• Komunitas
  • Mengapa Kita Harus Memprioritaskan Jalan untuk Ambulans?  

Mengapa Kita Harus Memprioritaskan Jalan untuk Ambulans?  

Komunitas Emergency Medical Response (EMS) dan Forum Ngadandanan Bandung (FNB) bertugas mengawal mobil ambulans. Membangun kesadaran keselamatan di jalan.  

Komunitas Relawan Ambulans se-Bandung Raya dan Forum Ngadandanan Bandung mengkampanyekan Sadar Ambulans di Bandung, Jumat 22 Maret 2024. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah27 Maret 2024


BandungBergerak.id - Keselamatan di jalan adalah kunci. Dan ini berlaku bukan untuk pengendara umumnya, melainkan bagi orang-orang malang yang harus berada di dalam mobil ambulans. Mereka bahkan memerlukan prioritas jalan agar segera mendapat pertolongan pertama.

Hal itu sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, bahwa ambulans adalah 1 dari 7 kendaraan yang mendapatkan hak istimewa untuk didahulukan di jalan raya.

Di Bandung, ada kelompok yang mengingatkan pentingnya memberikan prioritas jalan bagi ambulans. Mereka tergabung dalam Komunitas Relawan Ambulans se-Bandung Raya dan Forum Ngadandanan Bandung. Kegiatan mereka khusus mengkampanyekan “Sadar Ambulans, Selamatkan Nyawa” kepada para pengemudi kendaraan di jalan raya. Dengan kampanye ini diharapkan para pengguna jalan mengerti akan hak-hak mobil ambulans.

Salah satu kampanye yang dilakukan kelompok ini berlangsung Jumat, 22 Maret 2024 lalu. Mereka membawa spanduk bertuliskan "Prioritaskan Ambulans untuk Selamatkan Nyawa" di Simpang Lima, Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Beberapa poster juga dibentangkan dengan bunyi agar para pengguna jalan bisa lebih peduli terhadap mobil gawat darurat ini.

"Jika tidak ayang untuk bersandar masih ada ambulans yang harus diprioritaskan", "Mari kita menepi sejenak untuk memprioritaskan ambulans", dan "Kalau ada ambulans kasih jalan jangan dihalangi", demikian pesan-pesan di poster kelompok ini.

Ketua Emergency Medical Response (EMS) Randy menyebut, kampanye sadar ambulans diadakan karena masih banyak masyarakat yang belum memprioritaskan ambulans.

"Masih banyak pengendara motor yang engga melihat kaca spionnya di belakang, mereka engga pedulikan ambulans. Padahal kita tidak tahu di dalam ambulans itu ada nyawa yang harus diselamatkan. Karena setiap detiknya itu berharga," kata Randy, saat ditemui BandungBergerak.

Emergency Medical Response merupakan relawan yang melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan dan pendampingan kegawatdaruratan (escorting   ambulans). "Kami komunitas yang mendampingi ambulans di jalan raya, anggotanya di grup sendiri ada 20-an," jelas Randy.

Komunitas escorting ambulans ini ada bersama Forum Ngadandanan Bandung (FNB) yang memiliki visi misi mengembalikan Kota Bandung ke nuansa ramah. Ketua FNB Argi juga mengatakan, masih belum banyak masyarakat yang sadar akan priotasnya ambulans.

"Gerakan sadar ambulans sendiri, di lapangan sendiri masih banyak masyarakat yang belum sadar, tidak ada peduli dengan ambulans di jalan," jelas Argi.

Baca Juga: PROFIL SALASAKAHIJI: Ikon Balap Sepeda Bandung Lembang
PROFIL PASAR GRATIS BANDUNG: Sindiran pada Negara Lewat Aksi Berbagi untuk Tunawisma
PROFIL SAMAHITA: Merangkul Kelompok Marginal, Melawan Kekerasan Seksual

Komunitas Relawan Ambulans se-Bandung Raya dan Forum Ngadandanan Bandung mengkampanyekan Sadar Ambulans di Bandung, Jumat 22 Maret 2024. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)
Komunitas Relawan Ambulans se-Bandung Raya dan Forum Ngadandanan Bandung mengkampanyekan Sadar Ambulans di Bandung, Jumat 22 Maret 2024. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak.id)

Safety Riding untuk Pendamping Kegawatdaruratan

Pengawal atau pendamping kegawatdaruratan tidak hanya bekerja sebagai pemandu atau pembuka jalan bagi ambulans saja. Mereka juga memiliki tugas kemanusiaan. 

Rifqi Fauzi Ahmad, Harry Tjahjodiningrat, dan Dedi Warsana, dalam artikel Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan berjudul dalam artikel berjudul: “Pentingnya Safety Riding dalam keselamatan Relawan Escorting Ambulans” (2023) menyebutkan, para relawan ambulans perlu mengerti safety riding, yaitu pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan sampai tujuan. 

“Menjadi relawan escorting ambulans tidaklah mudah, karena harus melewati kualifikasi kepelatihan. Safety riding menjadi salah satu utama dalam bertugas escorting ambulans. Inti dari safety riding ialah memberikan prioritas pada keselamatan baik itu keselamatan pribadi maupun keselamatan pengguna jalan lainnya,” tulis Rifqi Fauzi Ahmad dkk., diakses Sabtu, 23 Maret 2024.

Para relawan ambulans memiliki kualifikasi sendiri di setiap komunitas dalam menjalankan tugasnya. Namun, kehati-hatian dan keselamatan escorting ambulans juga sangat penting seperti menggunakan helm, jaket, sepatu, dan sarung tangan.

Safety riding tidak hanya berlaku pada keselamatan tubuh saja. Menurut para peneliti dari UPI tersebut, servis kendaraan bermotor secara berkala juga perlu dilakukan. “Relawan escorting ambulans sering memodifikasi motornya sendiri seperti memasang crashbar, lampu tembak, box motor, bahkan pemasangan rotator dan sirine yang sudah jelas melanggar undang-undang,” jelas Rifqi dkk.  

Dalam penerimaan anggotanya, komunitas escorting ambulans memiliki kriterianya masing-masing. Syarat yang paling utama memiliki sertifikat pelatihan safety riding dan harus memiliki keahlian penangan medis.

Baca Juga:PROFIL KOMUNITAS MASYARAKAT KREATIF KAMPOENG TJIBARANI: Melihat Citra Bandung dari Pinggiran Cikapundung
PROFIL RUMAH BELAJAR GARTALA: Harapan Pendidikan bagi Masyarakat Terpinggirkan
PROFIL RIVERSIDE FOREST: Membangun Sepak Bola Rakyat di Tangga Batu Tamansari

“Emergency  Medical  Response dalam  kualifikasinya  lebih  ke  safety ridingnya,  sedangkan  keahlian tentang  medis atau lainnya menjadi poin  khusus  bagi  relawan  tersebut  dalam  menjalankan  tugas,” sebut Rifqi dkk.

Relawan ambulans juga harus bersikap sopan dan tidak arogan di jalan dalam menjaga safety riding.

“Sikap  arogan  dapat  mengancam keamanan dan keselamatan diri sendiri bahkan pengguna jalan lain. Dengan pemahaman safety riding dapat mengurangi resiko cedera apabila terjadi kecelakaan di jalan  raya, sebagai  relawan  perlu  lebih  tahu mengenai safety riding dari yang lain karena selain memikirkan orang lain, juga perlu memikirkan keselamatan diri sendiri dan tidak merugikan orang lain,” ungkapnya.

Pentingnya safety riding bagi para relawan ambulans disebabkan jumlah kecelakaan lalu lintas di kota yang semakin masif. Guru Besar ITB Hardianto Iridiastadi mengatakan faktor utama terjadi kecelakaan lalu lintas dari para pengendara sepeda motor karena kelelahan dan perilaku. Sebanyak 84,5 persen dan 71-81 persen meninggal akibat kecelakaan merupakan pengguna sepeda motor.

**Kawan-kawan dapat membaca karya-karya lain dari Muhammad Akmal Firmansyah, atau artikel-artiikel lain tentang Komunitas Bandung

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//