CATATAN DARI BUKU HARIAN #45: Ati Bachtiar, Menyusuri Jejak Budaya Lewat Lensa Kamera
Penulis Kin Sanubary14 Juni 2025
Pertemuan Ati Bahctiar dengan perempuan Dayak penjaga tradisi telinga panjang menjadi titik awalnya menekuni etnofotografi.
CATATAN DARI BUKU HARIAN #24: Lebih Dekat Mengenal T. Bachtiar, Pakar Geografi dan Toponimi Indonesia
Penulis Kin Sanubary11 Januari 2025
Titi Bachtiar tidak hanya menuliskan kisah-kisah geografi, tetapi juga mengajarkan kita bahwa perjalanan hidup adalah perjalanan pencarian makna.
CATATAN DARI BUKU HARIAN #11: Bersahabat dengan Maestro Fotografi Ray Bachtiar Dradjat
Penulis Kin Sanubary28 September 2024
Ray Bachtiar adalah sosok yang telah berkecimpung di dunia fotografi lebih dari 40 tahun. Ray Bachtiar telah menjadi bagian perjalanan sejarah fotografi Indonesia.
Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar Wafat
Penulis Iman Herdiana8 Juli 2021
Sebelum pagebluk, Novilia sempat menyatakan tak tertutup kemungkinan akan muncul penyakit baru. Jadi, seorang peneliti tidak boleh berpuas diri.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #30: Manusia Gua Pawon itu Seperti Kita, Hanya Lahir 12.000 Tahun Lebih Awal
Penulis T. Bachtiar21 April 2023
Menjelajahi bumi Priangan sejak 12 ribu tahun lalu, manusia Gua Pawon menggunakan perkakas kecil-kecil dari batu obsidian. Diperoleh dari Gunung Kendan di Nagreg.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #29: Curug Jompong, Tempat Bobolnya Danau Bandung Purba 16.000 Tahun yang Lalu
Penulis T. Bachtiar20 April 2023
Warna bebatuan Curug Jompong telah berubah dari abu-abu menjadi menyerupai tembikar. Gara-gara tercelup limbah cair buangan industri selama puluhan tahun.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #28: Danau Bandung Purba Tidak Bobol di Sanghyangtikoro
Penulis T. Bachtiar19 April 2023
Sungai bawah tanah Sanghyangtikoro terbukti bukan titik jebol Danau Bandung Purba. Sudah bisa dijelajahi sebagai destinasi geowisata yang dikelola warga setempat.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #27: Pengangkutan Kapur Bakar dari Pangkalan ke Candi Batujaya Melalui Ci Beet dan Ci Tarum
Penulis T. Bachtiar18 April 2023
Untuk membangun percandian Batujaya, dibutuhkan pasokan kapur padam dalam jumlah besar. Dari Pangkalan, diangkut sejauh hampir 100 kilometer lewat sungai.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #26: Melihat Dinasti Gunung Jayagiri dari Puncak Gunung Burangrang
Penulis T. Bachtiar17 April 2023
Jejak peristiwa letusan Gunung Jayagiri, Gunung Sunda, dan Gunung Tangkubanparahu dapat direkonstruksi dengan sangat baik dari puncak Gunung Burangrang.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #25: Situs Budaya di Puncak-puncak Gunungapi Purba di antara Soreang dan Cililin
Penulis T. Bachtiar16 April 2023
Keberadaan jejak-jejak budaya masa lalu teridentifikasi di puncak-puncak gunungapi yang terhampar di antara Soreang hingga Ciliin.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #24: Perkampungan di dalam Kawah Purba Gunung Bubut
Penulis T. Bachtiar15 April 2023
Lembah yang dalam yang kini menjadi perkampungan di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, merupakan hasil robekan dari letusan hebat Gunung Bubut.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #23: Delapan Kilometer Ci Tarum Bersih Untuk Ilmu dan Pariwisata
Penulis T. Bachtiar14 April 2023
Dari 300 km aliran Ci Tarum yang tercemar, ada 8 km airnya masih bersih yakni di Cikahuripan, Curug Halimun, Sanghyangheuleut, Sanghyangpoek, dan Sanghyangkenit.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #22: Gunung Tangkubanparahu Cucu Gunung Jayagiri
Penulis T. Bachtiar13 April 2023
Gunung Jayagiri adalah generasi pertama dari dinasti gunungapi di utara Bandung yang letusannya terjadi ratusan ribu tahun yang lalu. Lebih tua dari Gunung Sunda.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #21: Rangkaian Bukit Pasir di Pameungpeuk Peredam Tsunami
Penulis T. Bachtiar12 April 2023
Teluk Cilauteureun di Pameungpeuk Garut Selatan memiliki benteng alami penahan tsunami berupa rangkaian bukit pasir yang sangat panjang dan tinggi.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #20: Babalongan, Punden Berundak Tanah Khas Bukit Tunggul
Penulis T. Bachtiar11 April 2023
Punden berundak di puncak Bukit Tunggul mempunyai bentuk yang khas berupa kotak-kotak berundak yang terbuat dari tanah yang menyerupai kolam kering.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #19: Gunung Cereme Anak Gunung Gegerhalang
Penulis T. Bachtiar10 April 2023
Pendaki yang melewati jalur Palutungan di Kuningan, menuju puncak Gunung Cereme akan melintasi sebagian lingkaran kaldera sisa letusan dahsyat Gunung Gegerhalang.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #18: Memitigasi Dampak Guguntur dari Gunung Guntur
Penulis T. Bachtiar9 April 2023
Nama Gunung Guntur terkait peristiwa banjir lahar akibat letusan mahadahsyat di masa lalu. Mitigasi kian penting karena sudah 175 tahun gunung belum meletus lagi.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #17: Gunung Cinta untuk Laboratorium Kegunungapian
Penulis T. Bachtiar8 April 2023
Gunung Cinta di Ciater, Kabupaten Subang, lebih mirip kerucut skoria, ketimbang kerucut lava hasil kegiatan kerucut parasit di lereng Gunung Tangkubanparahu.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #16: Jangan Tunggu Terjadi Longsor di Desa Pasanggrahan Purwakarta
Penulis T. Bachtiar7 April 2023
Gerakan tanah sedang terjadi di Kampung Cirangkong, Desa Pasanggrahan, di kaki Gunung Parang Purwakarta. Tanah turun yang paling dalam mencapai 2,5 meter.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #15: Gunung Singa Fosil Gunungapi Berumur 4 Juta Tahun
Penulis T. Bachtiar6 April 2023
Gunung Singa di kawasan Soreang Kabupaten Bandung, termasuk gunungapi purba atau fosil gunungapi. Dari kejauhan terlihat seperit kepala singa dengan kepala tengadah.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #14: Semua Belajar dari Letusan Gunung Galunggung Untuk Kemanusiaan
Penulis T. Bachtiar5 April 2023
Letusan panjang Gunung Galunggung pada April 1982 hingga Januari 1983 memberikan pengalaman dan kesadaran betapa pentingnya mitigasi letusan gunungapi.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #13: Gunung Gelap di Garut, Penangkal Halilintar dan Gelegar Guntur
Penulis T. Bachtiar4 April 2023
Nama Gunung Gelap disematkan pada gunung batu yang selalu menjadi sasaran sambaran halilintar dengan suara guntur menggelegar. Mitos tempat adu sakti dua kesatria.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #12: Gunung Kaseproke Mengabadikan Kisah Kasih Tak Sampai
Penulis T. Bachtiar3 April 2023
Dua makna yang berkebalikan pada “kaséproké”, yakni tampan dan buruk rupa. Sakakala Gunung Kaseproke dan Gunung Putri dalam buku Min Resmana menerangkannya.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #11: Jejak Bunga Karang di Perbukitan Citatah
Penulis T. Bachtiar2 April 2023
Letusan gunungapi puluhan juta tahun lalu mengubah laut dangkal yang kaya terumbu karang menjadi perbukitan batu di Citatah. Menyisakan jejak fosil dan bukit karang.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #10: Kemegahan Raksasa, Letusan Gunung Gumuruh yang Menimbun Cianjur
Penulis T. Bachtiar1 April 2023
Jejak letusan Gunung Gumuruh dengan guguran puingnya menyisakan Gunung Gede, Perbukitan 777, dan membentuk rona bumi Cianjur.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #9: Gunung Lembu dan Gunung Parang, Bertahan Selama Dua Juta Tahun
Penulis T. Bachtiar31 Maret 2023
Gunung Lembu dan Gunung Parang di Purwakarta adalah dua contoh sumbat lava dari gunungapi purba yang terkuat yang masih bertahan. Menjadi destinasi wisata.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #8: Santirah dan Jojogan, Gua Bawah Tanah yang Berubah Menjadi Sungai Terbuka
Penulis T. Bachtiar30 Maret 2023
Di Santirah dan lembah Jojogan di Pangandaran, sungai-sungai yang memiliki lereng curam di tepinya. Dulunya gua bawah tanah dan telah berubah menjadi sungai terbuka.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #7: Mewaspadai Letusan Gunung Salak dan Banjir Guguran Puing
Penulis T. Bachtiar29 Maret 2023
Tahun 1699 terjadi banjir lumpur besar yang membawa batang-batang pohon melanda Batavia. Akibat letusan Gunung Salak, atau gempa kuat di Bogor?
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #6: Cipanas, Air yang Direbus Panas Magma
Penulis T. Bachtiar28 Maret 2023
Mata air panas terbentuk ketika air tanah terpanasi oleh panas magma dari dalam bumi. Mata air panas akan selalu ada bila ketersediaan air tanah mencukupi.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #5: Sabuk Hijau Melindungi Kemegahan Pantai dan Warga Pangandaran
Penulis T. Bachtiar27 Maret 2023
Pantai yang tidak terlindung sabuk hijau berupa pepohonan yang kuat terbukti menderita kerusakan yang paling parah dan banyak menelan korban pada bencana tsunami.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #4: Jalan Baru di Ruas Jalan Lebakjero
Penulis T. Bachtiar26 Maret 2023
Ruas jalan di Tanjakan Lebakjero yang menurun dari Bandung menuju Garut dibuat di celah sempit batuan gunungapi tua antara Gunung Mandalawangi dan Gunung Kaledong.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #3: Ciuyah, Mataair Asin Berumur Jutaan Tahun
Penulis T. Bachtiar25 Maret 2023
Sumber air asin terdapat juga di darat. Mataair asin menjadi penanda bumi di suatu kawasan yang kemudian diabadikan sebagai nama geografi.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #2: Harmoni Hidup di Atas Endapan Danau Bandung Purba
Penulis T. Bachtiar24 Maret 2023
Kawasan Bandung Raya berada di bagian datar Cekungan Bandung di atas bekas endapan Danau Bandung Purba. Rawan polutan udara, krisis air tanah, serta gempa bumi.
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #1: Memindahkan Jalan Raya agar tidak Memotong Landasan Pacu Lanud Margahayu
Penulis T. Bachtiar23 Maret 2023
Kapan terjadi pemindahan jalan raya agar tidak memotong landasan pacu Lanud Margahayu? Tanggal pendirian SD Angkasa 1 Lanud Sulaiman bisa jadi patokan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (64-Habis): Bernyanyi Sambil Menggoyang-goyangkan Badan
Penulis T. Bachtiar30 Juni 2022
Setiap Sabtu siang, para murid bergiliran satu per satu menyanyikan lagu di depan kelas. Kebanyakan bertema kebersihan. Ada yang senang, ada yang tegang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (63): Penggaris, Jangka, Mistar, dan Semua Perlengkapan Sekolah dari Kayu
Penulis T. Bachtiar22 Juni 2022
Semua perlengkapan sekolah, mulai dari penggaris hingga jangka, terbuat dari kayu. Juga mistar yang digunakan oleh para murid berlatih lompat tinggi.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (62): Semua Bungkus Makanan dari Daun
Penulis T. Bachtiar15 Juni 2022
Di kampung, bukan plastik yang digunakan sebagai pembungkus. Daun waru jadi pembungkus terasi, sementara daun pisang membungkus segala jenis makanan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (61): Kegembiraan Bermain di Dahan Pohon
Penulis T. Bachtiar8 Juni 2022
Di kampung, batang dan dahan pohon menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Pohon jambu batu yang kuat dan lentur menjadi favorit anak-anak.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (60): Rujak dan Petis di Pameungpeuk, Ada yang Berbahan Mengkudu dan Kulit Kayu
Penulis T. Bachtiar1 Juni 2022
Di Pameungpeuk, Garut, camilan rujak tidak melulu terbuat dari buah-buahan. Ada yang berbahan sayuran, seperti kacang panjang, dan bahkan kulit kayu.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (59): Ada Kata-kata yang Hanya Dimengerti oleh Orang Pameungpeuk, Ada Kata-kata yang Berbeda Makna
Penulis T. Bachtiar25 Mei 2022
Kata bodég, yang bermakna jelek, hanya dimengerti oleh orang Pameungpeuk. Diucapkan di luar desa, boleh jadi orang-orang tidak akan paham maksudnya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (58): Nyaba ke Garut
Penulis T. Bachtiar18 Mei 2022
Di Garut pada pagi hari itu jugalah saya untuk pertama kalinya melihat kereta api. Lokomotifnya besar, gagah berwarna hitam.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (57): Kosakata Bahasa Sunda yang Mulai Jarang Dipakai
Penulis T. Bachtiar11 Mei 2022
Ada sekian banyak kosakata Bahasa Sunda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari warga Pameungpeuk. Garut pada tahun 1965-1970. Sekarang banyak yang hilang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (56): Menjelang Lebaran, Daki Dibersihkan dengan Gemuk Mesin Jahit
Penulis T. Bachtiar27 April 2022
Untuk membersihkan daki di belakang telinga dan tengkuk saya, Ema menggunakan kain bekas yang ditetesi minyak gemuk. Aromanya tidak begitu enak dan membuat pusing.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (55): Proses Panjang Menanam Padi di Sawah
Penulis T. Bachtiar21 April 2022
Menanam padi di sawah merupakan sebuah proses yang panjang yang dihayati petani. Dari mencangkul, menyebar benih, menanam, hingga kelak memanennya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (54): Beragam Jenis Makanan Berbahan Dasar Singkong
Penulis T. Bachtiar13 April 2022
Di huma, Abah memanam juga singkong. Di dapur, Ema mengolahnya menjadi beragam jenis makanan yang enak. Mulai dari bakecrot, babantal, hingga kicimpring.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (53): Abah Ikut Mengangkut Kerangka Paus Biru yang Mati Terdampar di Teluk Cilauteureun
Penulis T. Bachtiar6 April 2022
“Kalau tiga truk milik Si Ugin diurutkan ke belakang saling menempel, masih lebih panjang paus biru itu. Perlu empat atau lima truk lagi," kata Ibu Guru.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (52): Di Huma, Abah dan Ema Menanam Padi, Jagung, dan Singkong secara Tumpangsari
Penulis T. Bachtiar30 Maret 2022
Di huma, Abah dan Ema tidak hanya menanam padi, melainkan juga jagung dan singkong secara tumpangsari. Anak-anak selalu diajak, mulai dari menanam hingga memanen.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (51): Berharap Kaya dengan Mengabdi Siluman Anjing, Siluman Bagong, Siluman Ular, Buta Ijo, atau Kesrek Seumur Hidup
Penulis T. Bachtiar23 Maret 2022
Agar jadi kaya raya, ada saja orang yang mengambil jalan pintas menjadi pengabdi siluman. Di kampung, anak-anak mendengar banyak cerita menakutkan seperti ini.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (50): Ragam Makanan Berbahan Dasar Beras Ketan, dari Opak, Bugis, hingga Calangaren
Penulis T. Bachtiar16 Maret 2022
Rasa gatal ketika memikul ikatan-ikatan padi ketan tidak lama terasa. Terbayang lezatnya bermacam kamanan olahan beras ketan buatan Ema, dari opak hingga bugis.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (49): Ketika Anak-anak Sekampung Keranjingan Mendorong Pelek Sepeda
Penulis T. Bachtiar9 Maret 2022
Kami merasa aneh dan melihat dengan keheranan: bagaimana pelek sepeda yang didorong dengan bilah bambu dapat menggelinding seimbang?

















































