Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (24): Mandiri dalam Peralatan Rumah Tangga dan Pertanian
Penulis T. Bachtiar15 September 2021
Hingga akhir 1960-an para tukang sanggup mencukupi kebutuhan warga di Pameungpeuk, Garut. Serbuan peralatan dari luar mulai awal 1970-an menyingkirkan peran mereka.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (48): Suasana Mulai Tidak Nyaman, Rumah Ajengan Dilempari Batu, Mereka Disumpah Masuk Partai di Alun-alun
Penulis T. Bachtiar2 Maret 2022
Dalam gelap malam, para Ajengan dibawa ke Alun-alun Pemeungpeuk, disumpah menjadi anggota dan memilih partai yang akan dibentuk. Anak-anak menyaksikan dari kejauhan.
Membicarakan Kekaburan Sejarah Tragedi 1965 dengan Penyintas, Merawat Ingatan dengan Nobar Film Eksil
Penulis R.Sabila Faza Riana 18 September 2024
Orang-orang muda saat ini berpeluang mempelajari sejarah tragedi 1965 dari beragam kacamata, tidak bersumber dari narasi tunggal yang dijejalkan suatu rezim.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (61): Kegembiraan Bermain di Dahan Pohon
Penulis T. Bachtiar8 Juni 2022
Di kampung, batang dan dahan pohon menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Pohon jambu batu yang kuat dan lentur menjadi favorit anak-anak.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (5): Tiga Bulan Pertama Sekolah
Penulis T. Bachtiar5 Mei 2021
"Cukup. Ujung jari tangan kanan sudah menyentuh daun telinga sebelah kiri. Diterima untuk sekolah di SDN Pameungpeuk IV!”
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (42): Kehebatan Upas Adi, dari Menangkap Pencuri hingga Menghalau Gerombolan
Penulis T. Bachtiar19 Januari 2022
Kehebatan Upas Adi dalam menjaga keamanan kampung kami banyak diceritakan oleh orang tua. Mulai dari menangkap pencuri hingga menghalau gerombolan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (18): Mang Entang dan Den Acun, Dua Perintis Teknologi di Pameungpeuk
Penulis T. Bachtiar4 Agustus 2021
Mang Entang memanfaatkan air terjun aliran irigasi untuk memutar dinamo yang menghasilkan energi listrik. Mang Acun membuat petasan dan jago bersepeda.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (30): Saya Sakit, Ema Memotong Ayam
Penulis T. Bachtiar27 Oktober 2021
Agar pemulihan sakit saya dapat berlangsung dengan cepat, Ema biasa mememotong ayam. Wangi goreng ayam membangkitkan selera makan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (55): Proses Panjang Menanam Padi di Sawah
Penulis T. Bachtiar21 April 2022
Menanam padi di sawah merupakan sebuah proses yang panjang yang dihayati petani. Dari mencangkul, menyebar benih, menanam, hingga kelak memanennya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (12): Ngabedahkeun Muara Ci Palebuh
Penulis T. Bachtiar23 Juni 2021
Ngabedahkeun muara Ci Palebuh itu bermakna ganda: membuang air yang tergenang tempat bersarangnya nyamuk malaria sekaligus sebagai pesta tahunan masyarakat.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (36): Gembira Bermain Sarung
Penulis T. Bachtiar8 Desember 2021
Bagi anak-anak di kampung, sarung bisa jadi alat bermain, dari ninja sarung, buntut monyet, drum sarung, balon sarung, hingga bebek sarung. Semua menggembirakan!
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (25): Helikopter Herkules Mendarat di Lapangan Darmabakti
Penulis T. Bachtiar22 September 2021
Rasanya tak bosan-bosan mengagumi bentuk helikopter yang besar itu. Gagah sekali tampaknya. Kami berkhayal bisa masuk ke dalam dan melihat-lihat bagaimana isinya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (49): Ketika Anak-anak Sekampung Keranjingan Mendorong Pelek Sepeda
Penulis T. Bachtiar9 Maret 2022
Kami merasa aneh dan melihat dengan keheranan: bagaimana pelek sepeda yang didorong dengan bilah bambu dapat menggelinding seimbang?
RESENSI BUKU: Yang Terkubur dan Dikubur, Merawat (Selalu) Ingatan tentang Tragedi 1965 Indonesia
Penulis Oky Nugraha Putra13 Oktober 2024
John Roosa dalam bukunya, Riwayat Terkubur: Kekerasan Antikomunis di Indonesia 1965-1966, memaparkan tentang pola penghilangan orang pasca peristiwa 1965.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (62): Semua Bungkus Makanan dari Daun
Penulis T. Bachtiar15 Juni 2022
Di kampung, bukan plastik yang digunakan sebagai pembungkus. Daun waru jadi pembungkus terasi, sementara daun pisang membungkus segala jenis makanan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (6): Sehari Menjelang Lebaran
Penulis T. Bachtiar11 Mei 2021
Sehari menjelang lebaran, Ema sudah memasak makanan khas lebaran untuk dibagikan kepada saudara dan tetangga dekat.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (43): Mang Sahri bagai Tupai, Berpindah dari Satu Pelepah Kelapa ke Pelepah Kelapa Lain
Penulis T. Bachtiar26 Januari 2022
Bagai tupai, Mang Sahri meniti pelepah kelapa yang satu, kemudian berpindah ke pelapah pohon kelapa yang ada di sebelahnya. Tinggi pohon-pohon kepala itu 15 meter.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (19): Kemeriahan Agustusan di Pameungpeuk
Penulis T. Bachtiar11 Agustus 2021
Jalan-jalan menjadi bersih. Pagarnya rapi dengan warna putih. Bendera berkibar-kibar. Bunga-bunga menghias gapura.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (56): Menjelang Lebaran, Daki Dibersihkan dengan Gemuk Mesin Jahit
Penulis T. Bachtiar27 April 2022
Untuk membersihkan daki di belakang telinga dan tengkuk saya, Ema menggunakan kain bekas yang ditetesi minyak gemuk. Aromanya tidak begitu enak dan membuat pusing.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (31): Mending Sakit Dikuris daripada Wajah Berod
Penulis T. Bachtiar3 November 2021
Saya harus menjadi Ketua Murid pemberani. Tidak menangis, apalagi kabur dari ruang kelas. Saya berjalan tegap ke depan kelas, menyerahkan lengan kiri untuk dikuris.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (13): Samen, Kemeriahan Pesta Kenaikan Kelas
Penulis T. Bachtiar30 Juni 2021
Acara samen yang paling menyenangkan, selain memakai baju baru dan diberi uang jajan, adalah hadirnya Pak Penilik yang datang untuk bercerita. Untuk mendongeng.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (37): Kere Ikan Mujair
Penulis T. Bachtiar15 Desember 2021
Nasi putih yang pulen, kere ikan mujair, dan sambal lalab membuat saya sampai nambah lagi, dengan porsi seperti Gunung Cikuray.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (26): Kegembiraan di Malam Purnama
Penulis T. Bachtiar29 September 2021
Di setiap malam dengan terang bulan, anak-anak bermain di lahan kosong milik Pak Patih. Yang besar bermain galah dan gurila, yang kecil bermain turih oncom.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (50): Ragam Makanan Berbahan Dasar Beras Ketan, dari Opak, Bugis, hingga Calangaren
Penulis T. Bachtiar16 Maret 2022
Rasa gatal ketika memikul ikatan-ikatan padi ketan tidak lama terasa. Terbayang lezatnya bermacam kamanan olahan beras ketan buatan Ema, dari opak hingga bugis.
RESENSI BUKU: Di Balik Tragedi 1965
Penulis Yopi Muharam2 Maret 2025
Indonesia pernah diwarnai sejarah kelam yang hingga kini masih berselimut kabut misteri. Buku Tempo “Sarwo Edhie dan Misteri 1965” menceritakannya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (63): Penggaris, Jangka, Mistar, dan Semua Perlengkapan Sekolah dari Kayu
Penulis T. Bachtiar22 Juni 2022
Semua perlengkapan sekolah, mulai dari penggaris hingga jangka, terbuat dari kayu. Juga mistar yang digunakan oleh para murid berlatih lompat tinggi.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (7): Ikan di Ci Palebuh Mati Diendrin!
Penulis T. Bachtiar19 Mei 2021
Ramailah orang berdatangan, tak terkecuali anak-anak. Mereka memunguti ikan mati, seperti bogo, belut, sidat, lubang, ikan mas, tawes, mujair, lele, dan udang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (44): Tiga Jenis Binatang yang Dipercaya Anak-anak Sangat Berbahaya
Penulis T. Bachtiar2 Februari 2022
Di kampung, ada tiga binatang yang dianggap anak-anak sangat berbahaya, yakni tokek, buaya, dan burung kapinis.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (20): Gotong-royong Menggotong Rumah
Penulis T. Bachtiar18 Agustus 2021
Sedikitnya ada enam orang yang memikul di bagian depan rumah, enam orang di bagian belakang, serta masing-masing enam orang di sisi kiri dan kanan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (57): Kosakata Bahasa Sunda yang Mulai Jarang Dipakai
Penulis T. Bachtiar11 Mei 2022
Ada sekian banyak kosakata Bahasa Sunda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari warga Pameungpeuk. Garut pada tahun 1965-1970. Sekarang banyak yang hilang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (32): Gigi Emas dari Kertas Pembungkus Rokok
Penulis T. Bachtiar10 November 2021
Kertas itu disobek dengan ukuran lebih besar dari gigi, lalu ditempelkan ke gigi dengan rapi. Ketika teman-teman tertawa, giginya berkilau seperti gigi emas.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (1): Perang Lumpur dan Terjun Bebas seperti PGT
Penulis T. Bachtiar7 April 2021
Pada saat meloncat itulah genggaman sedikit dibuka agar kulit gabah tertiup ke atas, meniru para penerjun bebas prajurit PGT di Cilauteureun...
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (14): Long March Tentara Maung
Penulis T. Bachtiar8 Juli 2021
Bila ada yang bercerita apa saja yang berhubungan dengan maung, anak-anak selalu sepenuh hati mendengarkannya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (38): Anak Ayam Hadiah dari Bi Oneng
Penulis T. Bachtiar22 Desember 2021
Anak ayam betina itu saya pelihara dengan sukacita. Kandangnya dibuat dengan memanfaatkan kolong rumah yang diberi pagar penghalang dari anyaman bambu yang rapat.
Penyintas 1965: Bertahan Hidup dalam Ketersisihan dan Ketidakpastian
Penulis Nanda Naradhipa1 Oktober 2021
Oni tidak pernah tahu-menahu mengenai isu seputar lagu Genjer-Genjer, PKI, atau Dewan Jenderal.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (51): Berharap Kaya dengan Mengabdi Siluman Anjing, Siluman Bagong, Siluman Ular, Buta Ijo, atau Kesrek Seumur Hidup
Penulis T. Bachtiar23 Maret 2022
Agar jadi kaya raya, ada saja orang yang mengambil jalan pintas menjadi pengabdi siluman. Di kampung, anak-anak mendengar banyak cerita menakutkan seperti ini.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (8): Nyaba ke Bandung: Bemo, Es Krim, dan Sepatu Bata
Penulis T. Bachtiar26 Mei 2021
Saya merasa serba asing, tapi sangat kagum dengan keadaan itu. Banyak sekali hal yang tidak ada di Pameungpeuk.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (64-Habis): Bernyanyi Sambil Menggoyang-goyangkan Badan
Penulis T. Bachtiar30 Juni 2022
Setiap Sabtu siang, para murid bergiliran satu per satu menyanyikan lagu di depan kelas. Kebanyakan bertema kebersihan. Ada yang senang, ada yang tegang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (45): Bakecrot, kalau Digigit, Gula di dalamnya Muncrat!
Penulis T. Bachtiar9 Februari 2022
Bagi anak-anak di kampung, tidak ada kegiatan selain bermain. Entah pagi hari sebelum kelas atau di siang terik. Yang bisa menghentikan hanyalah makanan buatan Ema.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (21): Paila, Paceklik karena Dua Kali Gagal Panen
Penulis T. Bachtiar25 Agustus 2021
Pada tahun 1960-an, warga Pameungpeuk pernah mengalami dua kali gagal panen. Pertama akibat kemarau panjang, kedua akibat hama tikus. Warga pun menderita kelaparan.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (58): Nyaba ke Garut
Penulis T. Bachtiar18 Mei 2022
Di Garut pada pagi hari itu jugalah saya untuk pertama kalinya melihat kereta api. Lokomotifnya besar, gagah berwarna hitam.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (2): Sehari Menjelang Puasa
Penulis T. Bachtiar12 April 2021
Dengan sembilu inilah anak-anak nyisit, mengerat sisa daging yang masih menempel di kulit kerbau tanpa mengiris kulitnya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (39): Suasana Kelas Saat Pak Guru Sakit
Penulis T. Bachtiar29 Desember 2021
Tak disangka, di akhir pelajaran, Bapak Kepala Sekolah datang kembali ke kelas kami, menanyakan jawaban dari lima soal yang diberikannya tadi.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (15): Perintis Usaha Makanan di Pameungpeuk
Penulis T. Bachtiar14 Juli 2021
Dua bungkus tahu yang sedang saya putarkan meliuk-liuk di atas kepala itu melayang jatuh. Semuanya tumpah berantakan!
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (27): Kegembiraan di Gulita Malam
Penulis T. Bachtiar6 Oktober 2021
Wow…. Supa lumar! Kagum sekali saya menyaksikan jamur yang menyala. Semua terkagum-kagum.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (52): Di Huma, Abah dan Ema Menanam Padi, Jagung, dan Singkong secara Tumpangsari
Penulis T. Bachtiar30 Maret 2022
Di huma, Abah dan Ema tidak hanya menanam padi, melainkan juga jagung dan singkong secara tumpangsari. Anak-anak selalu diajak, mulai dari menanam hingga memanen.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (9): Demam Rudy Hartono dengan Raket Kayu tanpa Senar
Penulis T. Bachtiar2 Juni 2021
Pagi, sore, malam, suara tok... tak... tok... tak... trong... trang... trong... trang... tak pernah sepi.
Kesaksian Martin Aleida atas Tragedi 1965 dalam Buku Tuhan Menangis, Terluka
Penulis Dini Putri22 Maret 2023
Buku “Tuhan Menangis, Terluka” memuat banyak catatan sejarah seputar tragedi 1965, menyingkap pelanggaran HAM yang tidak pernah terungkap.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (33): Bedah Rumah dan Jembatan Bambu
Penulis T. Bachtiar17 November 2021
Dalam gotong-royong, semua warga mempunyai perannya masing-masing. Datang hantaran secerek teh panas, sepiring gula merah, tape dari gaplek, dan nasi satu bakul.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (46): Mandi tanpa Sabun, Gosok Gigi dengan Pucuk Ilalang
Penulis T. Bachtiar16 Februari 2022
Anak-anak di kampung tidak memiliki sikat gigi sendiri. Meniru apa yang dilakukan oleh orang tua, mereka menggosok-gosokkan gulungan pucuk ilalang ke gigi.
