• Kolom
  • Sepuluh Gunung dengan Pemandangan Eksotis di Bandung Raya

Sepuluh Gunung dengan Pemandangan Eksotis di Bandung Raya

Ada lebih dari 700 gunung di kawasan Bandung Raya dengan keunikan masing-masing. Ini daftar 10 gunung dengan pemandangan eksotis yang layak dijajal.

Gan Gan Jatnika

Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika

Di sebuah pagi di Sunan Ibu Gunung Patuha, kita bisa menikmati Kawah Putih dengan balutan sinar matahari yang memesona, Juli 2020. (Foto: Gan Gan Jatnika)

4 Juni 2023


BandungBergerak.id – Pada bulan Mei, Juni, dan Juli, terkadang sampai September, curah hujan biasanya menurun, dan suasana langit cerah sembari seringkali tampak membiru indah. Demikian pula saat matahari terbit atau terbenam, kita bisa menikmati pemandangan memikat dengan bulatan matahari jingga kemerahan serta warna lembayung nan memukau. Bulan-bulan ini adalah waktu yang tepat untuk berkegiatan di alam terbuka. Berkemah atau hiking bisa menjadi pilihan.

Di Bandung Raya, terdapat banyak gunung yang bisa dijadikan tujuan pilihan menghabiskan akhir pecan. Jumlahnya lebih dari 700 gunung. Sekarang, mana sajakah gunung-gunung yang memiliki pemandangan memikat untuk dinikmati?

Berikut ini ada sepuluh gunung di Bandung Raya dengan pemandangan serta suasana yang eksotis alias menarik yang menjadi ciri khas gunung tersebut. Tentu saja di luar sepuluh gunung ini, masih ada banyak gunung lain dengan pemandangan tak kalah elok.

1. Gunung Patuha

Gunung Patuha, menjulang setinggi 2.434 meter di atas permukaan laut, memang memiliki keindahan alam yang sulit dibantah. Ada banyak spot menarik di sana. Salah satunya adalah keberadaan hutan Jurrasic Park dan Kawah Putih.

Tak banyak orang yang mengetahui kalau Kawah Putih, selain bisa dikunjungi sebagai objek wisata, bisa juga dinikmati keindahannya dari sebuah tempat yang dikenal sebagai Sunan Ibu. Dari tempat ini, kita juga bisa memulai pendakian ke puncak Gunung Patuha.

Puncak gunung ini rimbun oleh pepohonan. Namun jika berjalan mengitari puncaknya, kita akan menemukan spot terbuka dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Perjalanan melingkar ini berarti juga perjalanan mengitari sebuah lubang kawah yang sudah tidak aktif, disebut dengan Kawah Saat.

Puncak Tangkuban Parahu atau Puncak Upas menyajikan pemandangan yang indah dan menyenangkan, Agustus 2019. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Puncak Tangkuban Parahu atau Puncak Upas menyajikan pemandangan yang indah dan menyenangkan, Agustus 2019. (Foto: Gan Gan Jatnika)

2. Gunung Tangkuban Parahu

Selama ini Gunung Tangkuban Parahu lebih dikenal sebagai tempat wisata dengan Kawah Ratu dan Kawah Domas sebagai daya tarik utamanya. Masih sedikit orang yang tahu bahwa gunung di utara Kota Bandung ini juga bisa menjadi pilihan menarik untuk kegiatan hiking. Mendaki menuju puncaknya di ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut memberikan sensasi perjalanan yang menyenangkan.

Perjalanan mencapai puncak yang dikenal dengan nama Puncak Upas atau ada juga yang menyebutnya Upas Hill dapat ditempuh dari beberapa jalur. Bisa melalui Sukawana, Jayagiri, Lorong Lumut Jayagiri, atau Wisata Alam Kawah Ratu. Di puncak, tersaji hamparan beberapa kawah yang tampak indah.

Dari puncak Gunung Burangrang terlihat kaldera Gunung Sunda Purba dengan Situ Lembang di dalamnya, Oktober 2021. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Dari puncak Gunung Burangrang terlihat kaldera Gunung Sunda Purba dengan Situ Lembang di dalamnya, Oktober 2021. (Foto: Gan Gan Jatnika)

3. Gunung Burangrang

Para ahli geologi dan geografi meyakini bahwa pernah di zaman lampau ada satu gunung yang cukup megah dengan ketinggian di atas 4.000 meter di atas permukaan laut, dinamai Gunung Sunda Purba. Gunung tersebut meletus sekitar 210.000 hingga 105.000 tahun yang lalu dan menghasilkan lubang kaldera yang luas. Di dalam kaldera itulah, muncul Gunung Tangkuban Parahu, sementara dinding kalderanya berjajar melingkar meliputi Gunung Burangrang, Gunung Lumengan, Gunung Sunda, Gunung Wayang, dan beberapa yang lain.

Keindahan kaldera hasil letusan Gunung Sunda Purba bisa dinikmati dari puncak Gunung Burangrang setinggi 2.064 meter di atas permukaan laut. Lingkar dinding kalderanya terlihat jelas, dengan pemandangan sebuah danau, yang dikenal dengan nama Situ Lembang, di dalamnya.

Untuk mendaki Gunung Burangrang, kita bisa memilih jalur Legokhaji, Komando, atau Tanjakan Mentari.

Batu Wayang, sebuah spot foto paling memikat di Gunung Wayang, menjadi daya tarik bagi para pengunjung, Maret 2021. (Foto: Gan GanJatnika)
Batu Wayang, sebuah spot foto paling memikat di Gunung Wayang, menjadi daya tarik bagi para pengunjung, Maret 2021. (Foto: Gan GanJatnika)

4. Gunung Wayang

Gunung Wayang di Pangalengan, yang menjulang setinggi 2.182 meter di atas permukaan air laut, boleh dikatakan merupakan salah satu gunung dengan paket keindahan yang lengkap. Ada perkebunan teh nan hijau, danau sejuk bernama Situ Cisanti, sumber air panas yang sudah tersaji dalam bentuk kolam, kawah dengan lubang fumarol yang mengeluarkan uap panas, serta pendakian menuju puncaknya dengan jalur pilihan santai hingga ekstrem menyusuri batuan menanjak yang terjal.

Sayangnya, Situ Cisanti dan Kawah Wayang berada di dua sisi gunung yang berbeda sehingga tidak mudah untuk mengunjunginya sekaligus. Situ Cisanti di sisi sebelah timur, sedangkan Kawah Wayang di sisi sebelah barat.

Selain puncak dan kawah, di tengah-tengah jalur pendakian menuju puncak, terdapat sebuah spot dengan pemandangan memikat, bernama Batu Wayang. Ada yang menyebut bentuk batu ini menyerupai wajah tokoh pewayangan, yang lain menyebutnya menyerupai mahkota dalam cerita-cerita wayang.

Untuk menemukan spot batu ini, kita bisa memulai pendakian dari Kawasan Geowisata Kawah Wayang. Tentu saja kita harus melapor terlebih dahulu ke pengelola jika ingin mendaki menuju Batu Wayang atau sekalian ke puncaknya. Kita bisa memilih jalur yang landai dan lebih nyaman, atau jalur tanjakan dinding batu yang sangat terjal.

Di Kawasan Wisata Kawah Wayang, terdapat bumi perkemahan dengan sarana yang cukup memadai. Bahkan tersedia kolam air hangat untuk berendam.

Pemandangan di puncak Gunung Sangar Arjasari, Kabupaten Bandung, Agustus 2021. Tidak lagi sangar dan menyeramkan, kawasan ini pantas direkomendasikan sebagai salah satu destinasi wisata alam terbuka bagi warga. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Pemandangan di puncak Gunung Sangar Arjasari, Kabupaten Bandung, Agustus 2021. Tidak lagi sangar dan menyeramkan, kawasan ini pantas direkomendasikan sebagai salah satu destinasi wisata alam terbuka bagi warga. (Foto: Gan Gan Jatnika)

5. Gunung Sangar dan Puncak Malabar

Pegunungan Malabar memiliki belasan puncakan dengan karakter yang berbeda-beda. Puncakbesar menjadi titik tertingginya, menjulang 2.343 meter di atas permukaan laut. Di Puncak Malabar 1 atau dahulunya dikenal dengan nama Puncak Ipis, terdapat sebuah batu cukup besar yang dikenal dengan nama Batu Pedang.

Ada juga Gunung Sangar, setinggi 1.690 meter di atas permukaan laut, yang terletak di Arjasari, sebelah selatan Kota Bandung. Meski relatif mungil, gunung ini memiliki jalur pendakian yang menarik serta pemandangan menawan di puncaknya. Dari puncak Gunung Arjasari, kita bisa melanjutkan pendakian menuju puncak-puncak Malabar lainnya. Tentu saja kita harus melapor terlebih dahulu pada saat melakukan registrasi di base camp pendakian di Kampung Citiis.

Salah satu keunikan di Gunung Guhapawon adalah sebuah gua yang menjadi hunian manusia prasejarah, Desember 2021. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Salah satu keunikan di Gunung Guhapawon adalah sebuah gua yang menjadi hunian manusia prasejarah, Desember 2021. (Foto: Gan Gan Jatnika)

6. Gunung Guhapawon

Gunung Guhapawon di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, bukanlah gunung dengan ketinggian menjulang dan kelebatan hutan tropis. Tinggi puncaknya ‘hanya’ 708 meter di atas permukaan laut. Namun, gunung yang terbentuk akibat pengangkatan laut sekitar 27 juta tahun lalu ini punya keunikan yang amat bernilai: sebuah gua berukuran cukup besar di lereng sebelah utaranya dan sebaran batuan sisa batu karang lautan dangkal di puncaknya.

Dari penemuan fosil serta artefak lainnya, gua besar tersebut dahulunya diyakini merupakan hunian manusia prasejarah, dikenal dengan nama Gua Pawon. Sementara itu, sebaran batu di puncaknya sekarang dikenal dengan nama Stone Garden. Walau bukan berupa hutan tropis, perjalanan hiking dari Gua Pawon ke Stone Garden akan menjadi pengalaman menarik.

Batu Nini di lereng barat laut Gunung Buleud menyajikan bentang alam Cekungan Bandung yang terhampar di bawahnya, Januari 2022. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Batu Nini di lereng barat laut Gunung Buleud menyajikan bentang alam Cekungan Bandung yang terhampar di bawahnya, Januari 2022. (Foto: Gan Gan Jatnika)

7. Gunung Buleud

Pada tahun 1858, sebuah ekpedisi ilmu pengetahuan yang sedang berkeliling dunia singgah di Nusantara. Menggunakan kapal layar bernama Novara, ekspedisi ini dikenal juga sebagai Ekspedisi Novara. Mengikuti rujukan ahli geologi Hindia Belanda, F. W. Junghuhn, tim ekspedisi ini melakukan penelitian ke Gunung Buleud di Situwangi, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Apa yang menarik sehingga Gunung Buleud layak dijadikan tempat penelitian? Menurut Junghuhn saat itu, batuan di Gunung Buleud cukup mewakili informasi pembentukan batuan di Pulau Jawa.

Saat ini, Gunung Buleud tetaplah menarik. Dengan puncak setinggi 1.182 meter di atas permukaan laut, ia memiliki pemandangan yang tidak kalah menawan dengan gunung lain yang lebih populer. Spot utamanya adalah sebuah batu monolite yang menjulang. Dari kejauhan, batu itu terlihat menyerupai candi, sedangkan dari jarak dekat ia menyerupai wujud seorang nenek. Orang-orang menyebutnya sebagai Batu Nini.

Di puncak Gunung Buleud, kita bisa menikmati pemandangan hampir 360 derajat Pegunungan dan Cekungan Bandung. Sebuah pengalaman yang sangat berharga!

Para pendaki menikmati suasana terbuka di puncak Gunung Tambakruyung, Juli 2022. Tampak dari sana Gunung Masigit yang menjulang paling tinggi di kejauhan. (Foto : Gan Gan Jatnika)
Para pendaki menikmati suasana terbuka di puncak Gunung Tambakruyung, Juli 2022. Tampak dari sana Gunung Masigit yang menjulang paling tinggi di kejauhan. (Foto : Gan Gan Jatnika)

8. Gunung Tambakruyung

Gunung Tambakruyung adalah nama yang kita kenal sekarang. Padahal berdasarkan cerita turun-temurun warga di kaki gunungnya, nama gunung ini Gunung Tambagaguruyung. Ketinggian puncaknya 1.994 meter di atas permukaan laut.

Pemandangan-pemandangan menarik dapat kita nimkati selama pendakian menuju puncak. Salah satunya, spot terbuka di Pasir Guyur yang memungkikan kita melihat dengan jelas puncak Gunung Tambakruyung. Selain itu, sekitar 150 meter dari puncak, terdapat spot terbuka yang menyajikan pemandangan lembah dan pegunungan daerah Ciwidey. Puncak gunung ini berupa area lapang yang tidak terlalu luas, ditutupi kerimbunan pohon.

Seorang pendaki melintasi sabana atau padang rumput yang memukau di sekitar puncak Gunung Pangradinan, dengan penampakan Gunung Mandalawangi sebagai latarnya, Agustus 2022. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Seorang pendaki melintasi sabana atau padang rumput yang memukau di sekitar puncak Gunung Pangradinan, dengan penampakan Gunung Mandalawangi sebagai latarnya, Agustus 2022. (Foto: Gan Gan Jatnika)

9. Gunung Pangradinan

Gunung Pangradinan, setinggi 1.236 meter di atas permukaan laut, merupakan gunung mungil dengan suasana puncak yang menawan. Kita bisa menikmati sabana atau padang rumput yang luas terhampar, dengan hanya beberapa pohon besar untuk berteduh.

Pemandangan Cekungan Bandung dan Cekungan Nagreg Cicalengka terlihat jelas dari sini. Di sebelah tenggara, tampak Gunung Mandalawangi sebagai gunung terdekatnya.

Karena puncak Gunung Pangradinan ini berupa padang rumput terbuka, waktu yang tepat untuk mengunjunginya adalah pagi sampai menjelang siang atau sore hari menjelang matahari terbenam.

Gunung Nagara Padang merupakan tempat yang cocok bagi para pengunjung untuk merenungkan kembali makna perjalanan kehidupan mereka. (Foto : Gan Gan Jatnika)
Gunung Nagara Padang merupakan tempat yang cocok bagi para pengunjung untuk merenungkan kembali makna perjalanan kehidupan mereka. (Foto : Gan Gan Jatnika)

10. Situs Gunung Nagara Padang

Situs Gunung Nagara Padang berada di perbatasan Rawabogo, Ciwidey dan Sindangkerta, Cililin. Batuan intrusif beraneka ragam bentuk dan ukuran merupakan keunikan yang membedakannya dari gunung-gunung lainnya di wilayah Bandung Raya. Oleh para leluhur, keragaman batuan ini dijadikan titik-titik pembelajaran yang melambangkan perjalanan kehidupan seorang manusia. Kurang lebih ada 17 titik situs batuan.

Walau gunung ini terkesan lebih banyak diminati oleh wisatawan religi atau para pengunjung yang berziarah dengan tujuan tertentu, bukan berarti tidak ada kesempatan bagi para pengunjung yang ingin mendaki demi menyusuri keunikan batuan-batuannya. Udara segar serta kesejukan hutan dengan pohon-pohon khas hutan tropis, menjadi daya tarik tersendiri.

Demikianlah 10 gunung di Bandung Raya dengan pemandangan eksotis. Keindahan dan keunikan bentang alamnya sangat cocok dinikmati oleh pengunjung beragam usia. Namun, meski kita mendaki gunung untuk mencari keindahan pemandangan, jangan lupa bahwa keselamatan tetaplah nomor satu. Juga kepedulian menjaga tempat yang kita kunjungi agar tetap bersih dan lestari.

*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//