Pemkot Bandung Membentuk Tim Percepatan Pembangunan di Masa Jabatan yang Tinggal Setahun, Keputusan Terlambat?
Pembangunan Kota Bandung membutuhkan terobosan yang kreatif. Tanpa terobosan ini, Pemkot Bandung akan kesulitan merealisasikan target-target pembangunan.
Penulis Iman Herdiana28 Juli 2022
BandungBergerak.id - Pemerintah Kota Bandung membentuk Tim Percepatan Pembangunan untuk merealisasikan visi misi kotanya. Anggota tim didominasi dosen akademik Unpad dan sisanya dari kalangan politikus dan pengusaha. Mengingat masa jabatan Wali Kota Yana Mulyana kurang lebih tinggal setahun lagi, apakah pembentukan tim terlambat?
Anggota DPRD Kota Bandung, Yoel Yosaphat menilai saat ini semua kepala daerah yang akan habis masa jabatannya setahun mendatang [2024], otomatis akan berusaha memenuhi janji-janji politiknya yang belum tertunaikan. Hal ini berlaku juga bagi Yana Mulyana yang melanjutkan kepemimpinan Oded M Danial.
“Janji politik lagi dikejar, cuma selesai atau tidak, itu jadi persoalannya,” kata Yoel Yosaphat, saat dihubungi BandungBergerak.id, Kamis (28/7/2022).
Namun, untuk Yana Mulyana, kata Yoel Yosaphat, ada perbedaan mengingat ia sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota dan kini menjadi Wali Kota menggantikan Oded M Danial yang meninggal dunia di masa menjabatnya.
Meski sebagai pemimpin transisi, tentunya Yana Mulyana juga memiliki target tersendiri meski masa jabatannya relatif singkat. Apalagi tahun 2024 merupakan tahun politik yang setiap kepala daerah maupun calon kepala daerah memiliki kepentingan untuk meraih atau memperpanjang jabatan. Sehingga merealisasikan visi misi yang merupakan janji kampanye, menjadi keniscayaan.
Salah satu cara yang mesti dipercepat dalam pembangunan Kota Bandung, kata Yoel, adalah demham melakukan terobosan yang kreatif. Pembangunan Kota Bandung tidak bisa diserahkan ke pasar secara alami, diperlukan langkah-langkah kreatif yang membuat percepatan bisa terjadi.
Satu sektor yang memerlukan langkah kreatif ini adalah ekonomi, khususnya ekonomi kreatif yang menjadi ciri khas dan unggulan Kota Bandung. Tetapi Yoel belum melihat adanya langkah-langkah kreatif yang out of the box di pemerintahan Kota Bandung. Sejauh ini, percepatan hanya terjadi di bidang infrastruktur.
“Secara ekonomi atau event-event ekonomi kreatif Kota Bandung belum ada [belum terlihat],” katanya.
Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bandung ini menjelaskan, pandemi Covid-19 telah memberikan pukulan hebat pada ekonomi Kota Bandung. Sebagai kota kreatif, bidang ekonomi kreatif, jasa, dan perdangan yang paling merasakan dampak pukulan pagebluk.
Dampak pandemi bisa dilihat dari naiknya angka kemiskinan Kota Bandung. Inilah yang harus segera dipulihkan melalui percepatan pembangunan yang kreatif dan inovatif. “Cuma langkah yang kreatif yang bisa menaikan seluruh dampak pandemi ini,” kata Yoel.
Ruang Publik Tidak Merata
Sebagai contoh, Yoel menuturkan, selama ini hiburan malam Kota Bandung identik dengan karaoke dan sejenisnya. Padahal Pemkot Bandung bisa memfasilitasi berbagai komunitas kreatif, kesenian, budaya, literasi, yang ada di Kota Bandung untuk menggerakan sektor hiburan malam.
Padahal potensi tersebut di Bandung ada di mana-mana. Dengan adanya potensi ini, mengapa Pemkot tidak membangun atau menyediakan wadah-wadah pertunjukan malam yang bisa didatangi warga dari semua kalangan secara mudah dan murah.
Yoel yakin konsep hiburan malam akan mampu menaikan ekonomi warga Bandung. Tinggal Pemkot Bandung yang harus memberikan dukungan dan memfasilitasi potensi-potensi yang ada.
Masalahnya, Bandung memang memiliki ruang-ruang publik, baik yang populer maupun yang tidak. Contohnya, Jalan Braga, yang sudah jelas memiliki banyak event dan sudah dikenal di masyarakat luas.
Tetapi, Bandung bukan cuma Jalan Braga. Ada tempat-tempat lain yang ruang publiknya tidak berjalan karena berbagai kendala. Masalah ini terutama dialami Bandung timur dan selatan. Maka pekerjaan Yana Mulyana yang tinggal setahun lagi ini adalah bagaimana membangun pemerataan pembangunan ruang-ruang publik yang lebih merata.
“Gimana caranya di daerah tidak populer dibinkin event atau kreativitas. Di Bandung timur bagus, Cuma jalannya macet, susah, itu kendala [yang harus dibenahi]. Selama ini kan terpusat di Bandung barat dan utara, kayak Dago dan Braga, ini [pemerataan] jadi pekerjaan rumah [Pemkot Bandung],” papar Yoel.
Mengenai pekerjaan rumah Pemkot Bandung ini, Yoel mengomentari pembentukan tim percepatan pembangunan Kota Bandung. Menurutnya, tim ini harus dikawal, harus diketahui dan dikejar target-target dan efektivitasnya.
“Jangan sampai bikin TPP sama saja. Kalau bikin tim jadi cepat, bagus. Tapi kalau tidak, bagaimana,” katanya.
Meski demikian, Yoel yakin Wali Kota Bandung Yana Mulyana punya pertimbangan tersendiri dalam membentuk tim di masa-masa akhir pemerintahannya. Apalagi Yana harus mempercepat realisasi janji-janji kampanye sejak ditetapkan sebagai hasil Pilkada Kota Bandung pada 2018 lalu.
Yoel mengingatkan, tim percepatan pembangunan Kota Bandung tentunya dibentuk dengan anggaran Kota Bandung. Hal ini yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat, warga Kota Bandung.
“Tim yang dibentuk sekarang kan berarti tahun lalau anggarannya. Kalau ga pakai anggaran, bagus. Nah, yang jadi jadi masalah, ada tidak dampaknya [efektivitas timnya],” katanya.
Profil TPP Bandung
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, menjelaskan pembentukan tim percepatan pembangunan (TPP) Kota Bandung sebagai bagian dari akselerasi program prioritas dan janji politiknya. TPP terdiri dari 9 orang yang dipimpin Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan FISIP Unpad, Muradi.
TPP Kota Bandung akan berkolaborasi dan bekerja sama dengan kepala OPD dan para camat untuk mempercepat realisasi program dalam RPJMD 2018-2023.
"Tim percepatan pembangunan ini akan mempercepat akselerasi realisasi janji politik kami. Tentunya membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari seluruh kepala OPD dan para camat. Mudah-mudahan di sisa waktu ini bisa merealisasikan seluruh janji politik Almarhum Mang Oded dan saya (Yana Mulyana) dalam periode 2028-2023," kata Yana Mulyana.
Program prioritas tersebut terdiri dari 26 program prioritas terbagi dalam empat kluster, yaitu Kluster Bandung Unggul, Bandung Nyaman, Bandung Sejahtera dan Agamis. Menurut Yana, tim percepatan pembangunan ini nantinya akan memberikan pertimbangan, saran dan masukan kepada Wali Kota Bandung dalam proses pengambilan kebijakan.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kota Bandung, Muradi, mengatakan tim yang dipimpinnya akan memberikan pertimbangan dan saran kepada OPD dan Camat dalam merealisasikan janji wali kota. Selain itu, TPP akan memberikan stimulasi dan mendorong percepatan realisasinya.
"Kalau kurang cepat dipercepat, kalau lambat dipastikan prosesnya sesuai dengan deadline untuk 26 janji politik pimpinan," ujar Muradi.
Dia menegaskan, TPP tidak akan mengintervensi berbagai kegiatan yang ada di OPD. Tim TPP, lanjutnya hanya bersifat koordinasi dan berkolaborasi.
"Kita tidak ada intervensi tapi membantu menyelesaikan janji politik saat ini sampai dengan akhir masa jabatan. Perlu kerjasama yang baik antara TPP dengan rekan sekalian di OPD dan kecamatan," lanjut Muradi.
Baca Juga: Sengketa Permakaman Sentiong Pulosari, Pangalengan: Ditolak di Tanah Sendiri
Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Singapura, RSHS Mengingatkan Warga agar Waspada
Masyarakat Adat Sunda Mengarungi Arus Budaya Globalisasi
Dari Unpad hingga Politikus dan Pengusaha
Berikut susunan Tim Percepatan Pembangunan Kota Bandung dan sekilas profilnya:
Ketua TPP Kota Bandung. Muradi, selama ini dikenal sebagai pengamat politik. Ia tercatat sebagai Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan FISIP Unpad.
Sekretaris TPP Kota Bandung. M. Arif Prasetya. Tidak ada keterangan lain tentang M. Arif Prasetya selain disebut sebagai Konsultan Senior.
Anggota TPP Kota Bandung
- Yudi Aziz
Yudi Aziz merupakan Guru Besar Manajemen Inovasi FEB Unpad. Latar belakang pendidikan: S1 Sarjana Manajemen Unpad; S1 Sarjana Fisika ITB; S1 Sarjana Komunikasi Universitas Terbuka, S2 Teknik dan Manajemen Industri (ITB); S3 Manajemen Inovasi Tokyo Institute of Technology.
- Yogi Suprayogi Sugandhi
Direktur Injabar Unpad. Latar belakang pendidikan: Administrasi Publik Unpad 1998-2004; University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, Sociology, 2005-2007.
- Prita Amalia
Prita Amalia sebagai satu-satunya perempuan di dalam TPP Kota Bandung. Disebutkan, ia ahli hukum, investasi dan infrastruktur dari FH Unpad. Kemendikbud menyebutnya sebagai dosen Ilmu Hukum Unpad dengan jabatan fungsional lektor kepala. Pendidikan terakhir S3 Unpad.
- Dwi Indra Purnomo
Dwi Indra Purnomo sebagai Ketua Ekonomi Kreatif Kota Bandung. Nama Dwi Indra Purnomo tercatat di laman resmi Unpad di maupun di sejumlah situs. Pada laman Unpad, tercatat Dr. Dwi Purnomo, STP., MT., dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad.
- Mustafa
Keterangan terkait Mustafa hanya sebagai Komunikasi dan Sosial Media STIA Bandung. Tidak ditemukan jejak digital mengenai Mustafa. Sementara mengenai STIA Bandung, adalah Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi yang tercatat di pddikti.kemdikbud.go.id. Disebutkan bahwa STIA Bandung Perguruan Tinggi dengan Akreditasi C, beralamat di Jalan Muararajeun Lama No 51 (Jl. Terusan Diponegoro Timur), Kota Bandung.
- Yugi Sukriana
Yugi Sukriana sebagai Konsultan Teknologi, Manajemen dan Kebijakan TPP Kota Bandung. Ada beberapa jejak digital terkait nama Yugi Sukriana, antara lain situs Partai Keadilan Sejahtera Kota Bandung pada pengumuman tentang Susunan Lengkap Pengurus DPD Kota Bandung 2015-2020. Pada pengumuman ini disebutkan bahwa Yugi Sukriana, ST., M.Sc bertanggung jawab di Bidang Polhukam. Pengurus DPD Kota Bandung 2015-2020 sendiri dipimpin Tedy Rusmawan yang kini menjabat Ketua DPRD Kota Bandng
- Virda Dimas Ekasaputra
Nama Virda disebut sebagai Direktur PT. Angkasa Transportindo Selaras. Situs LinkedIn menyebutkan bahwa Virda merupakan Chief Executive Officer PT Angkasa Transportindo Selaras. Mantan pejabat teras atas di bank BJB ini juga disebutkan sebagai CEO Rumah Zakat Indonesia dan President Director of PT Bandarudara Internasional Jawa Barat. Latar belakang pendidikannya Administrasi Niaga Unpad.