya lukisan tersebut dengan ukuran besar. Tak terasa belasan tahun berjalan dan ide itu belum juga tertuang di atas kanvas.
“Hingga pada pertengahan Desember 2021, dalam keadaan sakit sudah satu minggu lebih yang seharusnya istirahat, justru lukisan Asmaul Husna akhirnya dibuat dan selesai,” ungkap Andi.
Andi mengaku sangat menikmati proses mencipta karya yang secara tidak langsung menjadi proses pemulihan sakit. Baginya menulis atau membaca huruf Asmaul Husna menjadi obat. Maka ia menyebut lukisan 99 nama Allah itu sebagai masterpiece-nya. Di sisi lain, butuh waktu lama untuk mewujudkan pameran tunggal ini, setelah sebelumnya harus melakukan riset dan mencari referensi.
”Hampir 16 tahun tidak berpameran tunggal ada kerinduan yang mendalam. Selama itu juga ada pencarian untuk mempelajari hingga mendatangi beberapa tempat galeri-galeri atau museum seni rupa di dalam dan luar negeri sebagai jelajah referensi,” ungkap Andi.
Tentang Andi Sopiandi
Andi Sopiandi adalah pelukis kelahiran Bandung, 12 Februari 1968. Sejak kecil gemar menggambar dan belajar secara otodidak. Sebagian lukisannya telah dikoleksi di dalam dan luar negeri. Pada 1989 Bekerja di salah satu perusahaan asing bagian Enggraver. Tahun 1990 Menjadi desainer di Pusat Pendidikan Komputer Widyaloka Bandung.
Pameran tunggal kali ini adalah yang kelima. Pameran tunggal sebelumnya ia lakukan pada tahun 1987 Pameran Tunggal I di Husein Sastranegara Bandung; tahun 1992 Pameran Tunggal II di Pusat Kebudayaan Prancis Bandung; tahun 2001 Pameran Tunggal III di Hotel Santika Bandung; tahun 2006 Pameran Tunggal IV di Arion Swiss Belhotel Bandung.
Andi Sopiandi tercatat dalam banyak pameran bersama, mulai Pameran Spontanitas 15 Perupa Bandung di Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung (1993); Pameran 3 Generasi Pelukis Bandung di Panghegar Bandung (1993); Pameran Bambu Internasional di Gedung Merdeka Bandung (1993). Pekan Seni Rupa Akhir Tahun di Galeri Hidayat (1993).
Pameran 70 Pelukis Indonesia Menyambut HUT RI ke 50 (Indonesia Emas, 1995); Pameran Seni Rupa Dua Dimensi di Hotel Hasanah Regency Bandung (1996); Pameran Lukisan Kaligrafi di GSG Salman ITB (1996); Pameran Seni Rupa Bersama 33 Pelukis Bandung di Hotel Melia Purosani Yogyakarta (1996), dan masih banyak lagi.