• Opini
  • Tersisihnya Budaya Lokal karena Globalisasi

Tersisihnya Budaya Lokal karena Globalisasi

Di samping memiliki nilai positif, globalisasi berpotensi mengancam budaya lokal. Masyarakat menjadi lebih individualistik, sifat gotongroyong kian terkikis.

Nadya Christianity

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Penari seni buhun ronggeng gunung di sebuah hajatan di pedalaman Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (11/12/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

6 Januari 2022


BandungBergerak.idGlobalisasi dan budaya menjadi dua hal yang memiliki kaitan sangat erat. Perkembangan globalisasi memengaruhi budaya lokal dalam sebuah negara, begitupun sebaliknya. Lalu, apa itu budaya dan globalisasi?

Budaya adalah cara hidup yang berkembang dalam berbagai lingkungan kehidupan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dapat dikenal sebagai ciri khas dalam suatu negara. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting untuk membentuk identitas bangsa.

Dalam kebudayaan, terdapat berbagai unsur, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian. Selain itu, budaya juga meliputi kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Globalisasi adalah sebuah proses masuknya ilmu pengetahuan dan kebudayaan ke lingkup dunia. Dengan adanya globalisasi, dunia yang sangat luas tidak lagi menjadi penghalang untuk negara saling berhubungan. Proses globalisasi sendiri didukung oleh kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan adanya kemajuan tersebut hubungan antarmanusia menjadi lebih mudah.

Oleh karena itu, setiap globalisasi akan berpengaruh pada masyarakat dalam menyikapi perkembangan budaya lokal yang ada, apakah memilih untuk mempertahankannya atau justru disisihkan. Tentu, hal ini menjadi tantangan berat bagi banyak negara, salah satunya Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Kekayaan budaya di Indonesia terjadi karena Indonesia termasuk salah satu negara yang luas dan memiliki banyak suku bangsa. Dengan demikian, terdapat banyak bahasa daerah, adat istiadat, tarian daerah, lagu daerah, rumah adat, dan warisan budaya lainnya.

Kekayaan budaya Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia. Warisan budaya yang dimiliki Indonesia sudah mendunia. Beberapa budaya yang dimiliki Indonesia telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), seperti angklung, batik, wayang, tari saman, keris, dan lain-lain.

Kehadiran globalisasi memberikan dampak positif dalam perkembangan budaya lokal. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi semakin luas dan dapat mendorong masyarakat untuk berpikir lebih maju. Globalisasi juga menghadirkan pertukaran budaya sehingga budaya asing dapat masuk dengan mudah ke suatu negara. Dengan begitu, budaya suatu negara dapat terserap dan dipelajari dengan mudah di negara lain.

Meskipun globalisasi memberikan pengaruh positif, tetap ada pula dampak negatifnya, antara lain, terancam lunturnya nilai budaya lokal. Masyarakat lebih tertarik untuk menyerap budaya asing yang masuk dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Budaya asing dianggap lebih modern dan menyenangkan daripada budaya lokal. Dampak negatif lainnya adalah nilai kebersamaan dalam gotongroyong dan musyawarah sudah mulai hilang. Masyarakat menjadi lebih bersifat individualis sehingga rasa solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang.

Sifat individualis menyebabkan masyarakat lebih mengutamakan kepentingan individu daripada kepentingan bersama. Selain sifat individualis, kesenjangan sosial juga terjadi bagi masyarakat yang tidak dapat mengimbangi globalisasi. Kesenjangan sosial menyebabkan masyarakat menjadi tertinggal dalam kehidupan yang semakin berkembang di era globalisasi.

Seiring berkembangnya era globalisasi, kebudayaan lokal sudah mulai hilang karena adanya perubahan pola hidup masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari bukti-bukti yang menunjukkan terjadinya perubahan pola hidup masyarakat, terutama di kota-kota besar.

Di Indonesia, terdapat masyarakat yang tertarik dengan perilaku hedonisme, konsumerisme, dan materialisme sehingga masyarakat tidak memikirkan dan mengutamakan kepentingan untuk kebutuhan yang akan datang.

Tidak hanya itu, pergaulan bebas, foya-foya, dan bullying juga terjadi akibat pengaruh dari arus globalisasi. Perilaku-perilaku tersebut tidak menguntungkan karena memberikan dampak yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal di tengah maraknya globalisasi. Penjelasan mengenai pentingnya kebudayaan lokal perlu dilakukan sejak dini untuk menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan lokal.

Masyarakat perlu mempelajari sejarah dan nilai-nilai kebudayaan agar dapat menyadari pentingnya kebudayaan lokal. Peran pemerintah juga diperlukan mengenai kebijakan yang mengarah pada kebudayaan. Selain itu, festival budaya perlu sering diselenggarakan untuk mendorong masyarakat agar sadar betapa indahnya kekayaan budaya Indonesia. Dengan demikian, masyarakat dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal dengan baik untuk meningkatkan eksistensi budaya bangsa.

Baca Juga: Tersisihnya Budaya Lokal karena Globalisasi
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (40): Membuat Pisau dari Paku Besar
BIOGRAFI ACHMAD BASSACH (9): Siti Atikah, Istri yang Turut Bergerak

Peran Pemuda dan Pemudi

Generasi muda menjadi salah satu unsur masyarakat diharapkan mampu mempertahankan budaya lokal di tengah perkembangan globalisasi. Sayangnya, generasi muda kurang memahami pentingnya budaya lokal. Mereka kurang berminat untuk mempelajari kebudayaan lokal. Selain itu, informasi mengenai kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia masih kurang.

Pola pikir generasi muda menganggap kebudayaan Indonesia kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Pemikiran ini menyebabkan hilangnya rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan lokal.

Oleh karena itu, diperlukan pertahanan dalam bidang sosial budaya. Setiap bangsa harus siap untuk terbuka dengan nilai-nilai budaya dari bangsa lain. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia. Masyarakat harus dapat menilai hal positif dan negatif dari masuknya budaya asing.

Pengaruh positif dari budaya asing dapat diambil dan dipelajari untuk kehidupan sehari-hari. Budaya asing yang memberikan pengaruh negatif sebaiknya tidak diikuti oleh masyarakat Indonesia, karena dapat berpengaruh juga pada budaya lokal.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//