Langkah Kreatif Mengelola Sampah Plastik
Indonesia di peringkat kedua setelah Cina sebagai kontributor terbesar sampah di lautan. Pengelolaan sampah plastik di Indonesia belum mumpuni.
Vallian Sayoga
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).
6 Agustus 2022
BandungBergerak.id - Tidak dapat dipungkiri bahwa plastik menjadi salah satu komoditas yang digunakan oleh hampir semua orang dalam berbagai kesempatan. Fenomena ini akhirnya berdampak pada lonjakan jumlah sampah plastik yang terdapat di muka bumi ini. Dengan kata lain, sampah plastik menjadi salah satu faktor terbesar penyebab pencemaran lingkungan terutama karena sifatnya yang sulit membusuk dan sulit untuk diuraikan (Novianti et al., 2020).
Kendati demikian, perlu adanya peningkatan kesadaran di masyarakat terkait dengan upaya pengurangan jumlah sampah plastik. Terdapat cara yang mudah untuk mengelola sampah plastik yaitu dengan metode daur ulang. Metode daur ulang ini juga dikenal dengan istilah 3R yaitu Reduce, Reuse, and Recycle. Melalui penerapan metode tersebut maka potensi pemanfaatan sampah plastik ini dapat menjadi sebuah alternatif yang memberikan dampak positif baik terhadap lingkungan maupun terhadap roda perekonomian.
Sampah yang berasal dari kegiatan industri maupun sampah rumah tangga umumnya terdiri dari dua jenis sampah, yaitu sampah organik serta sampah anorganik. Saat ini sampah anorganik sudah populer untuk dimanfaatkan menjadi berbagai komoditi seperti bahan baku pembuatan kompos, briket maupun biogas. Namun hal ini berbeda dengan pemanfaatan sampah anorganik yang masih minim dilakukan oleh masyarakat. Mengingat bahwa sampah anorganik sangat sulit untuk didegradasi sehingga berdampak pada tingkat kesulitan pengolahan sampah jenis tersebut.
Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data yang dirilis oleh World Bank pada tahun 2018, jumlah sampah yang tergiring ke lautan mencapai 9 juta ton dengan 3,2 juta di antaranya adalah sampah sedotan plastik (Jambeck, 2015). Tidak hanya itu saja, penelitian lain menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua setelah Cina sebagai kontributor terbesar sampah yang berada di lautan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah pengelolaan sampah plastik di wilayah Indonesia yang belum mumpuni (Wanda, 2019).
Dalam upaya pelestarian lingkungan ini, perlu kerja sama dari berbagai pihak agar keberlangsungan upaya tersebut terus terjaga. Tidak hanya pemerintah saja, namun seluruh lapisan masyarakat perlu menyadari adanya permasalahan ini sekaligus turut serta dalam langkah-langkah meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan.
Konsep 3R dapat menjadi salah satu alternatif untuk mendukung upaya tersebut. Sebagai contoh sederhana, sampah sedotan plastik dapat dimanfaatkan menjadi berbagai alat-alat sederhana yang dapat membantu kehidupan sehari-hari seperti dompet koin atau tirai jendela sederhana. Dengan kata lain, upaya kerjasama pelestarian lingkungan ini membutuhkan kerja sama semua pihak. Di satu sisi, pemerintah melakukan pengolahan sampah dalam skala makro. Sementara itu, dalam skala mikro masyarakat dapat turut serta menerapkan nilai-nilai pengolahan sampah dengan konsep 3R.
Sesuai dengan namanya, konsep 3R mempunya tiga prinsip utama yaitu mengurangi timbunan sampah, menggunakan kembali sampah serta mendaur ulang material yang masih bisa digunakan.
Baca Juga: Plastik Ramah Lingkungan Bisa Jadi Bukan Solusi
Mengurangi Sampah Plastik dengan Membudayakan Isi Ulang
Data 5 Jenis Sampah Harian Terbanyak di Kota Bandung 2020, Sisa Makanan dan Plastik di Urutan Teratas
Menggencarkan Gerakan Daur Ulang
Mellyanawaty et al. (2018) menjelaskan bahwa terdapat beberapa langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat mengacu pada konsep yang terdapat dalam konsep 3R. Contoh kegiatan mengurangi sampah di antaranya adalah memiliki produk dengan kemasan yang bisa didaur ulang serta menggunakan produk yang dapat diisi ulang atau dikenal juga dengan istilah refill.
Kemudian, contoh tindakan menggunakan kembali adalah memakai tas yang dapat digunakan berulang saat berbelanja serta menggunakan kembali kemasan suatu produk untuk fungsi yang berbeda. Selanjutnya, contoh tindakan mendaur ulang adalah mengolah sampah kertas serta memilih plastik yang mudah terurai.
Saat ini gerakan pengolahan sampah di Indonesia sudah mulai gencar dilaksanakan, sebagai contoh adalah pemanfaatan sedotan menjadi bros, botol minuman menjadi tempat pensil dan kemasan minyak goreng menjadi tas. Upaya pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tersebut dilakukan oleh kelompok PKK Desa Bugel, Tasikmalaya (Novianti et al., 2020). Selain itu contoh lainnya adalah pemanfaatan sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang dilakukan oleh kelompok PKK di Rempoa, Kota Tangerang (Aminudin, 2019).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa upaya pengolahan sampah plastik sebagai langkah pelestarian lingkungan memerlukan kesadaran semua pihak. Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa pengolahan sampah di Indonesia belum optimal. Kendati demikian, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk melakukan pengolahan sampah baik dalam skala makro maupun mikro. Salah satu cara yang terbaik dalam kasus ini adalah daur ulang 3R.
Dalam hal ini, mahasiswa sebagai warga negara yang baik perlu turut serta mendukung upaya ini dengan mengurangi timbunan sampah, penggunaan ulang barang-barang, serta penggunaan barang yang dapat didaur ulang. Beberapa contoh pengelolaan sampah plastik yang juga dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah penggunaan ulang sampah plastik menjadi barang-barang yang memiliki nilai ekonomi.