• Opini
  • Mengatasi Limbah dengan Teknologi Plasma Nano Bubble 

Mengatasi Limbah dengan Teknologi Plasma Nano Bubble 

Teknologi plasma nano bubble terbukti berhasil memulihkan kualitas air yang tercemar limbah di beberapa titik seperti Kali Sentiong, Jakarta.

Jennifer Angelica

Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).

Kawasan industri di Bandung selatan Sabtu (14/5/2022). Pesatnya perkembangan industri meningkatkan pencemaran terhadap lingkungan hidup. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

10 Juli 2022


BandungBergerak.idTanpa kita sadari, sebagian besar limbah cair tidak hanya mengandung logam berat, namun juga bakteri/virus sehingga diperlukan tahap sterilisasi. Sebagai gambaran, dari Maret 2020 sampai Juni 2021, pandemi Covid-19 di Indonesia telah menghasilkan lebih dari 18.460 ton limbah medis dengan kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) (Persi, 2021). Hal ini harus segera ditangani agar timbunan limbah medis ini tidak memperluas transmisi Covid-19.

Oleh sebab itu, diperlukan solusi efektif terutama dalam menangani limbah salah satunya melalui teknologi plasma nano bubble (PNB). Teknologi plasma nano bubble merupakan solusi tepat dalam menangani permasalahan limbah karena selain ramah lingkungan, teknologi ini mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bernilai guna.

Selain itu, teknologi plasma nano bubble terbukti berhasil memulihkan kualitas air yang tercemar limbah di beberapa titik seperti Kali Sentiong, Kali Bekasi, Sungai Ciliwung, Sungai Cidadap, Danau Maninjau, Danau Toba, Situ Plade, dan rencananya akan diterapkan di beberapa titik lainnya (Satriadi, 2019).

Teknologi PNB terdiri dari dua sistem yaitu plasma generator dan nano bubble generator. Pada permukaan air, oksigen dari udara diambil oleh oxygen collector, kemudian sebagian dimasukkan ke plasma generator dan sisanya diubah menjadi bentuk ozon yang nantinya dialirkan melalui nano nozzle ke kolom air dalam bentuk partikel berukuran mikro dan nano.

Hal tersebut bertujuan agar ozon bisa menguraikan bakteri penyebab bau dan zat organik, serta membunuh bakteri patogen. Sedangkan nano bubble generator berfungsi untuk menambah kadar oksigen, sehingga bisa menghidupkan bakteri aerob (Suriyani, 2019).

Dalam prosesnya, teknologi PNB ini merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Di mana selain menghilangkan bau, zat warna, dan zat berbahaya, teknologi ini mampu menjernihkan air yang tercemar limbah. Teknologi ini dinilai 100 persen aman karena tidak menggunakan bahan kimia dalam setiap prosesnya, sehingga aman dan bisa digunakan kembali.

Teknologi PNB memiliki kebutuhan listrik yang sangat rendah, mudah dioperasikan, movable, serta bisa di upstream dan down stream, hanya saja teknologi ini membutuhkan lahan yang cukup luas dalam pengoperasiannya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa limbah cair mengandung disinfektan yang berbahaya jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa melewati tahap netralisasi.

Teknologi PNB menggunakan ozon nanobubble water untuk mensterilisasi peralatan medis, disinfektan, dan antiseptik. Tidak hanya itu, limbah medis padat hasil pandemi Covid-19 seperti alat pelindung diri (APD), sisa vaksin, masker, sarung tangan, bekas suntikkan, sisa obat, dan lain bisa diatasi dengan plasma gasifikasi dan pengkristalan. Di mana metode ini sangat efektif dalam menguraikan senyawa organik maupun anorganik menjadi elemen-elemen dasar dari sebuah senyawa sehingga bisa di-reuse dan di-recycle.

Pengolahan limbah padat dengan metode PNB menghasilkan karbon monoksida, hirdrogen, dan kerak logam yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, plasma gasifikasi dan vitrifikasi dapat dimanfaatkan dalam proses pengolahan sampah, di mana panas yang dihasilkan dari produksi syngas berupa fuel gas dapat menggerakkan turbin pada pembangkit listrik dan destilasi air laut. 

Baca Juga: ITB Rekomendasikan Pemerintah Mengontrol Sumber Pencemaran Teluk Bima
Tim Advokasi: Mahkamah Konstitusi Seharusnya Mengabulkan Uji Materi UU Minerba
Sampah Mikroplastik Mencemari Sungai di Jawa Barat

Kali Sentiong atau Kali Item

Teknologi PNB termasuk salah satu inovasi karya anak bangsa. Teknologi ini tergolong efektif karena bisa menjangkau daerah terpencil dengan penduduk relatif sedikit. Berbeda dengan insinerator yang harganya tinggi dan terkendala masalah pengumpulhan limbah ke pusat. Hal ini dibuktikan dengan 4,1 persen rumah sakit dengan fasilitas insinerator berizin dan sekitar 20 pelaku usaha pengolahan limbah di Indonesia dan terpusat di pulau Jawa (tidak merata/ tersebar di seluruh daerah).

Teknologi PNB bisa mendaur ulang limbah medis menjadi barang dengan nilai ekonomi tinggi. Di mana terdapat insetif finansial dari sisi bisnis yang bisa mengurangi biaya pengolahan limbah. Sebagai contoh, terdapat alat penghancur jarum suntik yang menghasilkan stainless steel murni, daur ulang APD dan masker berbahan dasar polypropylene menjadi propylene murni (PP) yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi di pasaran (Anonim, 2021).

Teknologi PNB terbukti efektif dan telah diterapkan di beberapa titik, di antaranya seperti Kali Sentiong/Kali Item, Jakarta Pusat. Kali Sentiong sepanjang 700 meter di dekat kawasan Wisma Atlet Kemayoran menimbulkan bau busuk dan berwarna hitam. Hal ini disebabkan karena air berada di tingkat kadar oksigen terlarut yang sangat rendah sehingga limbah dan sampah organik tidak terurai dengan baik dan mengendap menjadi sedimen lumpur di bawah air. Kemudian setelah alat Nano Bubble diterapkan, terbukti keadaan kali saat ini semakin membaik, namun diperlukan minimal 20 unit Plasma Nano Bubble sementara yang saat ini terpasang sekitar 6 unit.

Kadar oksigen dari Kali Sentiong sendiri sangat rendah yaitu 0,07, sementara kadar oksigen minimal di perairan seharusnya ada di angka 4 (Sidebang, 2021). Hal tersebut menyebabkan bakteri aerob tidak mampu bekerja optimal dalam menguraikan limbah, sehingga digunakan teknologi plasma nano bubble untuk menambah kadar oksigen dalam air. Tidak hanya di Kali Sentiong, teknologi ini juga sudah diterapkan di Tukad Badung, Kali Bekasi, Danau Maninjau di Bukittinggi, Situ Pladen di Depok, serta restorasi Sungai Ciliwung, Sungai Cidadap, dan Danau Toba (Satriadi, 2019). 

Teknologi plasma nano bubble merupakan salah satu metode yang tepat dalam mengatasi permasalahn limbah. Selain mengatasi pencemaran, teknologi PNB juga bisa mengolah limbah menjadi sesuatu yang bernilai guna dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Teknologi PNB juga termasuk teknologi yang ramah lingkungan, di mana tidak digunakan bahan kimia berbahaya sehingga aman bagi lingkungan di sekitarnya. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa limbah medis sudah mencapai puluhan ribu ton, dan jika tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan.

Setelah melihat tingkat keberhasilan penerapan teknologi PNB di beberapa titik, akan lebih baik lagi jika alat PNB ini diperbanyak jumlahnya, sehingga bisa mengatasi permasalahan limbah, terutama limbah cair di beberapa sungai, danau, dan kali yang kondisi airnya sudah semakin memburuk guna untuk mengembalikan kehidupan ekosistem di perairan.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kadar oksigen di sungai yang kotor dan tercemar limbah sangat rendah sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Selain itu bakteri aerob juga tidak bisa menguraikan limbah di kondisi air yang kadar oksigennya rendah. Oleh karena itu diperlukan alat PNB yang dalam prosesnya dapat meningkatkan kadar oksigen di dalam air dan memulihkan ekosistem perairan. 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//