Kesaksian Martin Aleida atas Tragedi 1965 dalam Buku Tuhan Menangis, Terluka
Penulis Dini Putri22 Maret 2023
Buku “Tuhan Menangis, Terluka” memuat banyak catatan sejarah seputar tragedi 1965, menyingkap pelanggaran HAM yang tidak pernah terungkap.
Penyanyi Keroncong Sri Wahyuni dalam Bingkai Tragedi 1965
Penulis Fitri Amanda 15 September 2024
Tragedi 1965, peristiwa kelam di Indonesia, hadir dalam pertunjukan seni berjudul “Sri: Sebuah Biografi dalam 65 Kata”. Dipentaskan di Galeri Soemardja ITB.
RESENSI BUKU: Yang Terkubur dan Dikubur, Merawat (Selalu) Ingatan tentang Tragedi 1965 Indonesia
Penulis Oky Nugraha Putra13 Oktober 2024
John Roosa dalam bukunya, Riwayat Terkubur: Kekerasan Antikomunis di Indonesia 1965-1966, memaparkan tentang pola penghilangan orang pasca peristiwa 1965.
Membicarakan Kekaburan Sejarah Tragedi 1965 dengan Penyintas, Merawat Ingatan dengan Nobar Film Eksil
Penulis R.Sabila Faza Riana 18 September 2024
Orang-orang muda saat ini berpeluang mempelajari sejarah tragedi 1965 dari beragam kacamata, tidak bersumber dari narasi tunggal yang dijejalkan suatu rezim.
Gen Z di Bandung Menyelami Sejarah Tragedi 1965 Melalui Nobar Film Eksil
Penulis Virliya Putricantika10 September 2024
Para gen Z berdiskusi sejarah Tragedi 1965 dan nobar film Eksil di SMA Negeri 3 Bandung. Sebuah upaya merawat ingatan agar tragedi serupa tak terulang kembali.
Tragedi AACC 14 Tahun Lalu, masihkah Bandung Takut pada Musik Underground?
Penulis Irfan Muhammad12 Februari 2022
Gairah anak muda Bandung pada musik amat tinggi. Kendalanya, mereka selalu menghadapi keterbatasan ruang tampil. Kendala ini dapat dilihat dari tragedi AACC.
Pemkot Bandung tak Belajar dari Tragedi Longsor Sampah Leuwigajah
Penulis Awla Rajul23 Februari 2024
Tragedi Leuwigajah yang menewaskan lebih dari 100 orang sudah berlalu hampir dua dekade. Pengelolaan sampah tidak banyak berubah.
Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan: Menggugat Militerisasi, Merawat Luka Kemanusiaan
Penulis Hery Prasetyo Laoli 2 Oktober 2024
Tragedi Kanjuruhan membuka ruang bagi pertanyaan mendasar dalam benak kita, di mana letak keadilan ketika kekuasaan yang seharusnya melindungi justru jadi ancaman?
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #53: Tragedi Kecelakaan Kereta Cicalengka dan Buruknya Transportasi Publik Kita
Penulis Nurul Maria Sisilia16 Januari 2024
Kecelakaan kereta di Cicalengka membukakan kenyataan bahwa transportasi publik kita belum merata dan saling terintegrasi dengan baik dan mudah.
Doa dari Taman Cikapayang atas Tragedi Kanjuruhan
Penulis Virliya Putricantika3 Oktober 2022
Warga memadati taman Cikapayang, Dago, untuk berdoa dan mengheningkan cipta. Tindakan represif dan penggunaan gas air mata menjadi sorotan.
Tragedi Eva Eryani dan Dehumanisasi Bandung Kota HAM
Penulis Akbar Adi Benta19 Oktober 2023
Dan yang dilakukan oleh Pemkot Bandung dalam tindakannya menggusur bedeng terakhir yang bertahan di Tamansari adalah pelanggaran atas hak asasi manusia.
Malam Renungan Dago Elos, Menolak Lupa Tragedi 14 Agustus 2023
Penulis Nabila Eva Hilfani 20 Agustus 2024
Warga Dago Elos diharapkan semakin guyub mengawal perkara penipuan dokumen tanah yang disidangkan di Pengadilan Negeri Bandung sampai menang.
Nirempati Yusril Ihza Mahendra Terhadap Korban Tragedi 1998
Penulis Iman Herdiana24 Oktober 2024
Usman Hamid: pernyataan Yusril Ihza Mahendra bukan hanya tidak akurat secara historis dan hukum tapi juga menunjukkan sikap nirempati pada korban Tragedi 1998.
Dari Bandung untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Gas Air Mata tak Sebanding dengan Air Mata Ibu
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah3 Oktober 2023
Massa solidaritas dan suporter Bandung mendesak pengusutan pelaku Tragedi Kanjuruhan. Penggunaan gas air pada warga sipil mesti dilarang.
Tragedi Kemanusiaan Palestina Menggema di Konser Musik Flower City Fest 2024
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah13 Agustus 2024
Orang-orang muda Bandung menyuguhkan warna-warni musik subkultur. Terselip protes terhadap penjajahan Palestina dan kritik atas isu-isu sosial.
Tragedi Romeo dan Juliet di Gedung Kesenian Rumentang Siang
Penulis Fitri Amanda 22 Agustus 2023
Lakon Romeo dan Juliet karya dramawan William Shakespare disajikan Teater Lima Wajah. Perseteruan dua keluarga mengorbankan anak-anak mereka.
BANDUNG HARI INI: 14 Tahun Sabtu Kelabu atau Tragedi AACC, Luka Besar Jagat Musik Bandung
Penulis Tri Joko Her Riadi9 Februari 2022
Pada 9 Februari 2008 malam, konser musik di Gedung AACC di Jalan Braga, Kota Bandung, berubah petaka. Sebelas orang remaja kehilangan nyawa akibat kehabisan oksigen.
Aktivis 1998 Ziarah ke Makam Korban Tragedi Trisakti di Bandung, Mereka Menolak Kebangkitan Orde Baru
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah6 Februari 2024
Para aktivis lintas generasi berziarah ke makam Hafiddin Royyan, mahasiswa Trisakti yang gugur di era reformasi. Amanat reformasi jangan pudar.
Memetik Pelajaran dari 18 Tahun Tragedi Longsor TPA Leuwigajah
Penulis Virliya Putricantika21 Februari 2023
Warga Kampung Adat Cireundeu menggelar ritual tabur bunga memperingati 18 tahun tragedi longsor TPA Leuwigajah. Memetik pelajaran untuk lebih bijak mengelola sampah.
Menengok Tragedi Bintaro, Kisah Terkelam Kereta Api Indonesia
Penulis Deni Yudiawan6 Januari 2024
Kecelakaan kereta api di Cicalengka membangunkan memori buruk perkeretaapian di Indonesia. Tragedi Bintaro adalah kisah terkelam sepanjang sejarah.
BUKU BANDUNG (1): Menyingkap Budaya Tionghoa Bandung melalui Sebuah Tragedi
Penulis Hernadi Tanzil23 Mei 2021
Novel Lantaran Dimadu membantu kita menyingkap budaya masyarakat Tionghoa di Bandung. Pintu masuknya: tragedi sebuah rumah tangga akibat praktik poligami.
BANDUNG HARI INI: Tragedi Kebakaran Pasar Gebedage
Penulis Awla Rajul15 Juli 2022
Pada 2018, dua kali Pasar Gebedage – yang kini dikenal surganya thrifting – mengalami kebakaran hebat. Kerugian miliaran rupiah.
PAYUNG HITAM #13: 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Keadilan Tertiup Angin
Penulis Fayyad5 Oktober 2023
Pemerintah tidak pernah serius menuntaskan penanganan Tragedi Kanjuruhan. Simpul-simpul solidaritas harus diperkuat, keadilan harus direbut.
NGALEUT BANDUNG: Tuan Tan Djin Gie, Tanah Harapan, dan Tragedi Keluarganya
Penulis Alex Ari24 Agustus 2021
Di Bandung, Tan Djin Gie sukses berniaga batik, lalu berkembang ke bidang perdagangan dan perkebunan. Tragedi keluarganya jadi rahasia umum yang banyak dikisahkan.
Menengok Kabar Warga Dago Elos Setahun Setelah Tragedi 14 Agustus
Penulis Nabila Eva Hilfani 14 Agustus 2024
Tanggal 14 Agustus 2023 tak bisa dilupakan warga Dago Elos. Penyerbuan dan gas air mata dari polisi melahirkan tragedi dan menimbulkan trauma.
Mengingat Tragedi Muram Reformasi 1998 Melalui Pertunjukkan Seni Tari di Kampus ISBI Bandung
Penulis Reihan Adilfhi Tafta Aunillah 22 Oktober 2024
Tragedi reformasi 1998 menginspirasi Tania Rosmala Dewi menciptakan seni tari 98. Penculikan ditampilkan dalam adegan terbungkus karung.
BANDUNG HARI INI: Doa Tragedi Kanjuruhan di Cikapayang, Kekerasan dan Gas Air Mata Berulang
Penulis Iman Herdiana2 Oktober 2023
Warga Bandung berbondong-bondong mendoakan korban Tragedi Kanjuruhan di Taman Cikapayang. Kekerasan dan gas air mata bukan solusi pengendalian masyarakat sipil.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (61): Kegembiraan Bermain di Dahan Pohon
Penulis T. Bachtiar8 Juni 2022
Di kampung, batang dan dahan pohon menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Pohon jambu batu yang kuat dan lentur menjadi favorit anak-anak.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (33): Bedah Rumah dan Jembatan Bambu
Penulis T. Bachtiar17 November 2021
Dalam gotong-royong, semua warga mempunyai perannya masing-masing. Datang hantaran secerek teh panas, sepiring gula merah, tape dari gaplek, dan nasi satu bakul.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (19): Kemeriahan Agustusan di Pameungpeuk
Penulis T. Bachtiar11 Agustus 2021
Jalan-jalan menjadi bersih. Pagarnya rapi dengan warna putih. Bendera berkibar-kibar. Bunga-bunga menghias gapura.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (4): Leo Penerbang Jagoan
Penulis T. Bachtiar28 April 2021
Di ketinggian, mesinnya tiba-tiba tak terdengar. Pesawat itu terlihat melayang-layang jumpalitan. Sesak sekali melihatnya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (10): Menonton Tukang Sulap itu Mengasyikkan
Penulis T. Bachtiar9 Juni 2021
Golok dari kayu itu dicat bron warna perak, lalu anak-anak bergaya seperti tukang sulap.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (40): Membuat Pisau dari Paku Besar
Penulis T. Bachtiar5 Januari 2022
Paku tak henti terus ditempa dengan batu besar di pinggir Ci Palebuh sampai gepeng, membentuk pisau selebar 1 sentimeter. Itulah pisau pertama yang saya buat!
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (52): Di Huma, Abah dan Ema Menanam Padi, Jagung, dan Singkong secara Tumpangsari
Penulis T. Bachtiar30 Maret 2022
Di huma, Abah dan Ema tidak hanya menanam padi, melainkan juga jagung dan singkong secara tumpangsari. Anak-anak selalu diajak, mulai dari menanam hingga memanen.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (25): Helikopter Herkules Mendarat di Lapangan Darmabakti
Penulis T. Bachtiar22 September 2021
Rasanya tak bosan-bosan mengagumi bentuk helikopter yang besar itu. Gagah sekali tampaknya. Kami berkhayal bisa masuk ke dalam dan melihat-lihat bagaimana isinya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (31): Mending Sakit Dikuris daripada Wajah Berod
Penulis T. Bachtiar3 November 2021
Saya harus menjadi Ketua Murid pemberani. Tidak menangis, apalagi kabur dari ruang kelas. Saya berjalan tegap ke depan kelas, menyerahkan lengan kiri untuk dikuris.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (17): Tetangga-tetangga Abah
Penulis T. Bachtiar28 Juli 2021
Cukup kaki kanan dihentakkan ke pohonnya, buah ceremai akan berjatuhan. Anak-anak lalu berebut mengambilinya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (2): Sehari Menjelang Puasa
Penulis T. Bachtiar12 April 2021
Dengan sembilu inilah anak-anak nyisit, mengerat sisa daging yang masih menempel di kulit kerbau tanpa mengiris kulitnya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (59): Ada Kata-kata yang Hanya Dimengerti oleh Orang Pameungpeuk, Ada Kata-kata yang Berbeda Makna
Penulis T. Bachtiar25 Mei 2022
Kata bodég, yang bermakna jelek, hanya dimengerti oleh orang Pameungpeuk. Diucapkan di luar desa, boleh jadi orang-orang tidak akan paham maksudnya.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (8): Nyaba ke Bandung: Bemo, Es Krim, dan Sepatu Bata
Penulis T. Bachtiar26 Mei 2021
Saya merasa serba asing, tapi sangat kagum dengan keadaan itu. Banyak sekali hal yang tidak ada di Pameungpeuk.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (38): Anak Ayam Hadiah dari Bi Oneng
Penulis T. Bachtiar22 Desember 2021
Anak ayam betina itu saya pelihara dengan sukacita. Kandangnya dibuat dengan memanfaatkan kolong rumah yang diberi pagar penghalang dari anyaman bambu yang rapat.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (50): Ragam Makanan Berbahan Dasar Beras Ketan, dari Opak, Bugis, hingga Calangaren
Penulis T. Bachtiar16 Maret 2022
Rasa gatal ketika memikul ikatan-ikatan padi ketan tidak lama terasa. Terbayang lezatnya bermacam kamanan olahan beras ketan buatan Ema, dari opak hingga bugis.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (23): Berendam di Ci Palebuh sebelum Disunat
Penulis T. Bachtiar8 September 2021
Di kampung, sunat terasa sangat menyenangkan. Dihadiahi baju dan sarung baru, disuguhi bakakak ayam bakar dan masakan lain, serta diberi uang oleh para tetangga.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (29): Pesan yang Dibawa Irama Bedug
Penulis T. Bachtiar20 Oktober 2021
Suara bedug membawa pesan. Warga memahaminya dengan mendengarkan irama pukulan bedug itu setiap hari.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (15): Perintis Usaha Makanan di Pameungpeuk
Penulis T. Bachtiar14 Juli 2021
Dua bungkus tahu yang sedang saya putarkan meliuk-liuk di atas kepala itu melayang jatuh. Semuanya tumpah berantakan!
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (45): Bakecrot, kalau Digigit, Gula di dalamnya Muncrat!
Penulis T. Bachtiar9 Februari 2022
Bagi anak-anak di kampung, tidak ada kegiatan selain bermain. Entah pagi hari sebelum kelas atau di siang terik. Yang bisa menghentikan hanyalah makanan buatan Ema.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (57): Kosakata Bahasa Sunda yang Mulai Jarang Dipakai
Penulis T. Bachtiar11 Mei 2022
Ada sekian banyak kosakata Bahasa Sunda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari warga Pameungpeuk. Garut pada tahun 1965-1970. Sekarang banyak yang hilang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (7): Ikan di Ci Palebuh Mati Diendrin!
Penulis T. Bachtiar19 Mei 2021
Ramailah orang berdatangan, tak terkecuali anak-anak. Mereka memunguti ikan mati, seperti bogo, belut, sidat, lubang, ikan mas, tawes, mujair, lele, dan udang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (64-Habis): Bernyanyi Sambil Menggoyang-goyangkan Badan
Penulis T. Bachtiar30 Juni 2022
Setiap Sabtu siang, para murid bergiliran satu per satu menyanyikan lagu di depan kelas. Kebanyakan bertema kebersihan. Ada yang senang, ada yang tegang.
Ingatan Masa Kecil 1965-1970 (36): Gembira Bermain Sarung
Penulis T. Bachtiar8 Desember 2021
Bagi anak-anak di kampung, sarung bisa jadi alat bermain, dari ninja sarung, buntut monyet, drum sarung, balon sarung, hingga bebek sarung. Semua menggembirakan!
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.
Tragedi Ledakan Sampah yang Berulang
Fotografer Prima Mulia2 September 2023
TPA Sarimukti merupakan pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami tragedi pada 2005. Ironisnya, sistem pengelolaan TPA Sarimukti masih sama dengan TPA Leuwigajah.