-
Penulis
Selsha Septifanie Gunawan
Selly (21 tahun) adalah seorang transpuan yang telah tinggal di Bandung selama dua tahun terakhir, 20 Juli 2025. (Foto: Selsha Septifanie/BandungBergerak)Aku tidak Berhenti
PENULIS Selsha Septifanie Gunawan 3 Agustus 2025
Diskriminasi pada kelompok minoritas gender terjadi di dunia maya dan nyata. Sebagai transgender, Selly belum pernah benar-benar merasakan apa itu ruang aman.
Milik Semua di Selasar Pav Sunaryo, Pameran Desain yang Bisa Ditiru Siapa Saja
Penulis Selsha Septifanie Gunawan15 Juli 2025
Pameran bertajuk Milik Semua di Selasar Pav Sunaryo, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung mengusung konsep desain terbuka, mendorong partisipasi pengunjung pameran.
Memahami Istilah Konsensual dalam Konteks Kekerasan Seksual Bersama Great UPI
Penulis Selsha Septifanie Gunawan2 Juli 2025
Pengertian consent atau persetujuan dalam konteks kekerasan seksual masih terdengar asing. Great UPI menjelaskannya secara terang benderang.
Rineka Padjadjaran: Empat Lakon Teater tentang Perang dan Kemanusiaan
Penulis Selsha Septifanie Gunawan22 Juni 2025
Apa pun alasannya perang selalu meninggalkan luka-luka tak tersembuhkan bagi kemanusiaan. Rineka Padjadjaran mengajak merenungkan dampak perang.
Diskusi di Kedai Jante: Kontrasepsi untuk Perempuan dan Laki-laki Dalam Selimut Stigma, Mitos, dan Akses yang Terbatas
Penulis Selsha Septifanie Gunawan19 Juni 2025
Kontrasepsi lebih banyak dibebankan pada perempuan. Kontrasepsi untuk laki-laki seperti kondom dan vasektomi masih dianggap asing, penuh mitos dan stigma.
Kisruh Bus Metro Jabar Trans: Sudah Ukurannya Mengecil, Jumlah Armada pun Dikurangi
Penulis Selsha Septifanie Gunawan11 Juni 2025
Antrean penumpang di Koridor 5 rute Dipatiukur–Jatinangor (Unpad) kerap mengular sejak ukuran Metro Jabar Trans (MJT) menciut dan armadanya dikurangi.
Pameran Red RAWS Center Pasar Antik Cikapundung: Mengkritik Estetika Kolonial lewat Lensa Punk dan Zine, Berani Jelek adalah Pemberani
Penulis Selsha Septifanie Gunawan16 Mei 2025
Salah satu lorong Pasar Antik Cikapundung menjadi ruang ekspresi visual yang liar, kritis, dan membongkar definisi estetika yang dipaksakan pasar seni selama ini.